Cari Tahu, 12 Gejala Kecemasan pada Anak yang Biasanya Tersembunyi
Jangan membiarkan kecemasan ini memengaruhi kehidupan anak ya, Ma!
10 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sejak kecil, anak bisa saja takut pada segala hal, seperti takut untuk pergi tidur sendiri atau pergi ke sekolah. Ketika seorang anak tidak dapat mengatasi kekhawatirannya, ia mungkin berjuang dengan kecemasan.
Menurut Anxiety and Depression Association of America, satu dari delapan anak dapat menderita gangguan kecemasan. Terutama selama mengalami masa-masa ketidakpastian.
Orangtua harus menyadari tanda-tanda kecemasan pada anak untuk membantunya mengelola ketakutan dan kekhawatiran.
Di bawah ini, Popmama.com akan menjelaskan apa gejala yang harus diperhatikan dan bagaimana membantu anak mengatasinya.
1. Lebih sering meminta ponsel atau gadgetnya
Banyak anak suka bermain komputer atau video game, tetapi anak yang cemas mungkin lebih sering membenamkan diri di layar.
"Penggunaan aktivitas berbasis layar yang berlebihan seringkali dapat menjadi tanda bahwa seorang anak sedang berjuang dan mencoba melarikan diri dari emosi yang sulit," menurut Dan Mortenson, PhD, seorang terapis utama di Pusat Perawatan Perilaku Kognitif Chicago.
Alih-alih membiarkan anak menggunakan layar sendirian, Mama dapat mengajak anak berinteraksi saat ia menggunakan layar.
Mainkan game bersama atau ajukan pertanyaan tentang apa yang ia tonton. Mama mungkin menemukan beberapa informasi mendalam tentang bagaimana perasaan anak dalam proses tersebut.
2. Berusaha menyenangkan semua orang
Anak-anak dengan kecemasan cenderung menjadi orang yang menyenangkan karena takut mengecewakan seseorang yang ia sayangi.
Ketegasan dan keterampilan harga diri sangat penting bagi anak untuk berkembang pada usia dini dan, tanpa kedua hal ini, anak mungkin akan selalu takut ditolak oleh orang lain.
3. Mencuci tangan lebih sering
Beberapa ritual fisik halus dapat berjalan seiring dengan kecemasan pada anak-anak. Dilansir dari The Healthy, ketika anak-anak tidak tahu bagaimana menghadapi kecemasan atau terlalu malu untuk mendiskusikannya dengan orangtua, kecemasan bisa datang dalam berbagai bentuk.
Beberapa tanda umum, tetapi tersembunyi, termasuk mencuci tangan secara berlebihan, menggigit kuku, menggaruk kulit kepala, bernyanyi, tangan gemetar, dan berkeringat.
Menentukan penyebab gejala kecemasan anak sangat penting. Namun, penting juga untuk memberi anak keterampilan koping terbaik untuk mencegah kecemasan. Misalnya seperti meditasi, pola berpikir positif, dan jurnal dapat menjadi mekanisme koping yang sangat baik untuk anak-anak.
4. Tiba-tiba ingin tidur bersama Mama
Ini merupakan gejala kecemasan pada anak yang sering tersembunyi.
Sering terbangun sepanjang malam, sulit tidur, atau tiba-tiba meminta tidur bersama Mama setiap malam, semuanya bisa menjadi tanda anak yang cemas.
Rebecca R. Berry, PhD, asisten profesor klinis psikiatri anak dan remaja di NYU Langone, menjelaskan bahwa perubahan besar dan tiba-tiba dalam kebiasaan malam anak, mungkin menjadi cara untuk mengatasi perasaan kecemasannya.
Berry mengatakan, sebisa mungkin tetap berpegang pada rutinitas di mana Mama bisa terlibat bersama, seperti membaca buku, membantu anak mandi, atau mendengarkan musik yang menenangkan bersama, dapat membantu meredakan kecemasannya.
5. Menarik diri dari teman atau sahabatnya
Jika anak jadi lebih suka menyendiri ketika sebelumnya ia sangat aktif bergaul, ini bisa menunjukkan tanda kecemasan atau depresi pada anak.
"Mencari tahu cara-cara untuk melibatkan anak-anak secara pribadi dengan anak-anak atau saudara kandung lainnya dapat membuat anak menjadi lebih nyaman, seperti bermain secara kelompok, olahraga tim, dan kegiatan sosial lainnya," ujar Julia Colangelo, terapis perilaku kognitif, yang dilansir dari The Health.
Editors' Pick
6. Menolak makanan favoritnya
Saat situasi seperti ini, Mama mungkin berpikir anak hanya menjadi pemilih tentang preferensi makanannya, tetapi jika tiba-tiba anak menghindari makanan favoritnya atau perubahan pola makan, bisa berarti sesuatu yang lebih.
Menurut sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan di Pediatrics, pola makan selektif yang sedang hingga berat dapat dikaitkan dengan kecemasan.
Untuk beberapa anak, kepekaan sensorik yang tidak diketahui penyebabnya mungkin memainkan peran penting dalam kecemasan, terutama terhadap makanan yang baru diperkenalkan.
Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk berbicara dengan dokter anak sesegera mungkin setelah melihat perubahan pola makan atau peningkatan keengganan makanan pada anak, untuk mendapatkan bantuan yang tepat.
7. Anak menjadi lebih manja atau terikat dengan Mama
Jika sebelumnya anak terlihat mandiri dan kini menjadi lebih manja dan terikat secara emosional pada orangtua, bisa menjadi tanda kecemasan yang halus.
Menurut Colangelo, Mama mungkin memerhatikan anak ingin meningkatkan waktu bersama Mama atau menjadi cemburu ketika Mama menghabiskan waktu bersama kakak/adiknya. Keterikatan ini bisa didorong oleh kecemasan.
8. Bertanya tentang segalanya
Seperti yang Mama ketahui, anak-anak pada umumnya memang suka bertanya . Namun, menurut Dan Mortenson, ketika pertanyaan mulai muncul beberapa kali sehari dan beralih ke mencari kepastian dari orang lain, kecemasan mungkin menjadi faktor yang mendasar.
Anak-anak dengan kecemasan khawatir apakah semuanya akan baik-baik saja, seperti apakah anak berhasil atau tidak.
Jika tampaknya ada banyak pertanyaan berbasis kekhawatiran yang datang dari anak, Mama juga harus mengajukan pertanyaan seperti apa yang menyebabkan anak khawatir dan bagaimana cara agar ia lebih nyaman, namun pastikan pertanyaan ini tidak mengganggunya.
Beri anak waktu untuk menjawab dan tunjukkan bahwa Mama siap mendengarkan semua ketakutannya dan membantu dengan cara apa pun.
9. Mengeluh sakit dan nyeri
Rebecca R. Berry, mengatakan bahwa kecemasan pada beberapa anak terkadang ditunjukkan melalui rasa sakit dan nyeri, terutama di kepala dan perut, yang mungkin tidak terkait dengan kondisi medis lainnya.
Mama mungkin dapat membantu mengatasi rasa sakit fisik yang menyertai kekhawatiran anak, seperti menoleransi perasaan fisik yang tidak nyaman yang mungkin menyertai stresnya.
Mama dapat menunjukkan kepada anak cara mengambil napas teratur menggunakan diafragma, daripada napas pendek dan cepat. .
10. Mengalami penurunan pada perkembangan
Apakah anak mama yang sudah terlatih menggunakan toilet tiba-tiba mulai kembali mengompol, atau ia mengalami sembelit dan menolak menggunakan toilet sama sekali? Jika iya, maka kecemasan bisa menjadi penyebabnya.
Kemunduran ini bisa menjadi tanda fisik yang halus, tetapi ini menjadi tanda umum ketika anak sedang mengkhawatirkan sesuatu dan kekhawatirannya telah lepas kendali.
Mama seharusnya tidak memarahi anak ketika ini terjadi, tetapi sebaliknya, menawarkan telinga ketika anak siap untuk berbicara.
Dengarkan kekhawatiran anak secara aktif, tunjukkan pemahaman, dan validasi pengalamannya. Dengan cara ini, anak akan tahu bahwa ia dapat datang kepada Mama di waktu lain tanpa mendapatkan penghakiman.
11. Memastikan semuanya sempurna
Sifat memotivasi ini terkadang bagus untuk anak-anak ketika didedikasikan untuk sekolah, olahraga, dan kegiatan atau hobi lainnya. Namun, ketika dedikasi bergeser ke perfeksionisme, kecemasan bisa menjadi penyebabnya.
Ketika anak mama terlalu terpaku untuk "melakukannya dengan benar", sehingga memengaruhi pola tidur atau aktivitas anak sehari-hari, maka ini dapat menandakan masalah.
Dalam hal ini, Mama mungkin ingin membuka pandangan anak terhadap kemungkinan hasil lain yang belum terpikirkan. Misalnya seperti, "apakah satu kesalahan ini akan merusak masa depanmu?"
Membantu anak melihat sesuatu dari sudut pandang yang lebih positif, dapat membantu mengatasi masalah perfeksionismenya.
12. Menjadi mudah tersinggung dan sensitif
Pernahkah Mama memerhatikan beberapa perubahan suasana hati yang intens dan tiba-tiba pada anak?
Anak mulai menunjukkan kecemasan ketika ia yang dikenal pendiam dan santai, tiba-tiba menjadi seorang yang perfeksionis, mudah tersinggung, dan menjadi lebih agresif.
Jika perubahan perilaku ini terjadi pada anak mama, penting untuk sering berbicara dengannya. Mama juga dapat mendorongnya dengan mengajukan pertanyaan spesifik, seperti tentang bagaimana hari anak dan bagaimana perasaannya, alih-alih pertanyaan luas seperti, 'Ada apa?' atau 'Apa yang terjadi?'
Karena idenya adalah untuk mengetahui inti masalahnya, dan memberi tahu anak bahwa Mama dapat membantu mencari tahu apa yang mengganggunya.
Terkadang sulit diketahui secara pasti mengapa beberapa anak mengalami kecemasan atau depresi.
Banyak faktor yang mungkin berperan, termasuk biologi dan temperamen.
Tetapi diketahui juga bahwa beberapa anak mungkin mengalami kecemasan ketika ia mengalami trauma atau stres, ketika mengalami bullying, atau ditolak oleh anak-anak lain, atau bahkan ketika orangtuanya mengalami kecemasan atau depresi.
Meskipun faktor-faktor ini bisa dikatakan meningkatkan risiko kecemasan atau depresi, ada beberapa cara untuk mengurangi kemungkinan anak-anak mengalaminya.
Jika kecemasan anak parah, berlanjut, dan mengganggu kehidupan sehari-hari, maka ada baiknya mencari bantuan.
Seperti melakukan kunjungan ke dokter umum. Kemudian jika kecemasan anak memengaruhi kehidupan sekolahnya, sebaiknya bicarakan juga dengan sekolahnya.
Baca juga:
- 10 Cara Tepat Mengatasi Remaja dengan Kecemasan dan Stres
- Mama Wajib Tahu, 9 Langkah Tepat untuk Meredakan Pikiran Cemas Anak
- Jangan Diabaikan, 5 Penyebab Perut Anak Sakit saat Sedang Cemas