7 Kesalahan saat Mengatasi Anak Usia 7 Tahun yang Masih Mengompol
Memberikan sistem penghargaan dan hadiah juga kurang tepat lho!
24 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mengompol adalah buang air kecil yang tidak disengaja saat tidur. Umumnya, mengompol sebelum usia 7 tahun bukanlah masalah. Pada usia ini, anak mungkin masih mengembangkan kontrol kandung kemih malam hari.
Namun bagaimana jika anak mama berusia di atas 7 tahun, dan masih mengompol? Ini mungkin membuat Mama jadi bertanya-tanya bagaimana cara terbaik untuk menyelesaikan ini, atau apakah yang Mama lakukan sudah benar?
Mungkin ada beberapa cara yang masih kurang tepat dan Mama tak menyadarinya. Untuk membantu mengatasinya, berikut ini Popmama.com akan membahas beberapa kesalahan umum yang dilakukan orangtua saat menghadapi anak yang masih mengompol.
1. Mengabaikan masalah ini dengan sama sekali tidak membicarakannya
Mungkin Mama sering mendengarkan saran bahwa cara terbaik mengatasi masalah anak yang mengompol adalah tidak membahas masalah ini dengan anak. Sebaliknya, membicarakan masalah ini sangat penting bagi Mama untuk menghentikan kebiasaan mengompol pada anak.
Meski anak mungkin akan merasa malu, katakan bahwa ada banyak cara yang bisa diupayakan untuk mengatasinya. Ini akan membantu anak tidak khawatir lagi di malam hari dan merasa lebih nyaman saat tidur.
2. Memberikan hukuman pada anak karena masih mengompol
Mengompol adalah kecelakaan, dan itu bukan kesalahan anak. Sering tak disadari, kalau anak sebenarnya merasa malu setiap kali ia tahu ia mengompol, dan tekanan hukuman ini dapat menambah perasaan negatifnya terhadap diri sendiri.
Membantu anak mengatasi kebiasaan ini tentu akan membutuhkan waktu. Beberapa orangtua mungkin kelelahan setelah beberapa minggu dan menyerah begitu saja.
Alih-alih menyerah, tawarkan dukungan dan pengertian untuk membantu anak mengatasi situasi tersebut. Hindari membicarakan anak mengompol di depan orang lain. Jangan biarkan saudara kandung atau orang lain menggoda anak tentang situasinya.
Editors' Pick
3. Menganggap anak dapat mengatasinya sendiri karena usia yang sudah cukup besar
Saat anak berusia 7 tahun atau lebih mungkin Mama berasumsi bahwa anak sudah cukup besar untuk mengetahui cara berhenti mengompol. Namun, itu belum tentu benar.
Membantu anak mengatasi mengompol mungkin membutuhkan waktu baginya. Keberhasilan anak juga bergantung pada dukungan Mama.
Setiap pagi anak bangun dengan keadaan matras yang kering, pujilah upaya anak dan berikan dukungan non verbal seperti pelukan, tepukan bahu, dan tos.
4. Membandingkan anak dengan saudara kandungnya
Ketika Mama memiliki lebih dari satu anak, mungkin sangat sulit untuk tidak membandingkannya. Bahkan lebih sulit ketika yang sang adik tidak mengompol di malam hari, dan sang kakak justru masih berjuang.
Namun, seorang anak dibandingkan dengan saudara kandungnya, itu mengarah pada rasa malu dan harga diri yang rendah. Ini mengubah percakapan menjadi situasi negatif, di mana anak mungkin akan menutup diri sepenuhnya saat diberitahu.
Sebaliknya, membuat anak merasa didukung adalah kunci untuk mengubah situasi ini menjadi kesempatan untuk belajar dalam hal mencapai malam yang kering.
5. Menggunakan sistem grafik untuk mendapatkan hadiah
Banyak orangtua yang bermaksud baik dengan meminta anak mengumpulkan stiker saat ia tidak mengompol, dan akhirnya mendapatkan hadiah. Seringkali disebutkan bahwa hadiah dapat "memotivasi" anak untuk akhirnya mengatasi masalah mengompol itu.
Namun, ini adalah cara yang kurang tepat. Masalahnya di sini adalah, anak tidak dapat mengontrol kebiasaan mengompolnya. Enuresis atau mengompol bukan disebabkan dari kemalasan untuk ke kamar mandi atau perilaku menantang.
Enuresis kemungkinan besar bersifat genetik, atau dapat dikaitkan dengan gangguan tidur atau kondisi medis lainnya, tetapi itu tidak berada dalam kendali anak.
Ketika anak gagal memenuhi harapan malam demi malam, dan menghabiskan hari-harinya menatap buku stiker yang kosong, ini akan membuatnya merasa tidak berdaya, sedih, dan cemas. Sebaliknya, berikan anak dukungan setiap paginya dan menghargai setiap upayanya.
6. Membuat anak bertanggung jawab atas tugasnya mencuci seprai setiap hari
Beberapa anak mungkin akan melepas seprainya dari tempat tidur setiap pagi dan mencucinya, karena ia berusaha mengatasi sesuatu di luar kendalinya.
Namun, jika Mama memaksa anak untuk membersihkan seprainya setiap hari, ini bisa terasa seperti hukuman. Untuk beberapa anak, ini bahkan dapat memengaruhi harga dirinya. Penting untuk diingat bahwa mengompol adalah situasi yang tidak disengaja.
Anak mungkin sama kesalnya dengan Mama, sehingga sebaiknya bekerja samalah untuk merapikan tempat tidur sambil meyakinkan anak bahwa Mama dapat membantu menenangkannya dan mengurangi beberapa stres, pastikan untuk menjadikan ini sebagai momen ikatan yang positif antara orangtua dan anak.
7. Mengkritik (atau mempermalukan) anak ketika ia mengompol di malam hari
Selalu penting untuk memerhatikan kata-kata dan komentar yang diberikan pada anak. Menggunakan sindiran dapat menyakitkan atau sulit dimengerti anak. Penggunaan sarkasme dapat mempermalukan anak dan membuatnya merasa cemas dan sendirian.
Walau Mama mungkin mengkritik anak karena kelelahan dan frustrasi, ingatlah harga diri yang rendah dapat menjadi akibatnya.
Di lain waktu, Mama mungkin menggumamkan kritik pelan. Jangan salah, anak bisa mendengar bisikan itu, dan sebagai hasilnya mengembangkan keyakinan diri yang negatif.
Itulah beberapa kesalahan umum yang dilakukan orangtua ketika mengatasi anak 7 tahun yang masih mengompol. Walaupun anak yang mengompol dapat meningkatkan stres orangtua, ketahuilah bahwa ini membutuhkan kesabaran dan dukungan.
Anak juga cenderung mengalami emosi negatif seiring bertambahnya usia, ketika ia masih berjuang untuk tetap kering di malam hari.
Jika anak berusia di atas 7 tahun dan masih berjuang untuk tetap kering, ada baiknya berkonsultasi ke dokter anak untuk pemeriksaan. Sementara banyak kasus mengompol yang sembuh tanpa pengobatan apa pun, namun berkonsultasi dapat membantu orangtua dan anak agar mendapatkan dukungan selama proses perawatan.
Baca juga:
- Bagaimana Mengajari Anak Supaya Tidak Mengompol Lagi?
- Cara agar Anak Berhenti Ngompol Setelah Berusia 5 Tahun
- Cara Mengatasi Anak Ngompol di Usia 9 Tahun