Hasil Riset: Covid-19 Meningkatkan Risiko Diabetes pada Anak
Anak-anak yang terinfeksi Covid-19, berisiko 2,66 kali lebih tinggi menderita diabetes
15 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penyebaran Covid-19 sejak tahun 2019 telah membawa dampak besar bagi seluruh masyarakat dunia. Mulai dari rasa ketakutan dan kekhawatiran akibat penutupan tempat-tempat umum, dihentikannya aktivitas kantor dan sekolah, terbatasnya aktivitas dan pertemuan, dll.
Tak hanya dampak yang bersifat jangka pendek, Covid-19 juga membawa dampak panjang bagi para keluarga.
Tak sedikit dari mereka yang mengalami kehilangan keluarga dan kerabat hingga mengalami komplikasi penyakit setelah sembuh dari Covid-19.
Baru-baru ini, riset dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan bahwa, anak-anak yang terinfeksi Covid-19, 2,66 kali lebih mungkin didiagnosis menderita diabetes daripada teman sebayanya.
Untuk mengetahui selengkapnya, berikut Popmama.com telah merangkum informasinya di bawah ini.
1. Anak-anak yang terinfeksi Covid-19, lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes tipe 1 atau 2
Dilansir dari Prevention, riset terbaru yang dilakukan oleh oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC), mengatakan bahwa anak-anak yang terinfeksi Covid-19, secara signifikan lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes tipe 1 atau tipe 2.
Penelitian tersebut meninjau data yang dikumpulkan dari lebih dari 2,5 juta pasien anak antara usia 0 dan 17 tahun dari Maret 2020 hingga Juni 2021.
Para peneliti menemukan bahwa mereka yang terinfeksi SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, memiliki risiko 2,66 kali lebih mungkin didiagnosis menderita diabetes daripada anak-anak yang tidak pernah tertular virus corona.
Kondisi ini muncul lebih dari 30 hari setelah terinfeksi, daripada rekan-rekan mereka yang tidak terinfeksi.
2. Pekan lalu, lebih dari 580.000 kasus Covid-19 pediatrik yang baru ditemukan
Hasil ini dirilis oleh CDC pada 7 Januari, datang kasus Covid-19 dan rawat inap kembali meroket pada orang muda, di antara peningkatan pesat varian Omicron.
Pekan lalu, lebih dari 580.000 kasus Covid-19 pediatrik baru yang dilaporkan, menurut American Academy of Pediatrics, sejauh ini jumlah tertinggi yang pernah ada. Menurut CDC, lebih dari 830 anak dirawat di rumah sakit dengan SARS-CoV-2, ini juga menjadi angka tertinggi yang pernah ada.
Mempertimbangkan temuan penelitian ini, lonjakan yang terjadi saat ini dapat membawa konsekuensi besar bagi anak-anak.
Editors' Pick
3. Pentingnya mengenali diabetes tipe 1 dan tipe 2
Masih dilansir dari Prevention, penting untuk memahami perbedaan antara diabetes tipe 1 dan tipe 2. Menurut American Diabetes Association (ADA), kedua jenis tersebut melibatkan gangguan tubuh dalam memproduksi atau menggunakan hormon insulin, yang menghasilkan peningkatan gula darah.
Tipe 1 pada dasarnya adalah ketidakmampuan untuk memproduksi insulin apa pun, sedangkan tipe 2 menurunkan kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin yang dihasilkannya.
Tipe 1 sering didiagnosis selama masa remaja dan dianggap sebagai penyakit autoimun, sedangkan tipe 2 lebih sering berkembang di usia paruh baya dan memiliki komponen genetik yang kuat. Selain itu, diabetes juga dapat diperburuk oleh kondisi lain.
“Segala macam penyakit, termasuk infeksi bakteri, menyebabkan stres pada tubuh, yang menyebabkan peningkatan kebutuhan insulin. Untuk seseorang yang sudah pradiabetes, ini bisa meningkatkan risikonya." ujar G. Todd Alonso, M.D., profesor pediatri di Fakultas Kedokteran Universitas Colorado.
4. Hubungan antara Covid-19 dengan penyakit diabetes tipe 1 dan 2
Menurut CDC, kedua jenis diabetes lebih mungkin didiagnosis pada anak-anak dengan Covid-19 daripada mereka yang tidak pernah memilikinya.
“Ada beberapa dugaan bahwa virus SARS-CoV2 mungkin memiliki beberapa interaksi negatif dengan sel-sel yang membuat insulin, yang menyebabkan resistensi insulin. Masuk akal juga bahwa Covid-19 dapat memicu penyakit autoimun pada manusia yang berpotensi menyebabkan diabetes tipe 1." Ujar Dr. Alonso.
Dr. Alonso juga mengatakan untuk diabetes tipe 2 ini bisa dikaitkan dengan peningkatan angka obesitas yang meningkat selama pandemi.
CDC juga mengatakan bahwa kedua jenis diabetes dapat menyebabkan ketoasidosis diabetikum, komplikasi serius yang terjadi ketika hati memecah lemak untuk bahan bakar, bukan gula, yang menyebabkan kelebihan keton dalam darah.
5. Tidak semua anak yang terinfeksi Covid-19 akan terkena diabetes
Dilansir dari Good Morning America, Sanjoy Dutta, Ph.D., yang merupakan wakil presiden penelitian untuk Juvenile Diabetes Research Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada penelitian dan advokasi diabetes tipe 1, angkat bicara terhadap studi ini.
Ia mengatakan orangtua harus menyadari bahwa penelitian baru menunjukkan hubungan antara Covid-19 dan diabetes, tetapi tidak mengidentifikasi bagaimana virus itu bisa atau apakah itu benar-benar meningkatkan risiko diabetes pada anak-anak.
"Saya tidak perlu membunyikan bel alarm sekarang karena itu meningkatkan diabetes tipe 1. Belum ada mekanisme yang menunjukkan bahwa ia melakukannya atau bagaimana melakukannya." ujar Dutta.
Studi ini tidak memasukkan informasi tentang siapa yang mungkin memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya yang dapat menyebabkan diabetes, dan tidak termasuk data laboratorium yang mengkonfirmasi diagnosis baru.
6. Orangtua harus memerhatikan gejala serta pola perilaku yang tak biasa pada anak
CDC mendesak orangtua, dokter anak, dan pengasuh untuk menyadari tanda-tanda peringatan diabetes. Gejala diabetes termasuk haus, lapar, sering buang air kecil, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, penglihatan kabur dan kelelahan
Dilansir dari Good Morning America, Dutta menambahkan bahwa orangtua harus memerhatikan pola perilaku yang tidak biasa pada anak-anak mereka.
"Setiap pola perubahan perilaku yang tidak biasa dalam waktu singkat adalah apa yang saya perhatikan sebagai tanda perlunya berkonsultasi dengan dokter. Ini tidak disengaja, tetapi sangat mudah untuk mengabaikan beberapa tanda penyakit." ujarnya.
Dutta menambahkan bahwa orangtua juga harus menghubungi penyedia medis anak, atau dalam keadaan darurat, mencari bantuan segera. Keterlambatan dalam diagnosis dapat menyebabkan ketoasidosis diabetik, komplikasi serius diabetes yang dapat mengancam jiwa.
7. Keamanan vaksin lebih terbukti daripada potensi komplikasi dari Covid-19 untuk anak-anak
Temuan riset CDC ini juga menyoroti pentingnya mendapatkan vaksinasi terhadap Covid-19. Dokter anak mengatakan keamanan vaksin jauh lebih terbukti daripada ketidakpastian potensi komplikasi dari Covid-19 untuk anak-anak.
"Apa yang kami tidak tahu adalah efek jangka panjang dari Covid-19 bagi anak-anak, bahkan ketika mereka sudah sembuh sekarang. Jadi kami sangat nyaman dengan keamanan jangka panjang dari vaksin ini." ujar Dr. Stanley Spinner, kepala petugas medis dan wakil presiden Texas Children's Pediatrics dan Texas Children's Urgent Care.
Itulah informasi seputar hasil riset Covid-19 meningkatkan risiko diabetes pada anak. Yuk cegah penularan Covid-19 pada anak dengan menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari tempat berkerumun, membatasi aktivitas, dan pentingnya melakukan vaksin.
Baca juga:
- IDAI: Rekomendasi Vaksinasi Covid-19 untuk anak 6-11 Tahun Terbaru
- Tips Ajak Anak untuk Vaksinasi Covid-19 dari IDAI
- Cegah Covid-19, Ini Protokol Kesehatan 5M yang Perlu Anak Ketahui