Gejala dan Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan Sosial pada Anak
Gangguan kecemasan sosial juga disebut dengan fobia sosial
27 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak yang merasa gugup dalam beberapa situasi sosial adalah hal yang wajar. Misalnya, ketika anak harus tampil di panggung pertunjukan sekolah. Tetapi berbeda halnya jika anak mengalami gangguan kecemasan sosial, atau yang disebut sebagai fobia sosial.
Interaksi sehari-hari dapat menyebabkan kecemasan, ketakutan, kesadaran diri, dan rasa malu yang signifikan karena anak takut dihakimi oleh orang lain. Pada gangguan kecemasan sosial, ketakutan dan kecemasan mengarah pada penghindaran yang dapat mengganggu hidup Anda. Stres yang parah dapat memengaruhi rutinitas harian, sekolah, atau aktivitas anak lainnya.
Gangguan kecemasan sosial adalah kondisi kesehatan mental yang cukup berbahaya, tetapi dengan mengetahui gejalanya sejak dini dan cara mengatasinya, Mama dapat mencegah kondisinya berkembang lebih parah.
Kali ini Popmama.com akan membahas social anxiety disorder atau fobia sosial yang dialami oleh anak selengkapnya di bawah ini:
1. Social anxiety disorder adalah jenis kecemasan anak takut ditolak atau dinilai negatif
Dilansir dari Childmind.org, social anxiety disorder, gangguan kecemasan sosial, atau fobia sosial adalah jenis kecemasan yang dapat menyebabkan anak sangat khawatir akan ditolak atau dinilai negatif oleh orang lain.
Anak dengan gangguan kecemasan sosial tidak hanya pemalu. Ia sangat takut dipermalukan sehingga menghindari untuk melakukan hal-hal yang diinginkan atau perlu dilakukan.
Misalnya, anak mungkin menolak untuk pergi ke pesta ulang tahun temannya atau berbicara di depan kelas atau makan di restoran karena ia takut akan pendapat orang lain tentangnya.
2. Gejala gangguan kecemasan sosial dilihat dari tanda-tanda kebiasaan dan gejala fisiknya
Perasaan malu atau tidak nyaman dalam situasi tertentu belum tentu merupakan tanda gangguan kecemasan sosial, terutama pada anak-anak. Tingkat kenyamanan dalam situasi sosial berbeda-beda, tergantung pada ciri kepribadian dan pengalaman hidup.
Beberapa anak memang secara alami pendiam dan yang lainnya lebih terbuka. Sedangkan gangguan kecemasan sosial meliputi ketakutan, kecemasan, dan penghindaran yang mengganggu rutinitas sehari-hari, sekolah, atau aktivitas lainnya.
Gangguan kecemasan sosial biasanya dimulai pada awal hingga pertengahan remaja, meskipun terkadang dapat dimulai pada anak-anak yang lebih kecil atau pada orang dewasa.
Dilansir dari Mayoclinic.org, tanda gangguan kecemasan sosial dapat meliputi kebiasaan dan gejala fisik.
Kebiasaan
Berikut adalah kebiasaan yang muncul jika anak memiliki kondisi fobia sosial:
- Takut akan situasi di mana anak merasa mungkin dihakimi
- Khawatir tentang mempermalukan atau mempermalukan diri sendiri
- Ketakutan yang intens untuk berinteraksi atau berbicara dengan orang asing
- Ketakutan bahwa orang lain akan melihat anak yang sedang terlihat cemas
- Takut pada gejala fisik yang dapat membuat anak malu, seperti tersipu, berkeringat, gemetar, atau suara gemetar
- Menghindari melakukan sesuatu atau berbicara dengan orang lain karena takut malu
- Menghindari situasi di mana anak mungkin menjadi pusat perhatian
- Memiliki kecemasan untuk mengantisipasi aktivitas atau peristiwa yang ditakuti
- Bertahan dalam situasi sosial dengan ketakutan atau kecemasan yang intens
- Menghabiskan waktu setelah situasi sosial dengan memikirkan kekurangan anak saat berinteraksi Memikirkan kemungkinan terburuk dari pengalaman negatif selama situasi sosial
Fobia sosial ini terjadi ketika anak mengalami ketakutan dan kecemasan yang intens hanya selama berbicara atau tampil di depan umum, tetapi tidak dalam jenis situasi sosial lainnya.
Gejala fisik
Sedangkan gejala fisik terkadang dapat menyertai gangguan kecemasan sosial, yaitu:
- Tersipu
- Detak jantung cepat
- Gemetaran
- Berkeringat
- Sakit perut atau mual
- Kesulitan mengatur napas
- Pusing
- Merasa bahwa pikirannya telah kosong
- Ketegangan otot
- Menghindari situasi sosial umum
Pengalaman umum sehari-hari yang mungkin sulit dialami ketika anak memiliki gangguan kecemasan sosial, misalnya:
- Berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal atau orang asing
- Menghadiri pesta atau pertemuan sosial
- Pergi ke sekolah
- Memulai percakapan
- Melakukan kontak mata
- Memasuki ruangan dimana seomua orang sudah duduk
- Mengembalikan barang ke toko
- Makan di depan orang lain
- Menggunakan toilet umum
Gejala gangguan kecemasan sosial dapat berubah seiring waktu. Gejalanya bisa meningkat jika anak merasakan banyak tekanan atau tuntutan.
Walaupun menghindari situasi yang menimbulkan kecemasan bisa membuat anak merasa lebih baik dalam jangka pendek, fobia sosial kemungkinan besar akan berlanjut dalam jangka panjang jika kondisi anak tidak segera mendapatkan pengobatan.
Editors' Pick
3. Kemungkinan penyebab gangguan kecemasan sosial pada anak
Seperti banyak kondisi kesehatan mental lainnya, social anxiety disorder atau fobia sosial ini kemungkinan besar muncul dari interaksi kompleks faktor biologis dan lingkungan. Beberapa kemungkinan penyebabnya termasuk:
Riwayat keluarga: gangguan kecemasan cenderung diturunkan dalam keluarga. Namun, tidak sepenuhnya jelas seberapa banyak hal ini disebabkan oleh genetika, dan seberapa banyak akibat perilaku yang dipelajari anak dari lingkungan terdekatnya.
Struktur otak: sebuah struktur di otak yang disebut Amigdala mungkin berperan dalam mengendalikan respons rasa takut. Anak yang memiliki amigdala yang terlalu aktif, mungkin memiliki respons rasa takut yang meningkat, yang menyebabkan peningkatan kecemasan dalam situasi sosial.
Lingkungan hidup: gangguan kecemasan sosial mungkin merupakan perilaku yang mungkin dikembangkan seorang anak setelah mengalami situasi sosial yang tidak menyenangkan atau memalukan.
Selain itu mungkin ada hubungan antara gangguan kecemasan sosial orangtua yang mencontohkan perilaku cemas dalam situasi sosial, atau disebabkan akibat terlalu mengontrol atau terlalu melindungi anak-anaknya dari kehidupan sosial.
4. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko anak memiliki gangguan kecemasan sosial
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan kecemasan sosial pada anak, antara lain:
Sejarah keluarga
Seorang anak mungkin mengembangkan gangguan kecemasan sosial jika orangtua kandung atau saudara kandung memiliki kondisi tersebut.
Pengalaman negatif
Anak yang mengalami ejekan, bullying, penolakan, atau penghinaan mungkin lebih rentan terhadap gangguan kecemasan sosial. Selain itu, kejadian negatif lainnya dalam hidup, seperti konflik keluarga, trauma atau pelecehan, dapat dikaitkan dengan gangguan kecemasan sosial.
Karakteristik anak
Anak-anak yang pemalu, penakut, penyendiri, atau dikekang, ketika menghadapi situasi atau bertemu orang baru mungkin berisiko lebih besar mengembangkan gangguan kecemasan sosial.
Tuntutan sosial atau lingkungan baru
Gejala gangguan kecemasan sosial biasanya dimulai pada awal masa remaja, seperti bertemu orang baru, berbicara di depan umum, atau membuat presentasi di depan kelas dapat memicu gejala untuk pertama kalinya.
Memiliki penampilan atau kondisi yang menarik perhatian
Perbedaan dan gangguan secara fisik, dapat meningkatkan kesadaran diri dan dapat memicu gangguan kecemasan sosial pada beberapa anak.
5. Komplikasi yang terjadi jika fobia sosial tidak ditangani secepatnya
Jika tidak ditangani, gangguan kecemasan sosial dapat mempengaruhi perkembangan seorang anak. Kecemasan dapat mengganggu sekolah, hubungan, atau kesenangan dalam hidupnya. Fobia sosial ini dapat menyebabkan:
- Rendah diri/kurang percaya diri
- Kesulitan bersikap tegas
- Mengatakan hal negatif pada diri sendiri
- Hipersensitif terhadap kritik
- Keterampilan sosial yang buruk
- Isolasi dan hubungan sosial yang sulit
- Prestasi akademik yang rendah
- Penyalahgunaan zat, seperti terlalu banyak minum alkohol
- Upaya bunuh diri atau bunuh diri
Gangguan kecemasan lain dan gangguan kesehatan mental tertentu, terutama gangguan depresi dan masalah penyalahgunaan zat, seringkali terjadi akibat gangguan kecemasan sosial.
6. Cara mengatasi anak gangguan kecemasan sosial pada anak
Jika anak menderita fobia sosial atau gangguan kecemasan sosial, anak sangat membutuhkan dukungan Mama. Ada banyak hal yang dapat Mama lakukan untuk mengatasi gangguannya tersebut, baik saat sedang di rumah atau di situasi di mana anak mengalami kecemasan sosial.
Dilansir dari raisingchildren.net.au, berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi gangguan kecemasan sosial pada anak:
Di rumah:
- Persiapkan anak untuk menghadapi situasi yang membuatnya merasa khawatir atau takut. Perankan situasi di rumah dan praktikkan hal-hal yang dapat ia lakukan untuk mengatasi kecemasannya lebih mudah.
- Dorong anak untuk melakukan 'pemikiran detektif'. Misalnya, jika ia berpikir bahwa semua orang akan menertawakannya saat anak menjawab pertanyaan di kelas, ajak anak untuk mengajukan pertanyaan seperti “Apa bukti kalau mereka akan tertawa?” atau “Bagaimana saya tahu itu akan terjadi?” pada diri sendiri.
- Beri tahu anak tentang saat-saat Mama pernah merasa cemas dalam situasi sosial dan bagaimana cara Mama dalam menghadapi ketakutan tersebut. Ini akan membantunya memahami bahwa tidak masalah membicarakan perasaan cemas. Ia juga akan merasa bahwa Mama memahami dan mendukungnya.
Di prasekolah atau sekolah atau dalam situasi sosial lainnya:
- Dorong anak dengan lembut untuk bergabung dalam situasi sosial dan memulai aktivitas baru. Menghindari situasi sosial justru bisa memperburuk masalah.
- Jangan memaksa anak untuk berbicara atau melakukan sesuatu di depan orang lain. Gunakan dorongan lembut. Saat Mama bersama orang lain, hindari mengatakan hal-hal seperti “Ayo, sapa (nama teman anak), jangan malu”.
- Jika anak kemudian menunjukkan reaksi cemas terhadap suatu situasi, jangan khawatir. Coba lagi situasi ini di lain waktu dengan lebih banyak persiapan. Jangan menghukum atau memarahi anak karena ia “gagal”.
- Hindari mewakilkan anak berbicara ketika ia ditanya oleh orang lain, karena ini dapat memperburuk masalahnya.
- Beri tahu guru atau staf prasekolah, taman kanak-kanak, atau sekolah tentang kecemasannya. Beri tahu juga apa yang Mama lakukan untuk membantu anak. Dengan cara ini, orang lain di lingkungan anak dapat memberikan dukungan yang konsisten.
Saat berbicara dengan anak:
- Jika anak melakukan sesuatu yang biasanya membuatnya cemas, misalnya berbicara di telepon, akui keberaniannya dengan memberikan banyak pujian. Katakan padanya bahwa Mama bangga bahwa anak mencoba yang terbaik. Jika ada orang lain di sekitar Mama, pujilah anak dengan tenang. Ini membantu menumbuhkan kepercayaan diri anak mama.
- Hindari memberi label pada anak sebagai “pemalu”. Jika orang lain mengomentari perilaku anak dalam situasi sosial, Mama dapat mengatakan sesuatu seperti “Sebenarnya, ia cukup ramah di sekitar orang yang dia kenal dengan baik”.
- Hindari mengkritik anak atau bersikap negatif tentang kesulitannya dalam situasi sosial.
7. Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala saat anak merasa cemas
Tidak ada cara untuk memprediksi apa yang menyebabkan anak mengalami gangguan kecemasan, tetapi tips dari Mayoclinic.com ini, dapat membantu Mama untuk mengambil langkah dalam mengurangi gejala ketika anak merasa cemas:
- Cari bantuan lebih awal. Kecemasan, seperti banyak kondisi kesehatan mental lainnya, bisa lebih sulit diobati jika Mama mengabaikan kondisi anak.
- Buat jurnal. Mama bisa meminta anak untuk menuliskan kehidupan pribadinya dengan jujur, cara ini dapat membantu Mama dan ahli kesehatan mental untuk mencari tahu apa yang menyebabkan anak stres dan apa yang tampaknya membantunya merasa lebih baik.
- Melakukan hobi kesukaan anak. Mama dapat membantu mengurangi kecemasan anak dengan mengatur waktu dan energinya secara hati-hati. Pastikan Mama meluangkan waktu bersama anak untuk melakukan hal-hal yang ia sukai.
- Beri tahu dampak berbahaya alkohol dan narkoba sejak dini. Anak yang mengembangkan gangguan kecemasan sosial dapat berisiko mengonsumsi alkohol dan memakai narkoba. Maka dari itu, berikan penjelasan pada anak sejak dini tentang efek buruk alkohol dan narkoba di tubuh, serta contoh-contoh kehidupan orang lain yang terkena dampak dari kebiasaan alkohol dan narkoba.
Nah itulah informasi seputar social anxiety disorder, gangguan kecemasan sosial, atau fobia sosial yang bisa dialami oleh anak. Anak dengan gangguan kecemasan sosial mungkin menghindari banyak situasi yang harus berinteraksi dengan orang lain.
Situasi ini termasuk berbicara di telepon, bergabung pada kelompok belajar, dan menjawab pertanyaan di kelas. Jika Mama merasa anak mungkin mengalami gangguan kecemasan sosial, ada baiknya untuk segera mengatasinya atau mencari bantuan profesional.
Baca juga:
- Anak Suka Cabut Rambut Bisa Jadi Tanda Gangguan Mental, Trikotilomania
- 10 Kesalahan Orangtua yang Dapat Menghambat Perkembangan Mental Anak
- 10 Cara Membuat Anak Memiliki Mental yang Kuat