Diskalkulia pada Anak: Jenis, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Kesulitan saat belajar matematika, apakah anak memiliki gangguan diskalkulia?
11 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kemampuan mental pada anak-anak adalah topik yang sudah diperbincangkan sejak lama. Ini termasuk ketidakmampuan karena masalah kesehatan mental dan kewajiban belajar, yang secara individu atau kolektif berkontribusi pada ketidakcukupan kemampuan anak dalam menjalani aktivitas.
Diskalkulia merupakan salah satu gangguan yang telah ada sejak lama kondisi ini menjadi populer diperbincangkan dan penting diketahui oleh orangtua dan guru. Diskalkulia adalah ketidakmampuan belajar yang memengaruhi anak dalam melakukan perhitungan aritmatika.
Namun, tak semua anak yang sulit belajar matematika memiliki diskalkulia. Untuk membantu Mama mengetahui apakah anak memiliki diskalkulia atau hanya kesulitan belajar, kali ini Popmama.com telah merangkum informasi selengkapnya di bawah ini.
Yuk simak!
1. Apa itu diskalkulia?
Dilansir dari Parenting Firstcry, diskalkulia adalah ketidakmampuan belajar yang mempengaruhi cara anak dalam melakukan perhitungan aritmatika. Ini juga dikenal sebagai diskalkulia matematika yang mengacu pada ketidakmampuan anak dalam memahami matematika, konsepnya, dan angka.
Akibatnya, dapat menyebabkan kecemasan dan ketidaktertarikan pada subjek yang menimbulkan gangguan belajar. Hingga saat ini belum ada cukup penelitian apakah diskalkulia berhubungan dengan kesehatan mental.
Diperkirakan ada 5-10 persen dari populasi dipengaruhi oleh diskalkulia, dengan mitos umum bahwa anak laki-laki lebih baik dalam matematika daripada anak perempuan, sehingga mereka cenderung lebih rentan terhadapnya.
Namun faktanya adalah, gangguan tersebut dapat memengaruhi anak laki-laki dan perempuan secara setara. Terlebih lagi gangguan ini tak memiliki batasan usia, sehingga dapat terjadi pada semua usia
2. Jenis-jenis diskalkulia
Menurut sebuah penelitian dan studi ekstensif, ada enam jenis diskalkulia telah diidentifikasi, yaitu sebagai berikut:
Diskalkulia verbal
Diskalkulia verbal mengacu pada kesulitan dalam memahami bahasa lisan. Ini termasuk ketidakmampuan anak untuk menulis angka atau persamaan yang diucapkan kepadanya. Anak juga cenderung memiliki masalah penamaan sinyal operasional.
Diskalkulia praktognostik
Anak dengan gangguan ini mengalami kesulitan menerapkan prinsip matematika sederhana, seperti membandingkan kuantitas atau ukuran dua benda.
Diskalkulia leksikal
Ini adalah kebalikan dari diskalkulia verbal. Anak dengan gangguan ini mengalami kesulitan membaca simbol matematika seperti tambah dan kurang. Ia juga tak dapat membaca operasi matematika ketika ditampilkan dalam bentuk visual.
Diskalkulia grafis
Tak seperti diskalkulia leksikal, gangguan ini menyebabkan kesulitan dalam menulis operasi numerik dan matematika. Dalam hal ini, seseorang anak tidak dapat menemukan konsep matematika jika dalam bentuk tertulis.
Diskalkulia diagnostik
Diskalkulia diagnostik berkaitan dengan ketidakmampuan anak dalam mengingat konsep aritmatika sebelumnya. Akibatnya, ini menyebabkan kesulitan dalam pemahaman.
Diskalkulia operasional
Bentuk diskalkulia ini menyebabkan anak kesulitan dalam menafsirkan simbol operasional dan artinya
Editors' Pick
3. Penyebab umum gangguan diskalkulia
Menurut sebuah penelitian di Selandia Baru, diskalkulia dapat terjadi karena berbagai alasan yang berbeda dari setiap individu. Dalam kebanyakan kasus, penyebabnya mungkin tidak terlihat. Meski begitu, berikut ini adalah tiga penyebab umum gangguan ini:
Perkembangan otak
Diskalkulia yang disebabkan oleh perkembangan otak dikenal sebagai diskalkulia perkembangan, ini terjadi akibat kesenjangan antara bagian struktural dan fungsional otak, yang menjadi salah satu penyebab utama gangguan ini.
Latar belakang genetik
Dalam hal ini, faktor keturunan memainkan peran penting. Memiliki latar belakang keluarga dengan gangguan diskalkulia, membuat anak lebih mungkin untuk memilikinya juga.
Faktor lingkungan
Penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan juga dapat berperan dalam gangguan ini. Misalnya, janin mungkin terpapar alkohol atau obat-obatan oleh ibu selama kehamilan.
4. Tanda dan gejala diskalkulia
Gejala diskalkulia bervariasi dari setiap orang dan beberapa anak mungkin mengembangkan kondisi ini di prasekolah, sementara yang lain mungkin mendapatkannya di kemudian hari. Banyak ahli percaya bahwa bahkan jika gangguan itu ditemukan kemudian, itu sudah ada sejak masa kanak-kanak.
Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala diskalkulia:
- Masalah dengan menghitung angka, baik lisan maupun tulisan
- Mengalami kesulitan mengingat konsep matematika sebelumnya atau kesulitan dalam mengingat aritmatika dasar
- Lambat dalam melakukan perhitungan
- Mengalami peningkatan kecemasan saat harus berhubungan dengan pelajaran aritmatika
- Mengalami kesulitan melacak waktu
- Tidak dapat memahami bahkan persamaan matematika yang paling sederhana
- Tidak dapat membaca nilai numerik atau nilai operasional
- Menggunakan jari untuk menghitung sederhana atau kesulitan dalam menghitung mundur
- Kurangnya koordinasi dan gerakan dalam keterampilan motorik
5. Proses diagnosa diskalkulia pada anak
Terkadang ketika anak memiliki gangguan lain yang tumpang tindih, sulit untuk mendiagnosis diskalkulia. Karena ada perbedaan antara anak yang tidak tertarik pada matematika, dengan anak yang memiliki gangguan ini. Oleh karena itu, diagnosis yang tepat sangat penting.
Berikut adalah beberapa proses diagnosa diskalkulia yang bisa dilakukan:
Mengunjungi dan berkonsultasi dengan dokter
Ketika Mama memiliki sedikit kecurigaan, Mama harus segera mengunjungi dokter anak. Dokter mungkin akan bertanya seputar riwayat keluarga dan juga apa tanda-tanda yang sudah terlihat selama proses pembelajaran. Dari langkah ini, dokter akan menentukan apakah ada kondisi medis lain yang mendasarinya.
Mengevaluasi teknik
Selanjutnya dokter mungkin akan merujuk ke spesialis pembelajaran yang terlatih. Spesialis ini akan melakukan serangkaian tes observasi. Anak dapat dirujuk ke psikolog anak atau tim profesional yang akan melakukan tes evaluasi yang diperlukan.
6. Perawatan dan pengobatan yang diperlukan untuk mengatasi diskalkulia pada anak
Ada beberapa strategi medis yang tersedia untuk anak-anak dan orang dewasa yang memiliki masalah dengan gangguan diskalkulia. Sayangnya tak dapat dipastikan bahwa perawatan dan pengobatan ini dalam menghilangkan diskalkulia pada anak, namun dapat mengurangi dampak yang dirasakan.
Perawatan dan pengobatan yang dilakukan sejak dini, dapat membantu keberhasilan mengatasi diskalkulia pada anak. Berikut adalah beberapa perawatan dan pengobatan yang bisa dilakukan:
Memperkenalkan teknik instruksi multi-indera
Ini termasuk menggunakan sensor yang berhubungan dengan penglihatan, sentuhan, gerakan, dan pendengaran. Dengan menghubungkan objek atau tindakan ke simbol atau angka, untuk memperkuat konsep.
Menggunakan teknologi bantu
Ada beragam alat dan aplikasi yang tersedia untuk mengajarkan anak matematika. Orangtua dapat menggunakannya untuk membantu anak berlatih di rumah.
Melakukan permainan DIY
Menambahkan permainan papan ke kegiatan akhir pekan anak dapat bermanfaat. Selain itu, melacak kemajuan anak di catatan dapat membantu menyesuaikan perawatan dengan kebutuhan anak.
Konsultasikan dengan psikolog
Sebelum berasumsi tentang kondisi anak, selalu konsultasikan dengan profesional. Dokter akan melakukan tes evaluasi untuk menentukan akar penyebab masalah anak.
Mengunduh permainan bertema memori
Mengunduh teka-teki atau permainan memori di ponsel cerdas menjadi salah satu cara untuk mengatasi gangguan ini. Cara lainnya adalah meminta anak untuk menuliskan semuanya saat ia membacanya. Karena ia mungkin akan cenderung melupakan hal-hal yang dilihatnya.
Menerima batasan
Jika kondisi ini menyebabkan Mama frustasi, kewalahan, dan penuh cemas, ketahuilah bahwa ini akan membebani diri sendiri, dan menyebabkan masalah kesehatan yang menyerang Mama. Sebaliknya, cobalah untuk menerima kondisi anak dan santai. Anak mungkin memiliki gangguan, tetapi itu tidak berarti akhir dari jalan.
7. Cara mendukung anak dengan gangguan diskalkulia
Orangtua, keluarga, dan guru harus memahami bahwa anak yang menderita diskalkulia membutuhkan dukungan ekstra. Ini akan membantunya agar berhasil di bidang akademik dan mengelola masalahnya.
Sebagai orangtua, Mama memainkan peran penting dalam membantu anak melewati permasalahan ini dengan cara berikut:
Menerapkan alat yang tepat
Kertas grafik dan kalkulator adalah beberapa contoh alat yang berguna. Jam alarm dapat membantu melacak waktu. Aplikasi atau game berbasis matematika dapat membantunya melihat cara kerja konsep matematika.
Mengelola kecemasan
Diskalkulia menjadi gangguan matematika pada anak, yang dapat membuatnya sulit dalam belajar. Akibatnya, ia bisa menjadi cemas. Dalam situasi ini, orangtua harus menenangkan anak dan mengajari cara untuk mengatasinya. Jangan lupa untuk memuji kerja keras dan upaya anak, terlepas dari nilai yang diterima.
Meningkatkan harga diri
Seorang anak mungkin tidak mengerti mengapa ia lebih lambat dari teman-temannya dalam mata pelajaran tertentu. Tekanan teman sebaya dapat menyebabkan anak mengalami stres dan menurunkan kepercayaan dirinya. Bantu anak untuk fokus pada kekuatannya, daripada memikirkan hal-hal negatif. Katakan Mama bangga padanya dan akan ada di sana untuk mendukungnya.
Konsultasikan dengan ahlinya
Ambil bantuan seorang ahli untuk membimbing anak dengan studinya. Spesialis pendidikan memiliki tingkat pengalaman dalam kasus ini. Mereka akan membantu anak untuk mempelajari konsep matematika di lingkungan yang tidak membuat stres.
Itulah beberapa informasi seputar diskalkulia yang perlu orangtua ketahui. Diskalkulia bagi anak yang memilikinya terlihat seperti bahasa asing, yang menantang otaknya untuk memahaminya.
Dengan mengikuti tips ini, Mama dapat membantu anak dengan diskalkulia untuk mengurangi gejalanya. Tetapi jika Mama curiga anak mengalami salah satu gejala di atas, penting untuk mencari bimbingan dari spesialis.
Baca juga:
- Kanker Osteosarkoma pada Anak: Gejala dan Pengobatannya
- Gejala Tipes pada Anak dan Kaitannya dengan Covid-19
- Jangan Sampai Terlambat, Kenali Gejala DBD pada Anak