Childhood Absence Epilepsy, Jenis Epilepsi yang Sering Menyerang Anak
Gejala melamun yang sering disalahartikan oleh orangtua
22 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mungkin Mama sering mendengar penyakit Epilepsi, namun jarang mendengar jenis yang satu ini. Yup, Childhood Absence Epilepsy (CAE) sebenarnya merupakan jenis epilepsi yang sering terjadi pada anak-anak.
Gejalanya pun sendiri berbeda dengan epilepsi pada umumnya. Angka kejadian CAE sendiri cukup tinggi, yaitu mencapai 10-17 persen dari seluruh epilepsi yang dialami oleh anak-anak.
Mengenal gejala CAE sangatlah penting, terutama bagi para orangtua. Karena, anak yang menderita CAE dapat mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran.
Berikut ini Popmama.com akan membahas gejala dan penyebab CAE yang penting untuk dipahami:
1. Jenis epilepsi yang paling sering timbul, mencakup 10-17 persen epilepsi pada anak
Menurut jurnal Neurona tahun 2014, CAE atau yang dikenal juga dengan Pyknolepsy, merupakan epliepsi pada anak yang paling sering timbul, mencakup 10-17 persen epilepsi pada anak.
Definisi CAE menurut International League Against Epilepsi (ILAE) tahun 1989, CAE timbul pada anak usia sekolah dengan predisposisi genetik yang kuat.
Kasusnya lebih sering terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada tahun 2005, ILAE menambahkan kriterai CAE, yaitu usia antara 4-10 tahun, dengan puncaknya antara 5-7 tahun.
2. Penyebab CAE sendiri yang kebanyakan dari faktor genetik
Menurut keterangan dari Epilepsi Foundation, penyebab CAE sendiri kebanyakan dari faktor genetik. Namun, kebanyakan anak dengan CAE tidak memiliki hasil abnormal pada pengujian gen epilepsi tertentu.
Sekitar 1 dari 3 keluarga anak dengan CAE, melaporkan tidak adanya kasus epilepsi dalam keluarga. Namun, kakak atau adik kandung dari anak yang memiliki CAE, memiliki peluang 1:10 untuk mengembangkan jenis epilepsi ini.
Editors' Pick
3. Gejalanya adalah berupa melamun atau bengong selama beberapa detik saat kejang terjadi
Gejala CAE sering muncul dan hilang secara tiba-tiba. Gejalanya dapat muncul beberapa kali sehari, bahkan bisa sampai puluhan hingga ratusan kali. Gejalanya adalah berupa melamun atau bengong selama beberapa detik saat kejang terjadi.
Ini busa terjadi hingga 100 kali per harinya. Karena kejang bisa terlihat seperti melamun, itulah mengapa gejala ini bisa sering tidak disadari. Seringkali CAE salah terdiagnosis sebagai Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD.
Kejang bisa terjadi secara tiba-tiba di tengah aktivitas dan bisa mendadak berhenti. Dalam satu kesempatan, anak bisa mengalami ini:
- Terlihat seperti melamun selama 3-15 detik
- Padangan terlihat seperti melihat ke atas
- Tidak menyadari apa yang terjadi selama kejang
- Kembali beraktivitas normal setelah kejang dan tidak menyadari kejang tersebut
Beberapa anak juga bisa berkedip berkali-kali, menggigit bibir, atau menggosok kedua tangan. Ini disebut sebagai automatisms. Ekspresi wajah anak juga bisa hilang secara tiba-tiba. Saat terjadi kejang, biasanya anak menjadi tidak responsif terhadap sentuhan ataupun suara.
4. Perbedaan CAE dengan melamun biasa yang sering dianggap sama
Menurut buku Pellock’s Pediatric Epilepsi: Diagnostic and Treatment, Kejang pada CAE sering dikira sebagai melamun biasa, padahal melamun biasa berkaitan dengan kebosanan.
Dan biasanya anak yang melamun tetap akan tetap responsif terhadap suara atau dari sentuhan.
5. Pengobatan dan perawatan CAE yang umumnya direkomendasikan oleh dokter
Tidak semua obat anti epilepsi dapat diberikan pada anak dengan CAE. Nyatanya, ada beberapa jenis obat seperti Vigabatrin dan Tiagabin, yang justru memicu terjadinya CAE.
Obat anti epilepsi yang diberikan pada anak dengan CAE, umumnya adalah Etosuksimid, Asam Valproate, dan Lamotrigin.
Biasanya, dokter akan memberikan salah satu dari obat tersebut sebagai terapi. Namun, jika gejala sudah semakin parah, maka dokter mungkin akan mengkombinasikan beberapa jenis obat tertentu.
6. Komplikasi yang terjadi pada anak yang mengidap penyakit CAE
Walaupun CAE relatif jarang menimbulkan komplikasi, tetapi bukan berarti tidak bisa terjadi. Bentuk komplikasi yang paling mungkin terjadi adalahh kesulitan untuk mengikuti pelajaran.
Selain itu, meski sebagian besar kasus CAE pada akhirnya akan sembuh saat anak beranjak remaja, tetapi sebagian kecil kasus CAE dapat berkembang menjadi jenis epilepsi yang lain, seperti Juvenile Myoclonic Epilepsy pada akhir amsa remaja atau pada awal masa dewasa anak
Walaupun jarang terjadi, tetapi CAE juga bisa menyebabkan komplikasi berupa ADHD, depresi, dan kecemasan pada anak.
Itulah hal-hal seputar Childhood Absence Epilepsy yang perlu Mama pahami, jenis epilepsi yang sering terjadi pada anak. Semoga bermanfaat informasinya ya Ma!