Jenis Imunisasi yang Perlu Diberikan untuk Anak Sekolah Dasar
Ada juga imunisasi yang perlu diulang lho, Ma!
11 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kapan terakhir kali anak mama mendapatkan imunisasi? Mungkin Mama sebelumnya sudah tahu jika imunisasi adalah proses pemberian vaksin untuk merangsang sistem kekebalan tubuh anak agar bisa meningkatkan imun atau membuatnya kebal dari suatu penyakit.
Anak mungkin sebelumnya telah mendapatkan imunisasi setelah masih balita. Namun tahukah Ma, bahwa imunisasi anak juga harus dilakukan kembali saat anak sudah memasuki usia sekolah dasar?
Seiring bertambah usia, sistem kekebalan anak pun ikut meningkat, tetapi bukan tidak mungkin jika anak terserang infeksi penyakit lainnya di usia yang telah bertambah.
Lalu jenis imunisasi apa yang harus diberikan pada anak sekolah dasar?
Kali ini Popmama.com akan membahas selengkapnya di bawah ini!
1. Imunisasi merupakan tindakan pencegahan agar anak terhindar dari penyakit
Seperti yang Mama tahu, imunisasi dilakukan sebagai tindakan pencegahan agar anak terhindar dari penyakit atau infeksi.
Jika anak diimunisasi, gejala penyakit dapat diringankan. Sehingga imunisasi dianggap menjadi metode pencegahan efektif dan terjangkau untuk menghindari anak terpapar penyakit di masa mendatang.
Oleh karea itu, setelah anak mendapatkan imunisasi wajib di usia balita, ia pun harus mendapatkan kembali imunisasi lanjutan saat memasuki usia sekolah dasar. Hal ini untuk menjaga anak dari serangan infeksi virus penyakit.
Imusasi pada anak juga bisa membantu meningkatkan fungsi kognitifnya serta menjaga kondisi gizi anak agar tetap baik.
Editors' Pick
2. Imunisasi BIAS merupakan program untuk memberikan perlindungan pada anak
Imunisasi BIAS merupakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang diadakan dua kali dalam setahun. Program ini dilakukan secara bersamaan di seluruh kabupaten atau kota di Indonesia. BIAS dilakukan untuk memberikan perlindungan pada anak usia sekolah dasar terhadap penyakit.
Dalam program BIAS, hanya tiga imunisasi wajib yang diberikan secara berulang, yaitu:
Imunisasi Campak
Sebanyak 28,3 persen anak berusia lima sampai tujuh tahun masih terkena Campak, walaupun sudah diberikan vaksinasi saat usia bayi. Hal ini membuat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan imunisasi ulang pada anak kelas satu di seluruh Sekolah Dasar (SD).
Kementerian Kesehatan RI yang dilansir dari dinkes.kotamobagukota.go.id, Presiden RI Joko Widodo, mengingatkan pentingnya pemberian imunisasi Measles Rubella (MR) untuk mencegah anak darai risiko cacat hingga kematian.
Dengan pemberian vaksin campak di program BIAS, pemerintah telah berkomitmen untuk menghilangkan penularan atau populasi virus campak dan rubella dengan mencanangkan Indonesia bebas penyakit Campak dan Rubella.
Imunisasi Difteri Tetanus (DT)
Selain campak, imunisasi DT juga perlu diberikan ulang pada anak kelas satu SD. Mengingat masih dijumpai kasus Difteri pada usia >10 tahun, imunisasi DT dapat diberikan lagi ketika anak telah berusia 12 tahun.
Imunisasi Difteri Tetanus ini sangat penting karena penyakit difteri merupakan infeksi bakteri yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan. Selain itu, penyakit ini juga membentuk lapisan tebal berwarna abu-abu pada tenggorokan yang membuat anak sulit makan dan bernapas.
Jika sudah parah, penyakit difteri ini bisa menyebabkan kerusakan saraf, ginjal, dan jantung.
Imunisasi Tetanus (Td)
Imunisasi tetanus perlu diberikan ulang pada anak kelas dua dan tiga SD. Karena imunisasi tetanus yang didapatkan saat anak berusia 18-24 bulan hanya memberikan perlindungan hingga anak berusia enam hingga tujuh tahun saja, atau saat duduk di bangku kelas dua SD.
Pemberian ulang imunisasi ini dapat membantu anak mempertahankan kekebalan tubuh hingga 10 tahun kedepan. Ketika diberikan kembali setahun berikutnya atau di kelas tiga SD, kekebalannya akan bertambah hingga 20 tahun mendatang.
Penyakit tetanus merupakan penyakit serius yang disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini terdapat di tanah, lumpur, dan kotoran hewan atau manusia. Bakteri dapat masuk ke tubuh melalui luka atau area terbuka pada kulit, misalnya luka tertusuk benda tajam yang kotor.
Kuman tetanus dapat mengeluarkan racun yang merusak saraf tubuh, hingga menyebabkan kekakuan dan kelumpuhan otot. Dalam kasus yang parah, kuman tetanus bisa menyebabkan kematian