Ketika anak-anak menunjukkan sifat-sifat introvert, tak sedikit orangtua yang menggambarkan mereka sebagai anak-anak pemalu. Hal ini karena anak introvert yang dikenal tidak berbicara kepada orang lain, seperti anak-anak lain seusia mereka.
Namun, ketahuilah bahwa anak introvert sebenarnya tidak pemalu lho!
Sebaliknya, anak-anak introvert dapat lelah secara mental dan fisik ketika mereka bersosialisasi dan membutuhkan banyak waktu istirahat untuk mengisi ulang agar dapat bersosialisasi lagi.
Meski begitu ada hari-hari ketika anak perlu berada di lingkungan sosial, misalnya seperti kumpul keluarga, sekolah, hingga berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Sehingga penting bagi Mama, untuk mengajari anak agar ia bisa bersosialisasi dengan nyaman tanpa tekanan dan paksaan.
Berikut Popmama.com telah merangkum 10 cara mudah mengajari anak introvert untuk bersosialisasi. Yuk simak!
1. Perkenalkan anak introvert pada situasi baru secara perlahan
freepik/tirachardz
Dilansir dari Entrepreneur, sebenarnya anak-anak introvert senang bisa menerima lingkungan baru dan menjelajahinya sebelum mereka menjadi sosial.
Karena itu, tidak jarang anak-anak ini ingin mengamati apa yang terjadi di sekitar mereka sebelum berkomentar tentang situasi tersebut.
Ketika anak-anak introvert memiliki waktu untuk beradaptasi dengan tempat dan pengalaman baru, mereka akan memberikan pendapat atau mengajukan pertanyaan, yang seringkali sangat cerdik atau menggugah pikiran.
Sehingga ketika Mama ingin mengajak anak ke tempat yang mungkin memberikan situasi baru baginya, jangan lupa untuk menjelaskan pada anak kemungkinan apa yang akan terjadi di tempat tersebut.
Mama juga dapat memberitahu lokasi tempat dan suasana melalui foto atau video, sebelum benar-benar mengunjunginya.
2. Dengan bermain peran, dapat mencegah anak merasa tidak nyaman di lingkungan sosial
Freepik
Sementara sebagian besar anak bisa mudah mengambil kesempatan untuk bermain dengan orang lain seusia mereka, atau terlibat dalam kegiatan kelompok. Ini bisa menjadi situasi yang membuat anak-anak introvert tidak nyaman.
Dengan demikian, jika Mama mengetahui sebelumnya kemungkinan situasi sosial apa yang akan melibatkan anak introvertnya, situasi bermain peran dapat membuat situasi sebenarnya lebih mudah dikelola baginya.
Jika sebelumnya Mama mengenalkan lebih ke lokasi dan situasi, kali ini Mama dapat menunjukkan pada anak, kira-kira seperti apa interaksi yang muncul dalam situasi tersebut. Dan ketika ini terjadi, "baterai" internal anak mungkin tidak akan cepat habis dalam prosesnya.
3. Ajak anak untuk melakukan playdate yuk!
Freepik
Mengatur anak-anak introvert untuk melakukan playdate, mungkin tampak seperti ide yang bagus untuk orangtua.
Lagi pula, semakin banyak mereka berinteraksi dengan anak-anak lain, maka semakin mahir mereka melakukannya di masa depan, bukan?
Namun, karena playdate sebenarnya bisa membuat seorang introvert lebih pendiam, ini perlu dilakukan secara selektif agar efektif.
Dilansir dari Truity, saat mengatur tanggal bermain, Mama dapat mencari maksimal satu atau dua teman, agar tidak membebani anak yang introvert.
Lebih jauh lagi, peringatan lanjutan harus diberikan kepada anak-anak introvert bahwa playdate akan terjadi, sehingga anak memiliki waktu mempersiapkan mental untuk interaksi sosial yang akan terjadi dalam waktu dekat.
4. Libatkan anak introvert dengan aktivitas menarik
Freepik/Pvproduction
Anak-anak introvert umumnya menikmati kegiatan yang lebih tenang dan lebih lambat.
Dilansir dari Hey Sigmund, ini mungkin sulit ditemukan jika menyangkut kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Namun kegiatan yang tenang ini tetap penting untuk dilakukan, sehingga anak-anak introvert memiliki cara untuk mengekspresikan diri.
Beberapa contoh kegiatan yang dapat dinikmati oleh para anak introvert, meliputi:
Jurnal
Menulis kreatif
Yoga
Seni
Apapun kegiatan ekstrakurikuler pilihannya, membina saluran kreatif itu adalah kunci untuk perkembangan kognitif dan sosial.
Editors' Pick
5. Dorong anak untuk menumbuhkan persahabatan dekat dengan beberapa anak
Pexels/cottonbro
Dilansir dari VeryWell Mind, anak yang introvert sebenarnya tidak ingin sendirian sepanjang waktu. Karena itu, anak-anak introvert harus didorong untuk menjalin persahabatan dekat dengan beberapa anak yang mereka senangi, untuk menghabiskan waktu bersama.
Anak Introvert tidak hanya akan merasa nyaman di sekitar teman-temannya, tetapi teman-teman dekat dapat lebih mudah memahami kebutuhan anak introvert untuk mengisi ulang jika terlalu lelah dari bersosialisasi.
6. Dorong anak dengan lembut untuk keluar dari zona nyamannya
Freepik/Lookstudio
Anak introvert mungkin tidak berpikir bahwa ia akan menikmati situasi sosial tertentu karena sejumlah alasan.
Namun sesekali, Mama perlu dengan lembut mendorong anak keluar dari zona nyamannya sehingga ia dapat melihat kemampuannya. Namun ingatkan bahwa keluar dari zona nyaman tidak langsung ekstrim.
Dilansir dari IntrovertSpring, cara orang tumbuh adalah dengan sedikit keluar dari zona nyaman. Ketika introvert melakukan ini, anak bahkan mungkin menemukan aktivitas baru yang ia nikmati, yang mungkin sebelumnya belum pernah dirasakan.
Meski mungkin awalnya tidak nyaman, tetapi terkadang merasa tidak nyaman itu baik untuk semua orang, baik introvert maupun ekstrovert.
7. Berikan anak introvert keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk bersosialisasi
Freepik
Berbicara dengan orang lain, bisa jadi menakutkan bagi siapa saja, apalagi anak introvert. Dilansir dari Oprah Daily, berbicara dengan orang baru bisa mengintimidasi.
Untuk mengatasinya, Mama dapat menemukan seseorang, seperti saudara, tetangga, atau guru untuk berbicara dengan topik yang telah direncanakan, dengan anak introvert.
Baik itu minat, pertanyaan yang mudah dijawab, atau sejenisnya akan membantu mencairkan suasana.
Kemudian, jika ada anak bisa membangun hubungan dengan seseorang lebih baik, maka percakapan yang lebih mendalam dapat dilakukan.
Ini merupakan sesuatu yang lebih disukai oleh para introvert daripada sekadar percakapan permukaan.
8. Beri contoh perilaku sosial agar anak dapat mengikuti petunjuk
Pexels/Ketut Subiyanto
Jika Mama menyadari bahwa anaknya cenderung lebih introvert daripada ekstrovert, Mama perlu mencontohkan perilaku sosial yang tepat.
Sehingga anak-anak, terutama yang sedikit lebih muda, dapat mengikuti petunjuk ketika berada dalam situasi sosialnya sendiri.
Dengan cara ini, anak-anak introvert akan memiliki dasar untuk memulai ketika berbicara dengan orang lain. Ia mungkin juga akan belajar untuk mencegah baterai internalnya cepat habis saat bersosialisasi.
9. Pastikan untuk menunjukkan bahwa Mama tetap mencintai anak tanpa syarat
Freepik/yanalya
Dari sekian banyak cara yang bisa Mama lakukan untuk mengajarkan anak introvert bisa bersosialiasi, pastikan juga bahwa anak tahu bahwa Mama mencintainya tanpa syarat, dan bahwa Mama bangga dengannya, tidak peduli bagaimana ia bersosialisasi dengan orang lain.
Anak-anak introvert bisa sangat berjuang dengan harga dirinya. Jadi ia juga perlu tahu bahwa Mama menganggapnya sebagai anak luar biasa, sesering mungkin.
Untuk menggambarkan dukungan Mama, cobalah untuk menjelaskan perbedaan antara introvert dan ekstrovert kepadanya, dan bantu ia untuk memahami bahwa ada semua jenis kepribadian di dunia dan tidak ada satu pun dari mereka yang salah atau tidak diinginkan.
10. Jangan melabeli anak introvert sebagai pemalu
Freepik/Karlyukav
Perlu diingat bahwa tak semua anak pemalu itu introvert, begitu juga sebaliknya. Karena itu, hanya karena anak-anak tidak menyukai situasi sosial, bukan berarti mereka tidak boleh dicap sebagai pemalu.
Dilansir dari Inc., introvert dapat memilih untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain, namun mereka seringkali tidak mau. Sedangkan anak yang malu, menghindari bersosialisasi atau berinteraksi dengan orang lain karena takut dan cemas.
Karena itu, biarkan anak-anak introvert merangkul keinginannya untuk tidak ingin bersosialisasi sepanjang waktu.
Meskipun terkadang perlu memberikan dorongan di sana-sini, ketika anak siap, ia akan berinteraksi dengan orang lain sesuai keinginannya.
Nah itulah 10 cara mudah mengajari anak introvert untuk bersosialisasi. Melalui cara di atas, pada akhirnya anak dapat menyeimbangkan pentingnya waktu untuk bersosialisasi, dan mengetahui bahwa ia dapat kembali ke kenyamanan ruang tenangnya sendiri.