7 Cara yang Dapat Dilakukan untuk Membantu Anak Mengatasi Fobia
Tenang Ma, fobia anak dapat diatasi dengan banyak cara kok!
30 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap anak memiliki ketakutannya masing-masing, hal ini wajar ketika anak yang usianya masih cukup kecil belum dapat menerima lingkungan sepenuhnya. Mulai dari imajinasi monster dalam lemari, suara petir yang keras, kamar yang gelap, ketakutan adalah bagian dari menjadi anak-anak.
Sebagai orangtua, Mama tentunya selalu ingin membuat anak-anak merasa lebih baik. Mengajari anak-anak bagaimana mengelola ketakutan masa kecil mereka sendiri membangun kepercayaan diri dan kemandirian.
Lantas bagaimana cara membantu anak mengatasi fobianya?
Berikut ini Popmama.com telah merangkum tujuh cara yang dapat dilakukan untuk membatu anak mengatasi fobia. Baca tipsnya di bawah ini ya!
1. Bantu anak berbicara tentang apa yang membuatnya takut
Anak-anak mungkin tahu apa yang mereka takuti, tetapi mereka tidak selalu memiliki kata-kata untuk menjelaskannya. Mengajukan pertanyaan spesifik dapat membantu.
Misalnya, jika seorang anak takut pada hewan seperti anjing, Mama dapat mengatakan, “Apa yang membuat anjing menakutkan?”, "Apakah seekor anjing mengejutkanmu atau menjatuhkanmu?", "Apakah ada anjing tertentu yang kamu takuti?"
Setelah memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa yang ditakuti anak, Mama akan memiliki gagasan yang lebih jelas tentang bagaimana membantunya mengatasinya.
Beberapa ketakutan pada anak-anak yang umum adalah:
- Sendirian
- Kegelapan
- Anjing atau hewan besar lainnya
- Serangga
- Ketinggian
- Mendapatkan suntikan atau pergi ke dokter
- Suara yang tidak biasa atau keras
- Monster 'imajiner' di bawah tempat tidur, dll.
2. Mengakui ketakutan anak dan bekerja sama untuk mengatasinya
Setelah Mama tahu apa ketakutan yang mendasari fobia anak, beri tahu anak bahwa Mama memahaminya dengan serius.
“Ketika seorang anak mengatakan sesuatu yang menakutkan, ada kemungkinan besar bahwa kita sebagai orang dewasa tidak menganggapnya menakutkan,” kata Rachel Busman, PsyD, psikolog klinis di Child Mind Institute.
Namun, cobalah untuk memulai dengan memvalidasi perasaan anak. Misalnya, alih-alih "Oh ayolah, itu tidak menakutkan!" atau “Apa yang harus ditakuti?” coba katakan, "Wow, sepertinya kamu takut!" atau, "Mama tahu banyak anak khawatir tentang itu."
Setelah itu, penting untuk bergerak cepat. Mulailah berbicara tentang bagaimana Mama dapat bekerja sama untuk membantu anak mulai merasa lebih berani dan mencapai titik di mana ia mampu mengatasi rasa takutnya sendiri.
Editors' Pick
3. Mengajarkan regulasi diri atau pengaturan diri
Jadi bagaimana Mama dapat membantu anak-anak mulai merasa lebih berani? Kuncinya adalah keterampilan yang tak terlihat, yaitu regulasi diri atau pengaturan diri.
Pengaturan diri pada dasarnya adalah kemampuan untuk memproses dan mengelola emosi serta perilaku diri sendiri dengan cara yang sehat. Seringkali orang dewasa dapat melakukan regulasi diri dengan baik.
Misalnya merasakan ketakutan sesaat, namun pada akhirnya mulai meyakinkan diri sendiri bahwa sebenarnya tidak ada yang menakutkan dari ruangan gelap.
Tetapi untuk anak-anak, membangun pengaturan diri membutuhkan waktu, latihan, dan ruang untuk belajar. Ini berarti orangtua perlu sedikit membiarkan anak-anak merasakan 'ketakutannya', agar anak mampu mencari tahu sendiri bahwa tidak ada yang menakutkan dari fobianya.
4. Isi informasi yang hilang dengan banyak pengetahuan
Anak-anak yang lebih muda masih membangun bagaimana dunia bekerja. Mungkin jelas bagi Mama bahwa petir atau kilat adalah hal yang wajar ketika musim hujan. Namun bagi anak kecil, ini tidak begitu jelas.
Sehingga penting bagi Mama untuk menunjukkan pada anak seperti apa sebab-akibat dari sesuatu yang anak takuti. Jika anak takut badai, bicarakan tentang dari mana datangnya guntur dan kilat. Beri anak informasi sebanyak yang ia butuhkan untuk merasa aman.
Bahkan untuk anak yang lebih besar, semakin banyak fakta atau statistik yang ia ketahui, maka semakin sedikit kekhawatirannya.
5. Buat rencana untuk perlahan-lahan mengatasi fobia anak
Mama dapat bekerja sama dengan anak untuk menetapkan tujuan. Misalnya, jika ia biasanya membutuhkan Mama untuk duduk di kamar bersamanya sampai tertidur, Mama dapat menyetujuinya jika pada akhir pekan, ia akan mencoba mematikan lampu dan tertidur sendiri.
Setelah Mama menetapkan tujuan, bicarakan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapainya, dan bersabarlah. Misalnya, sebuah rencana mungkin:
- Malam pertama: Setuju bahwa Mama akan membacakan dua buku, mematikan lampu, menyalakan lampu tidur dan kemudian duduk di sana sampai anak tertidur.
- Malam kedua: Baca satu buku, lalu matikan lampu dan nyalakan lampu tidur. Mama akan membiarkan pintunya sedikit terbuka dan menunggunya di luar kamar.
- Malam ketiga: Baca satu buku, lalu lampu tidur menyala, dan pintu ditutup.
- Malam keempat: Baca satu buku, lalu matikan lampu tidur, dan pintu ditutup.
6. Ubah konsep ketakutan anak dengan hal-hal yang menyenangkan
Masalah dengan ketakutan yang intens adalah bahwa anak menjadi terkait dengan perasaan dan ingatan yang buruk dan kuat. Maka itu cobalah untuk merubah konsep ketakutan anak dengan memasangkannya dengan sesuatu yang menyenangkan atau santai.
Misalnya, anak takut dengan hewan anjing. Akui ini dan beri tahu itu normal, lalu arahkan kembali dengan mendorong anak untuk menonton film dengan tokoh anjing yag lucu, mewarnai gambar anjing, atau menonton video-video anjing di media sosial.
Akhirnya, ketika anak siap, Mama dapat mencoba mengajak anak ke taman kota yang umum dengan banyak hewan peliharaan. Lihatlah dari jauh bagaimana anjing-anjing bermain menangkap bola, dan kenalkan anak dengan mendekatinya secara perlahan.
Apa pun yang mengalihkan ingatan atau perasaan menakutkan anak dan menggantinya dengan sesuatu yang positif, akan membantu mengatasi fobia.
7. Tawarkan dorongan, dan bersabarlah
Akhirnya, orangtua harus ingat bahwa perubahan membutuhkan waktu, dan rasa takut adalah perasaan yang sangat kuat.
Tetap konsisten dan puji kerja keras anak: “Mama lihat kamu benar-benar berani untuk tidur di kamar sendiri. kamu hebat!”. Biarkan anak tahu bahwa Mama pikir ia bisa mengatasi ketakutannya, bahkan jika anak sebenarnya belum begitu yakin.
Mengatakan hal-hal seperti, "Kamu sangat berani!" dapat membantu anak merasa lebih percaya diri.
Anak-anak, terutama yang lebih kecil, mungkin perlu beberapa kali mencoba sebelum semuanya menjadi sempurna, jadi jangan menyerah jika anak masih meminta Mama untuk menemaninya di kamar atau menyalakan lampu tidur bahkan setelah Mama mulai membangun keberanian.
Nah itulah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi fobia pada anak. Penting untuk diingat bahwa tujuan awalnya adalah bukan untuk sepenuhnya menghilangkan ketakutan atau fobia anak, tetapi untuk membuatnya lebih mudah dikelola atau dikurangi.
Ajari anak bahwa hidup tidak seseram yang terasa atau terlihat, dan selalu ingatkan bahwa ia memiliki kemampuan luar biasa untuk mengatasinya, bahkan walaupun mungkin kesulitan pada awalnya.
Bacajuga:
- Apakah Fobia yang Dimiliki Orangtua dapat Menurun pada Anak?
- 7 Fobia Unik yang Umum Dimiliki oleh Anak Balita
- Kenali Hematophobia, Fobia Darah pada Anak