5 Daftar Sekolah yang Didirikan Oleh Pahlawan Nasional
Salah satu bentuk perjuangan pahlawan Indonesia
14 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat ini, mendapatkan pendidikan dapat dengan mudah, dengan adanya berbagai sekolah seperti sekolah negeri dan sekolah swasta yang tersedia dari jenjang SD, SMP, SMP, bahkan hingga perguruan tinggi, seharusnya dapat anak syukuri.
Karena dahulu, masyarakat di Indonesia tidak bisa lho dengan mudahnya mendapat pendidikan. Namun, berkat pahlawan pendidikan Indonesia, kini anak mampu menimba ilmu setinggi mungkin.
Salah satu bentuk perjuangan dari para pahlawan pendidikan ini adalah dengan mendirikan sekolah. Sekolah apa saja ya, Ma?
Berikut ini Popmama.com akan membahas 5 sekolah yang didirikan oleh pahlawan pendidikan Indonesia. Berikut di antaranya!
1. Ki Hajar Dewantara - Sekolah Taman Siswa
Sekolah Taman Siswa merupakan lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tahun 1922 di Yogyakarta.
Ia mendirikan sekolah ini agar masyarakat Indonesia bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Karena, pada zaman dahulu hanya para kaum bangsawan yang bisa bersekolah.
Saat Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara pun diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia, yang kini disebut sebagai Menteri Pendidikan berkat jasanya memajukan pendidikan bangsa. Kini, hari kelahirannya diperingati sebagai Hati Pendidikan Nasional Indonesia.
Sekolah Taman Siswa sendiri berpusat di Balai Ibu Pawiyatan, Jalan Taman Siswa, Yogyakarta. Sekolah ini juga sudah mempunyai 129 sekolah cabang di seluruh Indonesia.
Editors' Pick
2. Ernest Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi - Ksatrian Instituut
Ksatrian Instituut merupakan nama sekolah dan yayasan yang didirikan oleh Ernest Douwes Dekker atau yang dikenal sebagai Danudirja Setiabudi.
Ia adalah tokoh pahlawan nasional dengan darah campuran Belanda, Jerman, Perancis, dan Jawa. Berbeda Eduard Douwes Dekker atau Multatuli, Ernest merupakan cucu dari adik Eduard Douwes Dekker.
Sekolah tersebut didirikan pada tahun 1924 di Bandung, agar para murid dari Indonesia, Tionghoa, hingga Indo-Eropa dapat menempuh pendidikan dasar. Selanjutnya pada tahun 1932, Ksatrian Instituut mendirikan Moderne Middelbare Handels School atau sekolah pendidikan menengah perdagangan.
Sejak 1941, Ernest tidak lagi mengelola Ksatrian Instuut karena ia dituduh sebagai mata-mata, ia pun mendapatkan hukuman penjara dan pengasingan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Ia akhirnya meninggal pada 1950. Setahun sebelumnya, Ksatrian Instituut berubah menjadi SMP Negeri 1 Bandung.