Panduan Mendukung Anak saat Kembali Belajar Tatap Muka di Sekolah
Kiat-kiat menjaga kesehatan fisik dan mental anak dan juga Mama
14 Desember 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Beberapa sekolah di Asia akan mulai dibuka kembali, termasuk salah satunya Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim yang telah mengizinkan kembalinya sekolah tatap muka pada Januari 2021.
Namun hal ini membuat anak-anak cenderung mengalami berbagai emosi. Pada beberapa anak kembalinya ke sekolah akan menjadi hal yang ditunggu-tunggu dan menyenangkan, tetapi beberapa anak lainnya akan merasa cemas atau ketakutan.
Berikut ini Popmama.com akan membahas tentang apa saja yang dapat Mama lakukan untuk mendukung anak yang mungkin mengalami permasalahan pada emosionalnya dan memudahkannya memasuki kehidupan normal baru di sekolah.
1. Hal yang perlu Mama lakukan jika anak cemas dan tidak mau kembali ke sekolah
Menurut Unicef.org, memulai sekolah atau memulai tahun ajaran baru dapat membuat anak stres di saat-saat terbaiknya masuk sekolah, apalagi selama pandemi global.
Selain itu, anak mungkin merasa gugup atau enggan untuk kembali ke sekolah, terutama jika ia telah belajar di rumah selama berbulan-bulan.
Untuk mengatasinya, Mama bisa melakukan percakapan terbuka dengan anak tentang apa yang membuatnya khawatir dan beri tahunya bahwa merasa cemas adalah hal yang wajar.
Bicaralah dengan tenang dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak tentang beberapa perubahan yang terjadi di sekolah, seperti perlu memakai masker dan menjaga jarak dari teman dan gurunya.
Yakinkan anak bahwa langkah-langkah pengamanan dilakukan untuk menjaga kesehatan teman dan gurunya. Mama juga berfokus pada peran penting anak dalam menjaga kesehatan diri, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air.
2. Hal yang perlu Mama perhatikan ketika anak mulai kembali ke sekolah
Wabah virus korona telah menyebabkan gangguan besar dalam kehidupan sehari-hari, bahkan anak bisa sangat merasakan perubahan ini. Saat anak kembali ke sekolah, Mama harus memperhatikan kesehatan fisik, pembelajaran, emosi, dan perilakunya dengan teliti.
Perhatikan tanda-tanda stres dan kecemasan pada anak saat mulai kembali masuk sekolah seperti yang berikut untuk mengukur apakah anak membutuhkan dukungan ekstra dari Mama:
- Kesedihan
- Khawatir
- Marah
- Gelisah
- Kelelahan
- Kebingungan
- Kurangnya minat bermain dengan anak lain atau untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya
- Tidak tidur atau makan dengan baik
- Kehilangan minat pada hobi atau pada teman-temannya
Sebelum anak-anak kembali ke sekolah, Mama dapat ingatkan anak bahwa terkadang merasa kewalahan adalah hal yang wajar. Dorong anak untuk berbicara tentang perasaannya dan beri tahu anak bahwa Mama akan selalu ada untuk mendengarkan.
Ada juga kekhawatiran bahwa penindasan dapat meningkat ketika anak kembali ke sekolah, karena beberapa informasi yang salah seputar Covid-19.
Sehingga, Mama harus menjelaskan bahwa virus tidak ada hubungannya dengan penampilan seseorang, dari mana asalnya, atau bahasa apa yang digunakan.
Ingatkan anak bahwa setiap orang berhak mendapatkan keamanan di sekolah. Penindasan atau bully adalah tindakan yang salah, dan setiap individu harus melakukan perannya dalam menyebarkan kebaikan dan saling mendukung sesama.
Jika anak merasa dipanggil atau diintimidasi di sekolah, ia harus memberi tahu orang dewasa tepercaya. Ingatkan anak tentang hal-hal positif, yang bisa dilihat dari teman dan gurunya. Kemudian jangan berhenti untuk mempelajari hal-hal baru disekitarnya.
3. Jika anak diharuskan untuk menggunakan pakaian pelindung di sekolah, lakukan hal ini
Mulailah percakapan dengan empati. Beri tahu anak bahwa Mama mengetahui perasaan cemas yang dialaminya tentang virus corona, tetapi adalah hal wajar untuk membicarakan kekhawatiran dan emosinya.
Anak juga bisa kesal atau frustrasi ketika kesulitan memakai masker saat berlari atau bermain.
Namun, Mama dapat meyakinkan anak bahwa banyak orang dewasa yang bekerja keras untuk menjaga keamanan keluarga dengan mengikuti langkah-langkah yang disarankan, untuk melindungi anggota keluarga yang lebih rentan tertular virus corona.
4. Mengajarkan anak tentang cara-cara menjaga kesehatan saat kembali masuk sekolah
Salah satu cara terbaik untuk menjaga keamanan dari Covid-19 dan penyakit lainnya adalah dengan mendorong anak untuk mencuci tangan dengan sabun secara teratur. Di sekolah, anak akan melihat tempat cuci tangan baru dan papan petunjuk di dekat ruang kelasnya.
Anak harus mencuci tangan secara teratur dan mengingatkan teman-temannya untuk melakukan hal yang sama.
Hal ini tidak perlu menjadi percakapan yang menakutkan. Mama bisa mengajak anak bernyanyi atau menari bersama dengan lagu favoritnya untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan.
Mama juga dapat menunjukkan kepada anak cara menutup mulut saat batuk atau bersin dengan siku, dan meminta anak untuk memberi tahu Mama jika ia mulai merasa demam, batuk, atau kesulitan bernapas.
Editors' Pick
5. Jika anak tidak mau bercerita pada Mama, berikan nomer telepon saluran bantuan
Pandemi, PSBB, dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) telah membuat banyak anak dan remaja merasa kesepian, terisolasi, dan stres yang terutama dirasakan oleh para remaja.
Jika anak tidak terbuka untuk berbicara dengan Mama, ini tidak berarti Mama adalah orangtua yang buruk.
Saluran bantuan anak-anak tersedia di seluruh Asia Selatan. Kebanyakan saluran bantuan buka 24 jam sehari, dan anak dapat menelepon dan berbicara dengan seseorang tentang perasaannya.
Salah satunya adalah layanan Call Center Telepon Sahabat Anak (TePSA) 1500771, yang di mana dapat memberikan informasi layanan dukungan psikososial dan pengasuhan sementara bagi anak dan keluarga korban COVID-19 yang membutuhkan akses layanan
6. Menerapkan kebiasaan tidur yang tepat sebelum anak kembali ke sekolah
Kebiasaan tidur dan kualitas tidur anak mungkin berubah selama penerapan Pembelajaran Jarak Jauh. Sehingga mungkin sulit untuk kembali ke rutinitas sekolah. Solusinya yaitu mulai terapkan kembali rutinitas kebiasaan tidur yang tepat sebelum anak kembali ke sekolah.
Sediakan waktu untuk membangunkan anak lebih awal selama beberapa hari, agar membantu anak dalam menyesuaikan diri. Jangan biarkan anak tidur siang sepanjang hari. Hindari waktu layar saat anak bangun dan setidaknya satu jam sebelum pergi tidur.
Terapkan kembali rutinitas tersebut dan patuhi. Sehari sebelum anak kembali ke sekolah, usahakan untuk memiliki malam yang tenang, dengan banyak waktu untuk beristirahat dan persiapan.
7. Selalu periksa bagaimana keadaan anak dalam menghadapi situasi pandemi ini
Bersikaplah proaktif dalam percakapan Mama dengan anak. Beberapa anak mungkin datang kepada orangtuanya ingin berbicara. Namun beberapa anak yang lain membutuhkan orangtuanya untuk menciptakan ruang diskusi.
Bicaralah pada anak dan tanyakan kabarnya. Mama juga dapat menciptakan kesempatan bagi anak untuk mengekspresikan dirinya melalui aktivitas seperti bermain dan menggambar.
Ini dapat membantunya untuk mengomunikasikan perasaan negatif yang mungkin dialami di lingkungan yang aman dan mendukung.
Kemungkinan emosi anak akan berubah secara teratur dan Mama perlu menunjukkan pada anak bahwa tidak masalah. Dengarkan kekhawatirannya, berbicaralah dengan ramah, dan yakinkan anak.
Anak seringkali menangkap isyarat emosional dari orang dewasa dalam hidupnya. Jadi kelola emosi Mama, tetap tenang, dan terbuka.
8. Bantu dan yakinkan anak jika mengalami kesulitan saat kembali belajar di sekolah
Banyak anak yang berjuang untuk terus belajar selama PJJ. Saat anak kembali ke sekolah, ia mungkin takut menghadapi hal ini, terutama jika mulai dibandingkan dengan anak-anak lain.
Selama masa ini, penting bagi Mama untuk memprioritaskan kesejahteraan dan penyesuaian anak ke kondisi normal baru, di atas hasil belajarnya. Ketika anak merasa dicintai dan didukung, ia akan belajar lebih baik.
Mama juga dapat berbicara dengan guru tentang sistem dukungan yang dimiliki untuk membantu anak-anak yang tertinggal selama PJJ.
9. Lakukan hal berikut jika anak khawatir mengalami bullying di sekolah maupun media sosial
Jika anak khawatir tentang bullying baik secara langsung maupun online, penting untuk memberi tahunya bahwa anak tidak sendiri dan ia selalu bisa berbicara dengan Mama atau orang dewasa tepercaya lainnya.
Semakin banyak Mama berbicara dengan anak tentang intimidasi, ia akan semakin nyaman memberi tahu jika anak melihat atau bahkan mengalaminya.
Tanyakan tentang waktu anak selama di sekolah, aktivitasnya secara online, dan juga tentang perasaannya.
Beberapa anak mungkin tidak mengekspresikan emosinya secara verbal, jadi Mama juga harus memperhatikan perilaku cemas atau agresif yang mungkin mengindikasikan ada sesuatu yang salah.
Mama juga harus berbicara dengan anak tentang menjaga keamanan dalam media sosial.
Lakukan diskusi yang jujur tentang dengan siapa yang berkomunikasi dan bagaimana caranya. Pastikan anak memahami nilai bersikap baik dan memikirkan dengan cermat setiap postingan media sosialnya. Dorong anak untuk segera memberi tahu Mama jika ia mengalami kontak online yang kejam atau negatif.
Jika Mama melihat anak menjadi penyendiri, sensitif, atau menggunakan gadget-nya lebih atau kurang dari biasanya, itu bisa menjadi tanda bahwa dia sedang di-bully secara online.
10. Tips mengelola stres ketika Mama khawatir anak kembali ke sekolah
Beberapa bulan terakhir mungkin sangat menegangkan bagi Mama dan keluarga. Mama mungkin juga berurusan dengan kesedihan dan kehilangan, atau khawatir tentang masalah keuangan dan ketakutan terhadap Covid-19.
Mama juga jadi terbiasa dengan anak yang berada disekitar Mama sepanjang waktu selama masa PJJ, dan pikiran untuk terpisah dari anak saat kembali ke sekolah mungkin membuat Mama merasa stres dan tertekan.
Ketahuilah bahwa anak sangat peka terhadap emosi orangtuanya, jadi penting bagi Mama untuk menjaga kesehatan mental diri sendiri, serta kesehatan mental anak. Berikut beberapa tip untuk mengelola stres Mama:
- Pertahankan gaya hidup sehat. Ikuti diet yang tepat, cukup tidur, dan olahraga.
- Tetap terhubung dengan orang yang dicintai dan luangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang Mama sukai, terutama selama jam-jam anak di sekolah.
- Bicaralah dengan orang yang dipercaya, termasuk teman dan keluarga. Dan jika Mama bisa, bicaralah dengan mereka setiap hari.
- Jangan merokok, minum alkohol, atau menggunakan obat lain untuk mengatasi emosi.
- Dapatkan fakta tentang Covid-19. Kumpulkan informasi yang akan membantu Mama melakukan tindakan pencegahan yang tepat. Temukan sumber informasi yang kredibel yang dapat dipercaya seperti badan kesehatan masyarakat lokal atau negara bagian, WHO, badan PBB.
- Manfaatkan keterampilan yang berhasil Mama gunakan di masa lalu untuk mengelola kesulitan hidup, dan gunakan keterampilan tersebut untuk membantu Mama mengelola waktu yang menantang ini
- Ketahui di mana Mama bisa mendapatkan bantuan, untuk dukungan kesehatan fisik dan mental jika diperlukan.
Nah jadi itu dia Ma, cara-cara untuk melindungi kesehatan fisik dan mental anak dan juga Mama. Berikan dukungan pada anak untuk kembali berprestasi di sekolah, dan jangan lupa untuk terus mengingatkan anak agar menerapkan protokol kesehatan selama di sekolah.
Semoga informasinya bermanfaat ya, Ma!
Baca juga:
- Persiapan Sekolah Tatap Muka di Jepara, 15 Siswa Positif Covid-19
- Ajarkan Anak Bacaan Doa agar Terhindar dari Wabah Penyakit Covid-19
- Mendikbud Nadiem Makariem: Sekolah Sudah Boleh Tatap Muka pada 2021