5 Dongeng Hewan Populer dari Jepang, Baca untuk Anak Yuk!
Semuanya dongengnya memiliki pesan yang bisa menjadi pembelajaran hidup anak lho!
8 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama pasti telah mengetahui bahwa setiap negara memiliki beragam dongeng yang beredar di wilayahnya.
Misalnya saja Indonesia yang memiliki berbagai judul dongeng, seperti Malin Kundang, Tangkuban Perahu, dan Kisah Kancil dan Buaya. Sama halnya seperti Indonesia, Jepang juga memiliki beragam dongeng yang tersebar di kalangan masyarakat sana.
Dongeng asal Jepang juga tak hanya bertokoh manusia lho! Ada yang memiliki tokoh makhluk legenda, dewa, ataupun binatang.
Jika Mama ingin membacakan dongeng untuk anak, ada beberapa dongeng asal Jepang yang mengusung hewan sebagai tokoh ceritanya.
Berikut Popmama.com telah merangkum 5 dongeng hewan populer dari Jepang, baca untuk anak yuk!
1. Nezumi ni Damasareta Neko (Kucing yang ditipu oleh tikus)
Dongeng berjudul 'Nezumi ni Damasareta Neko (kucing yang ditipu oleh tikus)' ini, menceritakan alasan mengapa kucing tak termasuk di antara ke-12 shio.
Bagi anak yang belum tahu, shio adalah 12 hewan yang mewakili tahun, bulan, dan jam tertentu dalam astrologi Tionghoa.
Seperti tikus, kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi. Dari ke-12 binatang shio, kucing menjadi salah satu binatang yang tidak termasuk di dalamnya.
Awalnya dongeng ini menceritakan para binatang yang dipanggil oleh dewa untuk berkumpul dan diperintahkan untuk datang menemui-Nya di gunung pada tanggal 1 Januari.
Binatang yang datang paling pertama akan menjadi pemimpin selama satu tahun tersebut. Ketika para binatang tengah berkumpul, kucing malah tertidur dan tak mendengarkan perintah dewa.
Kucing bertanya pada tikus kapan mereka harus menemui dewa, namun tikus menipunya dengan menjawab pada tanggal 2 Januari. Hal itu membuat kucing terlambat datang menemui dewa dan akibatnya ia tidak bisa menjadi ke-12 binatang shio.
Sementara itu, tikus menjadi binatang yang pertama datang karena diam-diam naik ke punggung kerbau yang berangkat sejak malam hari. Ia pun menjadi pemimpin pada satu tahun tersebut.
Cerita ini memiliki pesan moral bahwa kita tidak boleh berbohong, karena itu bisa merugikan orang lain.
Editors' Pick
2. Tsuru no Ongaeshi (Balas budi burung bangau)
Dongeng ini bercerita tentang seekor burung bangau yang ditolong oleh kakek dari perangkap dan menjelma menjadi seorang gadis untuk membalas kebaikan sang kakek.
Bangau tersebut hidup di rumah sepasang kakek dan nenek. Ia pun berpesan agar tidak melihat ke dalam kamarnya. Setiap harinya, bangau tersebut menenun kain untuk kakek jual di pasar. Tak disangka, kain tenunan bangau terjual dengan harga yang mahal.
Merasa sudah cukup, kakek dan nenek meminta agar bangau berhenti menenun, namun bangau ingin menenun kain untuk terakhir kalinya.
Ketika bangau menenun kain di dalam kamarnya, kakek dan nenek lupa dengan permintaan bangau dengan mengintip ke dalam kamarnya. Mereka terkejut karena gadis yang tinggal bersama mereka ternyata bangau yang kakek tolong.
Karena jati dirinya sudah terbongkar, bangau tak bisa lagi tinggal bersama mereka, lalu pergi dari rumah kakek dan nenek.
Nah cerita yang satu ini memiliki pesan moral, bahwa dengan bersikap peduli untuk membantu orang lain, kebaikan tersebut suatu saat akan mendapatkan balasan yang setimpal.
3. Kachi Kachi Yama (Gunung klak klak)
Judul 'kachi kachi' merujuk pada suara dua buah batu diadu.
Dua buah batu itu digunakan oleh karakter kelinci untuk menyalakan api dan membakar kayu bakar yang tengah dipikul oleh rakun nakal yang suka merusak kebun temannya kelinci yaitu, seorang kakek dan melukai nenek.
Menyadari kayu bakar yang ia pikul terbakar, rakun segera melepaskannya dan lari kalang kabut. Hal itu dilakukan kelinci untuk membalas perbuatan jahat rakun.
Kelinci kembali menjahili rakun dengan mengolesi pasta cabai pada mata rakun dan membuat rakun tenggelam karena menaiki perahu yang terbuat dari lumpur saat mereka berdua akan menangkap ikan. Rakun yang tidak bisa berenang meminta tolong pada kelinci.
Setelah kelinci menolongnya, rakun meminta maaf pada kakek dan nenek atas perbuatannya. Namun ada versi lain yang berbeda pada akhir dongeng, yaitu kelinci tidak menolong rakun dan membiarkannya tenggelam.
Selain mengajarkan anak untuk meminta maaf setelah melakukan kesalahan, anak juga bisa belajar bahwa dengan berbuat nakal dan jahil, itu bisa menimbulkan kerugian pada orang lain, sehingga membuat mereka tidak ingin berteman lagi dengannya.
4. Nezumi no Yomeiri (Pernikahan seekor tikus)
Nezumi no Yomeiri menceritakan tentang orangtua tikus yang berusaha mencarikan pasangan yang hebat untuk putrinya.
Hal ini membuat keluarga tikus mendatangi matahari yang memiliki cahaya paling terang dan menawarkannya menjadi menantu mereka. Namun, tawaran mereka ditolak karena matahari beranggapan awan yang bisa menghalangi cahayanya lebih kuat.
Kemudian, mereka pun mendatangi awan dengan maksud yang sama, tapi tawaran mereka ditolak. Mereka pun beralih ke tempat angin yang kekuatannya melebihi awan, namun tawaran mereka ditolak kembali.
Lalu, mereka mendatangi dinding yang menurut angin lebih kuat daripada dirinya, namun lagi-lagi tawaran mereka ditolak. Dinding menolak karena menurutnya tikus lah yang paling kuat karena dapat mengigit tubuhnya yang keras.
Keluarga tikus terkejut, karena mereka tak menyangka bahwa mereka lah makhluk yang paling kuat. Akhirnya, putri mereka pun menikah dengan tikus pekerja yang tinggal di samping mereka dan berakhir bahagia.
Pesan moral yang didapatkan dari cerita ini adalah, bahwa setiap manusia memiliki kelebihannya masing-masing. Meskipun ada orang lain memiliki kelebihan, kita juga perlu melihat potensi dan kelebihan yang kita miliki dan mengembangkannya menjadi positif.
5. Hanayome ni Narisokoneta Neko (Kucing yang gagal menjadi pengantin)
Diceritakan pada zaman dahulu ada seekor kucing yang ingin menjadi pengantin layaknya manusia dan memohon pada dewi Buddha untuk mengabulkan permintaannya.
Dewi Buddha mengabulkan permintaan tersebut dan mempertemukan kucing yang telah menjelma menjadi manusia dengan seorang pemuda. Mereka berdua pun memutuskan untuk menikah.
Hari pernikahan mereka pun tiba. Rombongan keluarga pengantin perempuan, yaitu sang kucing, sebenarnya semuanya adalah kucing yang menjelma menjadi manusia.
Awalnya semua berjalan dengan lancar, namun tiba-tiba saja ada tikus yang muncul, membuat naluri pengantin perempuan sebagai kucing pun muncul dan mengejar tikus itu.
Semua kucing yang menyamar pun kembali ke wujud aslinya. Kucing itu akhirnya gagal menjadi seorang pengantin.
Dongeng ini memiliki pesan moral yang serupa dengan dongeng sebelumnya, bahwa kita harus menghargai kelebihan dan kekurangan diri kita sendiri. Karena menutupi kekurangan itu sama saja dengan membohongi diri sendiri, dan tentu saja membohongi orang lain juga.
Nah itulah 5 dongeng hewan populer dari Jepang, yang bisa Mama bacakan untuk anak. Judul dongeng Jepang yang bertokoh utama para binatang di atas cukup menarik untuk diketahui, bukan?.
Dari deretan judul dongeng di atas, mana yang akan Mama bacakan untuk anak? Menurut Mama, apakah ada yang mirip dengan dongeng di Indonesia?
Baca juga:
- 5 Tips Membacakan Dongeng agar Si Kecil Lebih Tertarik
- Dongeng Fabel Anak: Serigala dan Tujuh Anak Kambing
- Dongeng Anak: Kisah Putri yang Tertidur