5 Kesalahan Keluarga yang Menyebabkan Anak Dapat Depresi

Body shaming yang dianggap normal sebagai bahan candaan

31 Juli 2020

5 Kesalahan Keluarga Menyebabkan Anak Dapat Depresi
Freepik

Mental illness sudah bukan menjadi topik yang asing untuk dibahas, dan sayangnya gangguan ini tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja, namun anak-anak juga dapat mengidap mental illness, salah satunya adalah depresi.

Depresi dapat mengganggu perkembangan anak dalam berpikir ia akan dapat mudah merasa takut dan stres dalam menghadapi sesuatu.

Jadi, penting untuk tidak menganggap depresi pada anak adalah hal sepele.

Sayangnya, rata-rata yang menyebabkan anak depresi adalah hubungan yang tidak sehat dalam keluarga, sehingga anak mudah stres sejak kecil.

Untuk mengetahui penyebabnya, berikut ini Popmama.com akan membahas 5 kesalahan harus dihidari dalam keluarga agar anak tidak depresi.

1. Menuntut banyak hal pada anak agar bisa memenuhi keinginan orangtua

1. Menuntut banyak hal anak agar bisa memenuhi keinginan orangtua
Freepik/Odua

Memiliki anak dan anggota keluarga yang sempurna secara akademik atau non akademik memang membanggakan, apalagi jika anak pandai dalam berbagai bidang.

Namun, sayangnya banyak anak yang sering dituntut banyak hal oleh keluarga, hal ini justru dapat membuat anak tertekan saat ia gagal sehingga dapat memendam stres dalam dirinya.

Beberapa anak juga mungkin harus mengalami hal-hal yang ia tidak sukai hanya untuk memenuhi keinginan orangtuanya. Stres dalam diri anak bisa berubah menjadi depresi seiring berjalannya waktu.

Editors' Pick

2. Minimnya dukungan dan apresiasi dapat membuat anak mudah merasa insecure

2. Minim dukungan apresiasi dapat membuat anak mudah merasa insecure
Freepik/drobotdean

Selanjutnya, ketika anak ingin mulai mencoba yang ia sukai, minimnya dukungan dan apresiasi dari orangtua dan keluarga justru membuat anak mudah merasa insecure.

Bayangkan saat jika anak berada di dalam masa-masa sulitnya, namun anak tidak mendapat dukungan semangat dan motivasi dari keluarga. Anak juga akan merasa ia berjuang sendiri untuk dirinya sendiri, bukan untuk membanggakan orangtuanya.

Tidak adanya dukungan tulus dalam keluarga dapat membuat anak tumbuh menjadi sosok yang mudah stres dan tidak percaya diri. Hal ini juga bisa membuat anak mudah depresi saat mengalami masa-masa sulitnya di masa depan.

3. Perlakuan kasar yang kerap didapatkan oleh anak

3. Perlakuan kasar kerap didapatkan oleh anak
Freepik/rawpixel.com

Perlakuan kasar yang diterima anak dalam keluarga juga bisa menjadi dasar penyebab depresi. Perlakuan kasar seperti dipukul, dibentak, ditertawakan, mengeluarkan kata-kata yang kasar dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan diri dan anak merasa ia tidak diinginkan dalam keluarga.

Seperti yang diketahui, bahwa tidak semua anak beruntung untuk lahir dalam keluarga yang harmonis, serta bagaimana orangtua yang kurang memahami bagaimana cara mengatur emosi dan mendidik anak dengan baik.

Maka dari itu sebagai orangtua penting untuk memberikan kenyamanan bagi anak supaya ia tidak stres dan depresi. Didik anak sesuai usia dan perilaku yang positif agar ia juga tumbuh menjadi anak yang positif.

4. Membanding-bandingkan anak di dalam keluarga

4. Membanding-bandingkan anak dalam keluarga
Freepik

Memiliki saudara selain membawa rasa bahagia namun kadang juga bisa membahayakan anak, apalagi ketika orangtua memiliki kebiasaan membanding-bandingkan anak di dalam keluarga, yang membuat anak mengalami depresi.

Sebab anak merasa tidak ada ruang baginya untuk menjadi diri sendiri dan diakui dalam keluarga, namun ia akan selalu seperti berkompetisi dengan saudaranya karena perbandingan itu.

Bukankah sangat stres jika hidup selalu dibanding-bandingkan seperti itu?

5. Menyepelekan body shaming yang dianggap sebagai bahan candaan

5. Menyepelekan body shaming dianggap sebagai bahan candaan
Freepik

Bisa dikatakan kalau hal ini sangat disayangkan dan miris untuk dibahas, yaitu body shaming yang dianggap normal dalam keluarga. Entah itu menjelek-jelekan fisik, atau membandingkan fisik dengan hinaan yang dianggap sebagai bahan candaan.

Bagi anak yang tidak bisa menerima candaan seperti itu, ia akan justru merasa direndahkan dan lagi-lagi ia akan kehilangan rasa percaya diri. Selain dapat menyebabkan anak depresi, hal ini juga justru mengajarkan anak bahwa menjelek-jelekan fisik adalah hal yang wajar.

Percaya atau tidak, bahwa anak-anak yang mengalami depresi saat usia besar bisa jadi karena didasari oleh perlakuan buruk yang diterimanya dalam keluarga. Hindari perlakuan diatas ya Ma, selain untuk menghindari anak dari stres dan depresi, itu juga mengajarkan anak bagaimana hidup yang positif sejak dini.

The Latest