5 Metode Multisensori untuk Mengajarkan Anak Matematika dengan Mudah
Multisensori membuat anak belajar matematika dengan cara yang menyenangkan
4 Maret 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah anak mama kesulitan dalam mengikuti pelajaran matematika? Mama mungkin telah menggunakan beragam cara, namun anak masih kesulitan dalam mempelajarinya. Ketika ini terjadi, Mama tak perlu khawatir dulu ya!
Karena ada metode yang bisa membantu anak lebih mudah dalam memahami matematika dasar.
Metode ini disebut dengan multisensori. Dengan metode ini, anak tak hanya sekadar membaca dan mendengarkan. Sebaliknya, ia mencoba menggunakan beberapa atau semua indra di tubuhnya.
Dalam pelajaran matematika multisensori ini, anak akan menggunakan indra penglihatan, peraba, pendengaran, untuk memudahkan pemahaman anak tentang angka dan simbol.
Berikut Popmama.com telah merangkum metode multisensori untuk mengajarkan anak matematika. Simak cara-caranya yuk!
1. Memvisualisasikan perhitungan dengan manik-manik atau sereal
Menggunakan manik-manik, kacang kering, atau sereal, adalah cara yang bagus untuk membuat anak-anak mewakili operasi matematika.
Misalnya, anak mungkin memecahkan soal tambah-tambahan dengan menambahkan manik-manik bersama-sama. Atau ia mungkin mengetahui berapa banyak yang tersisa setelah mengurangi beberapa manik-manik. Anak juga dapat mengelompokkan jumlah barang yang berbeda untuk perkalian dan pembagian.
Dengan memindahkan barang-barang ini, dan melihat bagaimana jumlahnya berubah, anak akan memiliki cara untuk memahami bagaimana operasi matematika ini bekerja.
Editors' Pick
2. Menggunakan menara dari balok LEGO
Anak juga dapat menggunakan balok LEGO untuk membangun menara. Ini memberikannya gagasan konkret tentang pengukuran dan sifat-sifat angka yang dibuat. Balok LEGO juga berfungsi dengan baik saat mengajarkan pola dan operasi bilangan.
Misalnya, Mama dapat menumpuk balok dalam kelompok 2, 4, 6, dan 8. Kemudian minta anak untuk membuat tumpukan berikutnya dalam pola, seperti menambahkan dua balok (10, 12, dan seterusnya).
Setelah pola selesai, bantu anak mengerjakan soal penambahan dengan menambahkan balok atau pengurangan dengan mengambil balok LEGO tersebut.