7 Faktor yang Memengaruhi Kecerdasan Intelektual (IQ) Anak
Skor IQ seorang anak seringkali dihubungkan dengan kesuksesan di masa depan
28 Maret 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kecerdasan intelektual atau yang dikenal dengan intelligence quotient (IQ) adalah ukuran kemampuan penalaran. Singkatnya, itu mengukur seberapa baik seseorang dapat menggunakan informasi dan logika untuk menjawab pertanyaan atau membuat perencanaan.
Mama mungkin sebelumnya telah mendengar standar skor IQ, mulai dari rendah (di bawa 70), rata-rata (di antara 70-130), dan sangat tinggi (di atas 130).
Hal inilah yang membuat orangtua bertanya-tanya tentang apa saja faktor yang bisa memengaruhi skor IQ anak. Karena IQ seringkali dijadikan prediksi hal-hal seperti kesuksesan akademis. Meskipun para ahli mengingatkan bahwa ini tak menjamin kesuksesan hidup.
Untuk menjawab rasa penasaran Mama, berikut ini Popmama.com telah merangkum faktor yang memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) anak.
Yuk simak informasinya!
1. Genetika/keturunan
Salah satu penelitian di tahun 2003 dalam jurnal Journal of Neurobiology, mengatakan bahwa kecerdasan dipengaruhi oleh genetika adalah dengan menghasilkan "perkiraan heritabilitas".
Perkiraan heritabilitas adalah cara matematis untuk mewakili sejauh mana genetika berkontribusi pada perbedaan individu dalam perilaku, yang diamati seperti skor tes IQ.
Berdasarkan studi yang dilansir dari Mental Help tentang skor IQ dari kembar identik, para peneliti telah menentukan bahwa heritabilitas kecerdasan kira-kira 0,50.
Nilai heritabilitas ini menunjukkan bahwa sekitar setengah dari kecerdasan anak, sedikit banyak ditentukan atau disebabkan oleh genetika dan biologi anak.
Setengah lainnya ditentukan oleh faktor lingkungan yang meliputi status sosial ekonomi anak.
2. ASI
Anak-anak yang mendapatkan ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif dipercaya memiliki IQ yang lebih tinggi dibanding mereka yang tidak.
Hal ini karena kandungan nutrisi pada ASI diduga dapat meningkatkan perkembangan otak, sistem saraf, dan kemampuan kognitif,
Namun, pernyataan ini masih terus dibuktikan melalui berbagai penelitian terbaru.
Editors' Pick
3. Paparan kebiasaan dan pengetahuan bahasa sejak dini
Masih dilansir dari Mental Help, skor IQ juga bisa dipengaruhi oleh pengalaman budaya tertentu, seperti paparan kebiasaan dan pengetahuan bahasa tertentu sejak usia dini.
Misalnya, banyak anak Afrika-Amerika berpenghasilan rendah dibesarkan dengan gaya bahasa yang dapat dicirikan oleh penekanan pada bercerita atau menceritakan kembali pengalaman pribadi misalnya, "Apakah kamu mendengar tentang apa yang dilakukan Nyonya Smith pagi ini?".
Banyak pertanyaan muncul dalam gaya percakapan ini, tetapi sebagian besar waktu, pertanyaan itu lebih berfungsi sebagai melibatkan anak dalam percakapan daripada memberikan informasi yang tepat.
Gaya bertanya ini mendorong ikatan sosial tetapi bukan persiapan yang baik untuk tes kecerdasan tradisional yang biasanya menuntut anak-anak menghasilkan satu respons yang benar dan spesifik.
Sebaliknya, orangtua berpenghasilan menengah (dan ke atas) cenderung menanyakan pertanyaan berbasis pengetahuan kepada anak yang tak hanya dijawab dengan satu jawaban "benar", misalnya, "Menurutmu apa arti kata ini? Apakah itu bentuk tanda berhenti?"
Pertanyaan berbasis pengetahuan ini lebih seperti pertanyaan yang digunakan dalam tes IQ tradisional. Oleh karena itu, anak mungkin merasa lebih nyaman menangani jenis tugas ini, sehingga ia mendapat nilai yang sangat baik saat tes.
3. Sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga, juga memengaruhi perkembangan kecerdasan anak. Secara khusus, penelitian menunjukkan bahwa anak dari keluarga ekonomi rendah cenderung memiliki skor IQ yang lebih rendah.
Status sosial ekonomi berkaitan dengan ekonomi dan hierarki sosial keluarga. Keluarga dengan pendapatan yang lebih tinggi memiliki akses yang lebih besar ke sumber daya yang diperlukan, daripada keluarga sosial ekonomi yang lebih rendah.
Sejalan dengan itu, jauh lebih mudah bagi keluarga dengan status yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dalam hal makanan, pakaian, tempat tinggal dan perawatan kesehatan, dan untuk menawarkan anak pada berbagai peluang yang diperkaya seperti pendidikan.
4. Pola asuh
Anak yang merasa aman, cukup makan, dan beristirahat, yang sehat, dan memiliki orangtua dengan pola asuh yang menghargai perkembangan intelektual, juga akan lebih mampu dan termotivasi untuk memusatkan energi dan perhatiannya pada tugas dan ujian mental.
Sebaliknya, anak yang terus-menerus merasa takut akan keselamatannya, seperti lapar, sakit, atau kelelahan kronis, dan yang orangtua yang kewalahan dan tidak fokus pada pendidikan, tak akan memiliki banyak motivasi untuk mengejar perkembangan kognitifnya.
Selain itu, waktu dan perhatian ekstra dari orangtua juga dapat memengaruhi keterampilan intelektual anak dan juga memberikan pesan kepada anak bahwa pendidikan sangat dihargai dan penting.
Ini memberikannya keunggulan dibandingkan dengan anak-anak yang orangtuanya tidak dapat memberikan perhatian tersebut.
6. Waktu yang dihabiskan anak di sekolah
Dilansir dari BBC, sebuah penelitian dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, mengatakan bahwa jumlah waktu yang dihabiskan di sekolah sangat terkait dengan skor IQ.
Penjelasan untuk temuan ini adalah anak-anak dengan IQ yang lebih tinggi secara alami memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu dalam sistem pendidikan.
Sedangkan, menurut Mental Help. anak-anak yang lebih sering terpapar lingkungan pendidikan lebih siap untuk menanggapi pertanyaan gaya IQ dalam situasi pengujian, dan dengan demikian cenderung lebih baik dalam tes IQ daripada anak-anak yang tidak memiliki banyak persiapan.
Oleh karena itu, anak-anak yang kehilangan kesempatan pendidikan karena sering bolos sekolah, atau sering berpindah sekolah dapat menjadi kurang beruntung saat mengikuti tes IQ.
7. Kreativitas
Seringkali tes IQ tidak selalu menilai komponen kreativitas pada seorang anak. Namun tingkat kreativitas anak juga dapat turut berpengaruh pada kecerdasannya.
Hal ini karena anak yang memiliki tingkat kreativitas tinggi memiliki kecenderungan untuk berpikiran terbuka dan senang belajar.
Nah itulah beberapa informasi seputar faktor yang memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) anak. Meski seringkali dijadikan dasar dalam menilai kecerdasan anak di banyak bidang. Penting untuk diingat bahwa tes IQ bukan satu-satunya penentu kecerdasan anak.
Agar Mama dapat semakin yakin untuk memastikan tingkat kecerdasan anak dengan akurat, cobalah untuk berkonsultasi dan mengajak anak untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dengan seorang psikolog.
Baca juga:
- 8 Kegiatan yang bisa Meningkatkan Level IQ Anak
- Serba-Serbi Tes IQ Anak: Komponen yang Diuji dan Cara Membaca Hasilnya
- 7 Bahaya Jika Anak Cacingan. IQ-nya Bisa Turun!