7 Keterampilan Sosial Perlu Diajarkan pada Anak Usia 5-8 Tahun
Keterampilan sosial yang baik dapat membantu anak membangun relasi dan persahabatan di masa depan
3 Desember 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seperti yang Mama ketahui, anak-anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda. Namun penting bagi orangtua untuk berusaha agar anak mencapai tonggak penting sesuai perkembangan usianya, salah satunya adalah keterampilan sosial.
Mama mungkin bertanya-tanya, mengapa perlu mengajarkan anak keterampilan sosial?
Keterampilan sosial memungkinkan anak untuk berkomunikasi, berhubungan, atau terhubung dengan orang lain. Ini penting untuk membangun relasi hingga hubungan di masa depan.
Anak usia usia 5-8 tahun, kebanyakan mulai mengembangkan kemandirian dari orangtua, dan lebih senang bersosialisasi dengan teman sebaya. Sehingga penting bagi orangtua untuk mulai mengajarkan anak tentang keterampilan sosial
Lantas apa sajakah keterampilan sosial yang perlu diajarkan pada anak usia 5-8 tahun? Yuk simak informasinya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini!
1. Berkomunikasi baik dan benar tanpa kesulitan
Anak-anak yang berusia lima tahun ke bawah seringkali masih membutuhkan bantuan untuk mengomunikasikan apa yang mereka inginkan. Tak jarang kesulitan saat berkomunikasi ini menyebabkan anak frustasi, yang akhirnya mengarahkan pada menangis, berteriak, memukul, atau perilaku buruk lainnya.
Tetapi pada tahap usia 5-8 tahun, anak akan mulai kurang membutuhkan bantuan Mama atau orang lain untuk berkomunikasi. Lalu pada usia 8 tahun, anak harus mampu berkomunikasi sendiri.
Salah satu cara untuk membiasakan anak berkomunikasi, misalnya untuk menyampaikan perasaannya atau untuk meminta pertolongan orang lain, Mama dapat mendiskusikan bagaimana perasaan berbagai karakter dalam buku atau acara TV atau mengajak anak bermain peran.
2. Mampu mengidentifikasi diri sendiri
Pada tahap ini, anak sudah perlu mulai memahami identitasnya dengan lebih baik. Anak perlu memahami bagaimana cara melihat dirinya sendiri, berdasarkan penampilan fisiknya atau seberapa baik penampilannya di sekolah.
Anak juga perlu memiliki pemahaman yang lebih besar tentang tempatnya di dunia. Mulai dari tahap inilah, anak nantinya akan mulai lebih memikirkan masa depan.
Di tahap ini, anak juga mulai memahami apa yang ia inginkan, kelebihan serta kekurangannya secara garis besar, dan minatnya. Mama mungkin juga akan mendengar lebih banyak tentang apa yang ingin anak lakukan ketika mereka tumbuh dewasa.
Editors' Pick
3. Bermain dengan teman sebaya
Ini adalah periode usia ketika anak-anak akan mulai beralih ke teman sebayanya lebih dari orangtua mereka. Meskipun anak mungkin telah menunjukkan kemandirian di usia balita, ia mungkin masih paling menyukai kebersamaan dengan orangtuanya.
Namun, selama tahap ini, sangat umum bagi anak-anak untuk mulai lebih memilih bermain bersama teman-temannya. Ini mengecewakan bagi para orangtua, tetapi ini adalah keterampilan sosial yang alami dan diperlukan bagi anak-anak untuk mengembangkan kemandirian ini.
Nah jika anak sudah mulai bermain dengan teman sebaya, penting untuk mengajarkannya rasa peduli, bagaimana menyesuaikan diri, saling memberi dan menerima, saling percaya, dan berbagi pengalaman.
4. Bersikap adil pada sesama
Keterampilan sosial selanjutnya yang perlu diajarkan pada anak adalah berbagi atau keadilan. Setelah diajarkan bagaimana cara berbagi, Mama akan mulai memerhatikan anak yang mencoba membuat segalanya lebih adil dan berkembang untuk menuntut keadilan.
Tak hanya menuntut keadilan untuk diri sendiri, keterampilan ini juga bisa anak gunakan dalam lingkungan pertemanannya.
Misalnya, anak melihat temannya tidak mendapatkan sepotong permen, misalnya, tetapi anak lain mendapat dua buah, anak mama mungkin mencoba campur tangan untuk memastikan bahwa temannya mendapat permen juga.
Namun, terkadang, anak mungkin bertindak terlalu jauh dalam mencoba membuat segala sesuatunya adil. Sehingga ini juga pentingnya mengajarkan anak bagaimana berkomunikasi yang baik dan benar, untuk mencegah tindakan agresif secara verbal atau fisik dalam mengejar keadilan.
5. Dapat melakukan permainan dengan mengikuti aturannya
Permainan imajinatif yang biasanya dimainkan anak di usia balita, kemungkinan akan mulai diganti dengan lebih banyak permainan memiliki aturan. Saat anak mendekati usia delapan tahun, ia akan menjadi lebih tertarik pada permainan yang terorganisir dengan baik.
Permainan-permainan ini tidak akan berpusat pada imajinasi, melainkan strategi untuk memenangkan permainan dan kompetitif.
Anak mungkin berjuang dengan kekalahan, tetapi sebelum anak mencapai usia delapan, ia juga perlu diajarkan untuk memiliki sikap sportif sehingga akan memiliki pegangan yang lebih baik untuk kalah dalam permainan.
6. Mampu mengembangkan empati yang lebih besar
Anak-anak dalam rentang usia ini perlu dibimbimbing secara terus menerus agar menjadi lebih empatik dan berbelas kasih. Mereka perlu diajarkan agar menjadi lebih baik dalam membaca emosi dan memahami perasaan orang lain.
Anak mungkin juga akan menjadi lebih sensitif tentang anak-anak lain, dan memahami bagaimana perasaan anak-anak lain tentang dirinya. Menumbuhkan sikap empati pada anak juga akan mencegahnya melakukan perilaku agresif seperti bullying di masa depan.
7. Anak dapat merasakan banyak emosi sekaligus
Anak-anak tidak hanya akan mulai memahami emosi yang lebih kompleks, seperti rasa kasihan. Tetapi mereka juga akan dapat merasakan banyak emosi sekaligus, terlebih lagi ketika ia telah mengembangkan empati. Anak bisa senang bermain dengan temannya, tetapi juga bisa sedih ketika temannya terjatuh.
Maka itu penting bagi Mama untuk mengenalkan anak pada berbagai perasaan. Sehingga ia dapat memahami bagaimana cara menanggapi perasaan dari teman sebayanya dengan tepat.
Itulah beberapa keterampilan yang perlu diajarkan pada anak usia 5-8 tahun. Tentu saja, sulit untuk melihat anak-anak yang mulai tumbuh jauh dari orangtua, tetapi perlu diingat bahwa anak-anak perlu mengembangkan keterampilan sosial yang dapat menunjang masa depannya.
Jika anak mama berjuang untuk bermain dengan anak-anak lain, mengalami kesulitan berpisah dari orangtua, atau mengalami kesulitan mencapai salah satu dari keterampilan sosial lainnya, itu mungkin pertanda bahwa ada sesuatu yang salah. Dalam hal ini, mungkin ada baiknya untuk menghubungi guru atau dokter anak.
Baca juga:
- Bagaimana Media Sosial Bisa Memengaruhi Kesehatan Mental Remaja?
- Biar Terkenal? Apa Alasan Anak Kecanduan Unggah Video di Media Sosial?
- 6 Cara Membesarkan Anak yang Sadar Sosial