Melontarkan candaan atau menggoda adalah salah satu pengasuhan yang perlu diperhatikan. Karena meskipun orang dewasa mungkin menganggap beberapa topik adalah sesuatu yang lucu, anak-anak belum tentu memahami humor yang dilontarkan dan menganggapnya serius.
Karena itu, sebelum memutuskan untuk menggoda anak-anak, orangtua perlu mundur sejenak dan melihat apakah bahan bercanda yang akan digunakan benar-benar menyenangkan atau sesuatu yang tidak boleh disebutkan oleh orangtua kepada anaknya.
Selain berdampak pada kurangnya kepercayaan diri, ini juga bisa merengangkan ikatan antara orangtua-anak.
Untuk mencegahnya, kali ini Popmama.com telah merangkum lima hal yang tidak boleh dijadikan bahan bercandaan kepada anak. Yuk simak!
1. Situasi yang membuat anak malu
Freepik/Karlyukav
Bagi banyak anak, rasa malu adalah sesuatu yang tertanam dalam jiwanya. Dilansir dari Center for Effective Parenting, seringkali rasa malu berhubungan langsung dengan harga diri.
Dan karena itu, jika orangtua menggoda anak-anaknya karena pemalu, mereka tanpa sadar sedang menurunkan harga diri anaknya jadi lebih jauh.
Sementara kebanyakan anak merasa malu pada titik-titik tertentu dalam hidup mereka, ada beberapa yang memiliki sikap yang kurang ramah daripada yang lain.
Dilansir dari Better Health Channel, anak yang sensitif secara emosional, secara genetik cenderung pemalu. Ini juga termasuk bagaimana anak yang kurang memiliki interaksi sosial. Meskipun ada cara untuk mengatasi rasa malu, memberi ejekan bukanlah salah satunya.
Ketika anak-anak diejek karena pemalu oleh orangtua mereka, mereka akan menjadi lebih tertutup. Godaan dan kritikan tersebut membuat anak-anak menutup diri dan kurang mau berinteraksi secara sosial karena takut mereka hanya akan digoda lebih jauh.
Editors' Pick
2. Penampilan fisik yang anak miliki
Freepik
Seringkali, anak-anak tidak menyadari bahwa mereka memiliki fitur tubuh yang unik dan membuatnya sempurna. Saat fitur itu ditunjukkan dengan cara bercanda dan berkali-kali oleh anggota keluarga, anak-anak menjadi sensitif terhadap penampilan mereka.
Dan ketika hal ini terjadi, dapat membuat anak memiliki ketidakamanan seumur hidup, terutama yang berhubungan dengan penampilan fisik.
Dilansir dari Psychology Today, anak-anak yang diejek oleh orangtuanya karena penampilan, lebih cenderung terintimidasi seiring bertambahnya usia. Sebagai akibat dari bahan bercanda yang diyakini sebagai lelucon, malah merugikan perkembangan mental anak-anak.
Akibatnya, anak-anak cenderung tidak membela dirinya sendiri dan menerima beban intimidasi karena tidak diajari secara berbeda. Inilah yang menjadi sebuah pelajaran di mana penampilan fisik siapapun tidak boleh dijadikan bahan lelucon
3. Ketakutan atau fobia
Freepik/user18526052
Adalah normal bagi anak-anak untuk memiliki rasa takut. Dan seiring bertambahnya usia anak-anak, ketakutan itu akan berubah. Tetapi satu hal yang harus tetap konstan dari sudut pandang pengasuhan adalah bahwa anak-anak harus merasa didukung, bukan diejek, karena ketakutan mereka.
Dilansir dari Child Mind Institute, orangtua memang tidak harus selalu menjadi sumber untuk membantu anak-anak mengatasi rasa takutnya. Karena ini adalah sesuatu yang harus anak pelajari untuk mengelolanya sendiri.
Namun, bukan berarti orangtua tidak dapat berempati atau tidak peduli jika anak dapat mengatasinya rasa takutnya atau tidak. Dibutuhkan waktu dan latihan untuk mengatasi ketakutan, dan karena itulah, orangtua perlu bersabar.
Ketika Mama memberi tahu anak "tidak ada yang perlu ditakuti" atau mengejeknya karena ketakutan, ini dapat membuat anak malu karena ketakutan yang dimiliki. Selain tidak membantu anak-anak mengatasinya lebih cepat, ini juga bisa melanggengkan ketakutan lebih jauh.
4. Berat badan anak
Freepik/Jcomp
Ketika orangtua menggoda anak-anaknya tentang berat badan, terutama yang memiliki kelebihan berat badan, seringkali bertujuan agar gurauan tersebut akan membuat anak ingin sehat dan mengurangi porsi makannya.
Terlepas dari apa alasannya, memberikan candaan pada anak-anak tentang berat badan bukanlah sesuatu yang harus dilakukan, karena semua itu justru menciptakan hubungan yang tidak sehat dengan makanan.
Dilansir dari WebMD, ketika anak-anak diejek tentang berat badan, mereka mendapatkan lebih banyak "berat dan lemak" dari waktu ke waktu. Karena rasa malu yang bisa berkembang menjadi stres dan makan digunakan sebagai respons terhadap stres.
Anak-anak juga dapat mengalami gangguan makan akibat diejek tentang berat badan. Dan ketika ini terjadi, sangat sulit bagi anak untuk memiliki hubungan yang sehat dengan makanan lagi.
5. Gaya berpakaian favorit anak
Freepik/serhii_bobyk
Anak-anak memilih pakaian yang membuatnya merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Ini mungkin tidak selalu cocok atau terlihat seperti yang diinginkan orangtua, tetapi membuat anak-anak bahagia serta membangun harga diri dan kepercayaan dirinya.
Selain mengurangi harga diri dan kepercayaan diri, itu juga dapat membuat anak menebak-nebak siapa dirinya. Dilansir dari Today's Parent, ketika anak-anak dapat memilih pakaian mereka, mereka tidak hanya merasa memegang kendali, tetapi mereka juga dapat menciptakan identitasnya sendiri.
Namun bukan berarti bahwa ketika anak-anak memilih pakaian yang tidak pantas, orangtua tidak boleh ikut campur. Tapi ketika ini terjadi, hindarilah untuk membuatnya sebagai bahan bercanda atau ejekan.
Percakapan yang masuk akal namun santai tentang mengapa pilihan pakaian tidak sesuai, sudah cukup dan mudah diterima anak. Dan meskipun anak mungkin tidak setuju, ia setidaknya tidak akan diejek oleh orang dewasa terdekat dalam hidupnya.
Nah itulah beberapa hal yang nggak boleh orangtua jadikan bahan bercanda pada anaknya. Meski terkadang bercanda ini memiliki tujuan yang menghibur atau memotivasi anak, pahamilah bagaimana kemampuan anak dalam menganggap pesan yang tersampaikan.
Jangan biarkan bercanda yang kelewatan bisa merusak hubungan orangtua dan anak ya, Ma!