6 Kekurangan Strict Parenting yang perlu Orangtua Ketahui
Strict parenting bisa berisiko membesarkan anak menjadi pelaku bullying di masa depan
25 April 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada berbagai macam gaya pengasuhan untuk dipilih ketika membesarkan anak-anak. Dari semua gaya pengasuhan tersebut, memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga tidak ada cara yang 'benar' atau 'salah' yang berhasil untuk semua orangtua.
Seperti misalnya ketika orangtua menggunakan strict parenting atau pengasuhan yang ketat.
Banyak orangtua percaya bahwa pengasuhan yang ketat akan menghasilkan lebih banyak kontrol, lebih banyak mendapatkan rasa hormat, dan menegakkan disiplin yang kuat.
Namun, ada beberapa fakta yang mengatakan bahwa strict parenting memberikan dampak buruk bagi anak-anak.
Untuk mengetahui dampak apa saja dari pola asuh ketat ini, berikut Popmama.com telah merangkum informasinya dalam enam kekuranganstrictparenting yang perlu orangtua ketahui.
1. Meningkatkan kebiasaan anak untuk berbohong
Dilansir dari Life Hack, para ahli melaporkan bahwa pola asuh yang ketat dapat membesarkan anak-anak yang suka berbohong.
Menurut temuannya, mereka menyatakan, pada akhirnya pendekatan pengasuhan yang ketat dapat memperburuk siklus berbohong dan bermuka dua, yang dapat mendarah daging pada anak dan menyebabkannya bermasalah di kemudian hari.
Strict parenting yang memiliki pendekatan otoritatif seringkali memberikan hukuman dengan keras ketika anak melakukan kesalahan. Hukuman ini dapat mendorong anak untuk menjadi pembohong daripada jujur dan harus menghadapi konsekuensi keras dari orangtuanya.
2. Meningkatkan risiko depresi pada anak
Tumbuh dengan orangtua yang keras seringkali membuat anak merasa ada bagian dari dirinya yang tidak dicintai dan tidak dapat diterima.
Berada di lingkungan di mana anak diberikan hukuman keras dan batasan yang sangat ketat, bisa menjadi sangat tidak sehat untuknya. Karena ini bukan lingkungan di mana seorang anak dapat berkembang.
Dilansir dari Moms, tingkat depresi meningkat di antara anak-anak dengan orangtua yang menjalani strict parenting, karena anak-anak umumnya merasa tidak nyaman dan tidak bahagia di rumahnya sendiri.
Editors' Pick
3. Mengganggu motivasi dan kreativitas anak
Orangtua yang sangat ketat, cenderung mendikte setiap jalan yang harus anak ambil. Mereka tidak mendorong anak untuk bereksplorasi dan tidak membiarkan anak mengekspresikan diri dengan caranya sendiri.
Anak-anak secara alami adalah individu yang penuh rasa ingin tahu dan kreatif. Tetapi ketika mereka dibesarkan oleh orangtua yang sangat ketat, kreativitasnya tidak diberi kesempatan untuk diekspresikan atau dieksplorasi. Sebaliknya, itu dapat menghambat kreativitas dan motivasi anak untuk berkembang.
4. Memendam kemarahan hingga kebencian pada orangtuanya
Seorang anak yang terkekang dan dipaksa untuk hidup mengikuti perintah orangtua yang menjalani strict parenting akan memupuk sedikit demi sedikit marah. Hal ini disebabkan, hilangnya kesenangan dari menjadi seorang anak di usianya.
Anak-anak secara alami ingin membuat kerajinan, menjadi konyol, mengobrol dan bermain dengan teman-teman, dan umumnya berkembang dengan melakukan perjalanan melalui berbagai pengalaman.
Dan orangtua yang ketat, mencegah anak untuk tumbuh menjadi dirinya sendiri. Sehingga dapat memicu kemarahan yang dipendam, hingga kebencian terhadap orangtuanya.
5. Kurangnya kepercayaan diri dan sulit membuat keputusan
Ketika seorang anak dibesarkan oleh orangtua yang ketat, mereka dengan cepat menyadari fakta bahwa jika ia patuh, maka hidupnya akan menjadi lebih mudah dan hubungan mereka dengan orangtuanya tetap harmonis.
Itu sangat membantu dalam mengajari anak bahwa ia harus menyenangkan, daripada memberikan pendapat.
Dilansir dari Aha Parenting, anak-anak yang berada di bawah pengasuhan strict parenting belajar untuk patuh, tetapi mereka tidak belajar untuk berpikir sendiri, yang pada akhirnya dapat menghancurkan kepercayaan diri mereka.
Orangtua yang ketat memegang kendali penuh atas semua pengambilan keputusan, yang menyebabkan anak-anak menjadi kurang percaya diri dan tidak dapat membuat keputusan sendiri tentang hal-hal yang paling memengaruhi kehidupan mereka.
6. Pengasuhan ketat dapat membesarkan seorang pelaku bully
Perilaku anak-anak seringkali dipengaruhi oleh bagaimana lingkungan mereka dibesarkan. Sehingga tentu saja, pola asuh yang strict akan berdampak pada perkembangan anak.
Ketika seorang anak dibesarkan dalam rumah tangga yang ketat, seperti dimarahi dan dikendalikan, ia belajar bahwa tidak apa-apa bagi seseorang untuk menggertak dan memarahi orang lain.
Pada gilirannya, ini mendorong anak untuk menjadi pengganggu atau pelaku bullying.
Karena anak merasa memiliki rasa kekuatan dan kendali pada kehidupan orang lain, dua hal yang biasanya ditunjukkan oleh orangtua yang strict.
Nah itulah beberapa kekurangan dari strict parenting yang perlu orangtua ketahui.
Membesarkan anak-anak mungkin adalah pekerjaan tersulit bagi orangtua, dan tidak ada buku aturan yang bisa diikuti untuk membesarkan anak.
Namun di balik itu semua, orangtua sangat perlu memastikan agar dapat menyesuaikan pola asuhnya dengan perkembangan dan kebutuhan anak. Karena bagaimanapun juga, anak perlu belajar mandiri dan membuat keputusannya sendiri.
Baca juga:
- 9 Perilaku Toxic Parenting yang Mengancam Masa Depan Anak
- 5 Tanda Tiger Parenting, Terlalu Banyak Mengatur Anak!
- 10 Tanda Orangtua Melakukan Helicopter Parenting, Sering Tak Disadari