Mengenal Gangguan Refleks ATNR pada Anak, Bisa Ganggu Perkembangan

Seharusnya refleks ATNR berangsur menghilang di usia 4-6 bulan

22 Februari 2024

Mengenal Gangguan Refleks ATNR Anak, Bisa Ganggu Perkembangan
Freepik

Asymmetrical tonic neck reflex (ATNR) adalah salah satu refleks primitif yang dialami bayi sebagai bagian dari perkembangan otak. Refleks ini sangat penting karena membantu bayi untuk bertahan hidup dan berkembang.

Namun, reflek ini dapat berangsur-angsur menghilang pada usia 4-6 bulan. Ketika ATNR masih ada pada anak di atas 6 bulan, hal ini bisa menjadi tanda adanya keterlambatan perkembangan atau masalah neurologis.

Lantas apa penyebab ATNR dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut Popmama.comtelah menyiapkan informasinya di bawah ini!

1. Apa itu ATNR?

1. Apa itu ATNR
Freepik

Asymmetrical tonic neck reflex (ATNR) adalah refleks primitif yang dialami bayi sebagai bagian dari perkembangan otak. Refleks ini sangat penting karena membantu bayi bertahan hidup dan berkembang. 

ATNR terlihat sebagai gerakan tubuh satu sisi yang konsisten, bersamaan dengan harmonisasi tangan-mata yang baik.

Misalnya, ketika kepala bayi diputar ke satu sisi, lengan dan kaki di sisi yang sama akan dijulurkan atau diluruskan ke udara, sedangkan anggota badan di sisi berlawanan akan fleksi atau menekuk ke dalam.

Bayi mulai mengalami ATNR saat masih di dalam kandungan, dan refleks ini bisa dimulai sedini 18 minggu kehamilan. ATNR biasanya hilang sekitar usia 6 bulan saat bayi belajar mengontrol gerakan tubuhnya secara sadar.

Refleks ini juga berperan dalam perkembangan postur tubuh, keseimbangan, dan mobilitas bayi.

Editors' Pick

2. Masalah yang muncul jika anak mengalami gangguan refleks ATNR

2. Masalah muncul jika anak mengalami gangguan refleks ATNR
Freepik

ATNR biasanya hilang sekitar usia 6 bulan. Namun jika ATNR masih ada setelah usia anak lebih dari 6 bulan, maka ini dapat menjadi tanda keterlambatan perkembangan.

Hal ini dapat menyebabkan beberapa masalah pada anak, seperti:

Kesulitan motorik:

  • Anak mengalami kesulitan keseimbangan dan koordinasi.
  • Anak sering terjatuh.
  • Anak memiliki postur tubuh yang buruk.
  • Anak mengalami kesulitan bermain dengan bola atau menangkap benda.

Kesulitan belajar:

  • Anak mengalami kesulitan membaca, menulis, dan berhitung.
  • Anak memiliki keterampilan motorik halus yang buruk.
  • Anak mudah distraksi dan memiliki rentang perhatian yang pendek.

Perilaku dan emosional:

  • Anak mudah frustasi dan marah.
  • Anak memiliki rasa percaya diri yang rendah.
  • Anak menghindari aktivitas fisik.

3. Penyebab gangguan ATNR pada anak

3. Penyebab gangguan ATNR anak
Freepik

Penting untuk Mama pahami bahwa ATNR secara normal hilang sekitar usia 6 bulan. Jadi, jika seorang anak lebih dari 6 bulan masih menunjukkan ATNR, maka akan dianggap sebagai gangguan.

Namun, secara spesifik, belum ada penyebab tunggal yang pasti diidentifikasi untuk gangguan ATNR yang persisten pada anak. Namun ada beberapa faktor yang diduga berkontribusi, antara lain:

  • Prematuritas dan berat lahir rendah: Bayi prematur dan dengan berat lahir rendah lebih berisiko mengalami keterlambatan perkembangan, termasuk keterlambatan integrasi refleks primitif seperti ATNR.
  • Cedera otak: Cedera otak, baik sebelum atau sesudah kelahiran, dapat mengganggu jalur saraf yang mengontrol refleks primitif, termasuk ATNR.
  • Infeksi sistem saraf: Infeksi seperti meningitis atau ensefalitis yang menyerang sistem saraf pusat dapat mengganggu perkembangan saraf dan menyebabkan keterlambatan integrasi refleks primitif.
  • Faktor genetik: Meskipun penelitian masih terbatas, beberapa penelitian menunjukkan kemungkinan keterkaitan faktor genetik dengan gangguan ATNR persisten.
  • Faktor lainnya: Belum banyak penelitian tentang ini, namun beberapa ahli menduga faktor lingkungan seperti paparan toksin atau kekurangan nutrisi tertentu mungkin berperan, meskipun mekanismenya belum jelas.

4. Cara mengetahui apakah anak mengalami gangguan refleks ATNR

4. Cara mengetahui apakah anak mengalami gangguan refleks ATNR
Freepik

Ada beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk mengetahui apakah anak mengalami gangguan ATNR:

Observasi:

Perhatikan apakah anak masih menunjukkan refleks ATNR saat usianya sudah lebih dari 6 bulan. Misalnya anak mengalami kesulitan dengan:

  • Keseimbangan dan koordinasi
  • Postur tubuh
  • Motorik halus
  • Belajar
  • Perilaku dan emosional

Tes sederhana:

Mama juga dapat melakukan tes sederhana di rumah untuk melihat apakah anak masih menunjukkan refleks ATNR, berikut tes yang bisa diikuti:

  1. Dudukkan anak di kursi dengan kaki lurus di depan.
  2. Pegang kedua bahu anak dengan satu tangan dan miringkan tubuhnya ke samping secara perlahan.
  3. Amati apakah anak secara otomatis mengangkat lengan di sisi tubuh yang dimiringkan dan menundukkan kepala ke arah yang berlawanan.

5. Cara mengatasi anak dengan gangguan refleks ATNR

5. Cara mengatasi anak gangguan refleks ATNR
Freepik

Berikut beberapa jenis intervensi yang dapat membantu anak dengan ATNR yang persisten:

  • Fisioterapi: Fisioterapis dapat membantu anak untuk meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi.
  • Terapi okupasi: Terapis okupasi dapat membantu anak untuk meningkatkan keterampilan motorik halus dan keterampilan belajar.
  • Terapi perilaku: Terapis perilaku dapat membantu anak untuk mengelola frustrasi dan meningkatkan rasa percaya diri.

Jika Mama mencurigai bahwa anak mengalami gangguan ATNR, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter anak atau fisioterapis.

Dokter anak atau fisioterapis dapat melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mendiagnosis dan menentukan tingkat keparahan gangguan ATNR. 

Mendapatkan diagnosis dan intervensi dini, juga memberikan manfaat penting untuk anak, misalnya untuk:

  • Meningkatkan keterampilan motorik
  • Meningkatkan kemampuan belajar
  • Meningkatkan kepercayaan diri
  • Meningkatkan kualitas hidup

Nah itulah informasi seputar gangguan refleks ATNR pada anak, yang wajib dipahami orangtua. Penting untuk dicatat bahwa tidak semua anak dengan gangguan ATNR akan mengalami masalah perkembangan. 

Namun, penting untuk mendapatkan diagnosis dan intervensi dini jika anak menunjukkan tanda-tanda di atas.

Baca juga:

The Latest