9 Ciri-Ciri Mata Rabun Jauh atau Miopia pada Anak
Jangan dibiarkan ya Ma, karena minus anak bisa bertambah
27 Januari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah anak mama sering mengeluh sakit kepala saat membaca atau menyaksikan televisi yang jaraknya jaruh? Jika iya, mungkin anak mengalami miopia, atau yang dikenal rabun jauh dan mata minus.
Kondisi ini merupakan gangguan penglihatan yang menyebabkan objek jarak jauh yang terlihat buram, namun anak bisa melihat dengan jarak yang lebih dekat. Tak hanya terjadi para orang dewasa saja, rabun jauh juga bisa terjadi pada anak, bahkan di bawah usia 10 tahun.
Untuk mengatasi mata minus, anak dapat menggunakan kacamata dengan lensa minus. Namun, bagaimana agar Mama bisa mengenali kondisi ini pada anak?
Kali ini Popmama.com akan membahas 9 ciri-ciri rabun jauh atau miopia pada anak.
Yuk simak informasinya di bawah ini!
1. Sering menggosok mata
Anak yang menderita miopia atau rabun jauh umumnya tidak nyaman ketika melihat objek dengan jarak jauh. Jika anak mama belum pernah melakukan pemeriksaan mata sehingga belum berkacamata, ia cenderung sering menggosok matanya saat mencoba melihat objek di kejauhan.
Ketika anak lebih sering menggosok matanya, Mama bisa bertanya padanya apa yang dirasakan, apa yang ia lihat, mengapa ia sering melakukan hal tersebut, dan apa yang mengganggunya. Menggosok mata bisa menjadi ciri-ciri mata anak yang lelah ketika melihat objek jarak jauh.
2. Tidak menyadari keberadaan objek yang jaraknya jauh
Kondisi mata minus juga membuat anak seringkali tidak sadar keberadaan objek tertentu yang jaraknya jauh. Contohnya, tanpa sadar anak sering duduk terlalu dekat dengan layar televisi, atau suka membaca buku terlalu dekat.
Jika anak sering melakukan hal ini, maka ia tidak tahu jika dirinya menderita miopia. Namun ketika sudah diberikan kacamata minus yang sesuai kebutuhannya, anak menjadi sadar keberadaan objek yang jauh tersebut.
3. Mengeluh susah melihat benda yang jauh
Ciri-ciri yang sudah pasti membuat Mama yakin anak menderita mata minus adalah, anak sering mengeluh susah melihat benda-benda yang jauh. Hal ini terjadi jika minus anak yang sudah terlalu tinggi.
Hindari menunda pemeriksaan di dokter mata, karena jika dibiarkan berisiko memperburuk mata minus yang dialami anak.
Editors' Pick
4. Sering mengeluh sakit kepala
Anak yang menderita rabun jauh, memiliki mata yang harus bekerja lebih keras terus-menerus agar dapat melihat objek jauh dengan jelas. Hal ini membuat anak sering mengalami sakit kepala. Mata yang lelah juga perlu istirahat.
Jika dipaksakan terus bisa menimbulkan gejala sakit kepala, dan jika sakit kepala ini terus dibiarkan maka bisa mengganggu aktivitas anak, khususnya ketika anak melakukan aktivitas yang harus melihat objek dari jauh, seperti berolahraga.
5. Menyipitkan atau memicingkan mata saat melihat jarak jauh
Apakah Mama suka memerhatikan anak yang memicingkan atau menyipitkan mata saat menonton televisi? Jika iya mungkin anak mama menderita miopia. Sering menyipitkan mata, sebenarnya dapat membantu anak lebih fokus untuk melihat objek yang jauh.
Bahkan seringkali juga disertai dengan memajukan wajah atau berjalan mendekati objek tersebut. Sedangkan mungkin Mama atau anggota keluarga yang lain tidak terganggu ketika melihat objek jarak jauh yang sama.
Jika dibiarkan, anak bisa berisiko terkena gangguan kesehatan mata lainnya seperti sering berkedip.
6. Frekuensi mengedipkan mata yang meningkat
Sehubungan dengan ciri-ciri sebelumnya, anak yang menderita miopia sering merasakan pegal atau mata lelah, hal ini membuatnya sering mengedipkan mata. Selain pegal dan lelah, mengedipkan mata juga membantu anak memperjelas dan mempertajam penglihatannya.
Ketika Mama memerhatikan anak sering mengedipkan mata, maka segera konsultasikan ke dokter mata agar anak bisa mendapatkan kacamata yang disesuaikan dengan tingkat minusnya.
7. Sulit melihat di malam hari atau di ruangan gelap
Anak mungkin merasa pandangannya normal pada saat pagi sampai siang hari, namun ketika mulai gelap ia sering tidak bisa melihat objek dengan jelas. Khususnya ketika anak belajar dengan kondisi kamar yang tidak terlalu terang di malam hari.
Untuk kasus ini, anak mungkin terkena night myopia atau rabun senja, kondisi mata minus ini hanya terjadi saat sudah malam atau dalam kondisi gelap. Umumnya, tajamnya mata anak yang menderita night myopia tergantung dari cahaya lingkungan di sekitarnya.
8. Tidak fokus belajar di sekolah hingga prestasi menurun
Saat masuk sekolah, anak yang menderita miopia mungkin mengalami kesulitan belajar saat duduk di barisan tengah atau di belakang. Hal ini terjadi karena anak tidak bisa fokus melihat ke pelajaran atau presentasi di depan.
Selain itu miopia terkadang juga membuat anak keliru melihat tulisan di papan tulis, sehingga anak bisa salah menulis bagian pelajaran yang penting. Sayangnya, gangguan ini membuat anak jadi tertinggal atau sulit mengikuti pelajaran di sekolah karena pandangannya yang buram.
Ketika Mama melihat nilai atau prestasi anak yang menurun, jangan langsung dimarahi ya! Coba tanyakan pada anak apa penyebab yang mengganggunya, mungkin ia akan mengatakan penglihatannya yang buram.
9. Sering terjatuh atau menabrak benda-benda disekitarnya
Ciri-ciri terakhir yang dapat mama perhatikan adalah, anak menjadi sering terjatuh atau menabrak benda disekitarnya. Dapat dipastikan bahwa kondisi ini disebabkan akibat pandangan anak yang buram dan sulit mendeteksi apa yang ada di depannya.
Nah itu dia Ma, 9 ciri-ciri anak rabun jauh atau miopia. Jika Mama melihat salah satu atau beberapa ciri-ciri di atas pada anak, jangan ragu untuk membawa anak ke optik atau dokter mata, agar mata dapat segera diperiksa dan mendapatkan kacamata yang sesuai dengan tingkat minusnya.
Baca juga:
- 7 Cara Mengobati Mata Minus pada Anak Secara Alami
- Pertolongan Pertama Saat Anak Cedera Mata
- Jangan Salah Pilih! 7 Rekomendasi Obat Tetes Mata untuk Anak