Makanan yang mengandung berbagai nutrisi penting untuk menjaga tubuh anak tetap sehat, sehingga Mama mencoba untuk memberikan anak macam-macam makanan dari sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan lain-lain.
Namun ketika beberapa makanan menimbulkan gejala tertentu, mungkin anak mengalami alergi makanan. Alergi makanan adalah respons tubuh yang tidak normal terhadap makanan tertentu.
Penting untuk diketahui bahwa ini berbeda dari intoleransi makanan, yang tidak memengaruhi sistem kekebalan tubuh, walaupun ada beberapa gejala yang mungkin sama. Reaksi alergi biasanya terjadi segera setelah makanan dikonsumsi, dan gejalanya dapat bervariasi dari ringan hingga berat.
Makanan apa pun berpotensi menyebabkan alergi, tetapi Popmama.com akan membahas alergi makanan yang paling umum pada anak-anak.
Beberapa Gejala Alergi yang Umum pada Anak
Pexels/Andrea Piacquadio
Dilansir dari HealthPark Pediatrics, gejala alergi bisa lebih parah daripada gejala intoleransi makanan. Salah satu kemungkinan efek alergi makanan disebut anafilaksis. Ini adalah reaksi alergi parah yang memengaruhi seluruh tubuh.
Ini dapat mencakup berbagai gejala yang muncul dengan cepat. Gejala-gejala berikut mungkin merupakan tanda-tanda anafilaksis, terutama jika muncul tiba-tiba setelah anak terpapar alergen. Berikut beberapa gejala alergi:
Sesak napas atau kesulitan bernapas
Mengi atau batuk
Sesak di dada
Kesulitan menelan
Rasa sesak di tenggorokan
Pembengkakan pada bibir atau lidah
Ruam, kemerahan, atau gatal-gatal dan/atau kulit pucat dan kebiruan
Denyut nadi lemah
Bersin
Hidung tersumbat atau meler
Seperti yang Mama lihat, penting untuk mengetahui alergi makanan apapun yang dimiliki anak, sehingga Mama dapat menyesuaikan pola makannya untuk menghindari makanan pemicu. Apa saja makanan yang bisa menjadi pemicu alergi pada anak? Simak informasinya di bawah ini!
1. Susu dan produk yang mengandung susu
Freepik.com
Alergi makanan yang paling umum pada anak-anak adalah susu. Dilansir dari Mayo Clinic, alergi susu merupakan respon abnormal oleh sistem kekebalan tubuh terhadap susu dan produk yang mengandung susu.
Ini adalah salah satu alergi makanan yang paling umum pada anak-anak. Susu sapi adalah penyebab alergi susu yang biasa, tetapi susu dari domba, kambing, kerbau, dan mamalia lainnya juga dapat menyebabkan reaksi.
Alergi susu tidak sama dengan intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa dapat menyebabkan gejala seperti kembung, kram, dan diare. Sedangkan alergi susu dapat menyebabkan gejala seperti gatal-gatal, muntah, kesulitan bernapas, atau anafilaksis.
2. Kacang dari pohon
Freepik/8photo
Alergi kacang pohon adalah alergi makanan kedua yang paling umum pada anak-anak. Ada daftar panjang kacang pohon yang harus dihindari. Beberapa diantaranya termasuk:
Kacang almond
Kastanye
Kacang mete
Kacang hazel
Kacang brazil
Kacang pistasi
kacang pikan
Kenari
Dilansir dari American College of Allergy, Asthma, Immunology, ada beberapa gejala yang muncul kelika anak mengalami alergi dari kacang pohon
Misalnya sakit perut, kram, mual dan muntah, diare, kesulitan menelan, hidung tersumbat atau pilek, sesak napas, gatal pada mulut/tenggorokan/ mata, hingga anafilaksis, reaksi yang berpotensi mengancam jiwa yang mengganggu pernapasan dan dapat membuat tubuh syok
Editors' Pick
3. Telur
Unsplash/Anthony Shkraba
Salah satu alergi makanan yang paling umum pada anak-anak adalah telur. Sementara putih telur adalah bagian dari telur yang menyebabkan reaksi alergi, telur dalam segala bentuk harus dihindari. Makanan apa pun yang mengandung sedikit telur pun harus dihindari.
Dilansir dari Mayo Clinic, gejala alergi telur pada anak biasanya terjadi beberapa menit hingga beberapa jam setelah makan telur atau makanan yang mengandung telur.
Tanda dan gejala berkisar dari ringan hingga parah dan dapat mencakup ruam kulit, gatal-gatal, hidung tersumbat, dan muntah atau masalah pencernaan lainnya. Dalam kasus ang jarang, alergi telur dapat menyebabkan anafilaksis
4. Kacang-kacangan
Freepik/Schantalao
Alergi makanan umum lainnya pada anak-anak adalah kacang tanah. Anak-anak yang alergi kacang sering mengalami reaksi serius yang hampir fatal. Tidak seperti beberapa alergi, alergi kacang biasanya berlangsung seumur hidup setelah alergi pertama muncul.
American College of Allergy, Asthma, Immunology mengatakan ada beberapa gejala ketika anak mengalami alergi kacang, yaitu seperti muntah, keram perut, gangguan pencernaan, diare, mengi, sesak napas, batuk berulang, suara serak, denyut nadi lemah, gatal-gatal, bengkak di bibir, dan pusing.
Sehingga anak-anak yang alergi kacang perlu menghindari makan makanan yang mengandung kacang dalam segala bentuk.
5. Kedelai
Freepik/Jcomp
Alergi kedelai juga termasuk umum terjadi pada anak-anak. Tetapi menurut American College of Allergy, Asthma & Immunology, kebanyakan anak-anak dapat mengatasi alergi kedelai mereka pada usia 10 tahun.
Dilansir dari Mayo Clinic, alergi kedelai dapat menyebabkan tidak nyaman, tetapi tidak serius. Hal ini karena reaksi alergi terhadap kedelai jarang bisa menakutkan dan bahkan mengancam jiwa.
Tanda dan gejala alergi makanan biasanya berkembang dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah anak mengonsumsi makanan yang mengandung alergen.
Gejala alergi kedelai dapat meliputi, kesemutan di mulut, gatal-gatal, kulit bersisik (eksim), pembengkakan berapa area wajah, ,mengi, hidung meler, kesulitan bernapas, sakit perut, diare, mual atau muntah, dan kulit kemerahan. Reaksi anafilaksis jarang terjadi pada alergi kedelai.
Kedelai merupakan bahan dalam sejumlah besar makanan sebagai sumber protein. Sehingga penting untuk memeriksa daftar produk yang mengandung kedelai agar anak tetap aman.
6. Gandum
Pixabay/klimkin
Alergi gandum sering terjadi pada anak-anak, tetapi gejala reaksi alergi seringkali ringan. Jika anak memiliki alergi gandum, ia kemungkinan akan mengalami gejala dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi sesuatu dengan gandum di dalamnya.
Dilansir dari WebMD, ada beberapa gejala ketika anak mengalami alergi gandum, misalnya seperti pembengkakan, gatal, ruam pada kulit, hidung tersumbat, sakit kepala, masalah pernapasan, mual dan muntah, diare.
Bagi sebagian orang, alergi gandum dapat menyebabkan reaksi yang mengancam jiwa yang disebut anafilaksis di samping gejala lainnya.
Karena reaksi mungkin dapat mengancam jiwa, penting bagi anak-anak dengan alergi gandum untuk menghindari makanan apa pun yang mengandung gandum.
7. Kerang
Freepik/Jcomp
Dilansir dari American College of Allergy, Asthma & Immunology, hampir 7 juta orang Amerika memiliki alergi kerang. Gejala alergi kerang antara lain mulut gatal, gatal-gatal, atau sakit perut setelah makan lobster, kepiting, udang, atau jenis kerang lainnya.
Beberapa orang dengan alergi kerang bahkan berhenti makan kerang untuk meringankan gejala. Berada di sekitar kerang yang sedang dimasak atau mengonsumsi makanan lain yang pernah kontak dengan kerang dapat memicu reaksi.
8. Ikan
Freepik/freepik
Alergi ikan mungkin tidak biasa seperti makanan lain dalam daftar ini, tetapi menurut American College of Allergy, Asthma & Immunology, alergi terhadap ikan bersirip sering menjadi penyebab anafilaksis.
Sementara beberapa anak mungkin memiliki alergi ikan, alergi ini mungkin tidak berkembang sampai dewasa untuk beberapa orang. Anak yang mengalami alergi ikan, dapat memiliki reaksi alergi pada tuna, salmon, dan halibut.
Ketika anak alergi terhadap ikan, sistem kekebalan tubuh, yang biasanya melawan infeksi, bereaksi berlebihan terhadap protein dalam ikan.
Dilansir dari Kids Health, setiap kali anak makan (atau, dalam beberapa kasus, menyentuh atau menghirup) ikan, tubuh menganggap protein ini adalah penyerbu berbahaya dan melepaskan bahan kimia seperti histamin.
Inilah yang membuat anak mengalami gejala seperti mengi, kesulitan bernapas, batuk, suara serak, sesak tenggorokan, sakit perut, muntah, diare, mata gatal/berair/bengkak, gatal-gatal, bintik merah, pembengkakan, penurunan tekanan darah, menyebabkan pusing hingga kehilangan kesadaran (pingsan)
Reaksi alergi terhadap ikan bisa berbeda-beda. Terkadang anak mungkin bereaksi secara berbeda pada waktu yang berbeda. Alergi ikan dapat menyebabkan reaksi parah yang disebut anafilaksis, meskipun reaksi sebelumnya ringan.
Itulah beberapa makanan yang umum menyebabkan alergi pada anak-anak. Jika Mama mencurigai anak memiliki alergi makanan, temui dokter anak atau ahli alergi.
Dokter dapat mengidentifikasi makanan mana yang menyebabkan masalah dan membantu Mama mengembangkan rencana perawatan. Anak mungkin memerlukan obat-obatan seperti antihistamin untuk mengobati gejalanya.