Anak Tidak Akrab dengan Papa Kandungnya? Cari Tahu 5 Penyebabnya
Kesibukan masing-masing, membuat mereka kerap lupa dengan kehadiran satu sama lain
30 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Walaupun Mama dan Papa adalah sosok utama yang pertama hadir dalam kehidupan anak, tak jarang ada beberapa anak yang tidak memiliki hubungan yang akrab dengan keduanya atau dengan salah satunya. Bisa jadi hanya akrab dengan Mama atau Papa saja.
Apakah anak mama adalah salah satu orang yang sulit akrab dengan Papa kandungnya? Kalau iya, mungkin yang Mama lihat setiap hari adalah hubungan yang terasa biasa-biasa saja dan terkesan canggung saat mengobrol.
Jika ingin anak membangun hubungan yang harmonis dengan Papanya, maka Mama harus mengidentifikasi penyebab ketidakharmonisan hubungan mereka terlebih dahulu dan segera memperbaikinya.
Kira-kira mengapa anak tidak akrab dengan papa kandungnya? Cari tahu lima kemungkinan penyebabnya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini yuk!
1. Kurangnya komunikasi antara Papa dan anak di rumah
Ketika sang Papa melimpahkan pengasuhan anak mutlak kepada Mama, ini bisa jadi penyebab mengapa ia tidak akrab dengan anak.
Memang benar bahwa Mama adalah orang yang mampu memahami dan menyayangi anak-anaknya, dan mampu menunjukkannya selalu. Namun, jika anak tidak mendapatkan hal yang sama dari Papanya, maka hubungan mereka menjadi tidak sehat.
Kalau Mama merasa hubungan anak tidak akrab dengan Papanya, mungkin saja karena mereka memang jarang berkomunikasi bersama.
Untuk membangun kedekatan mereka, Mama bisa membuka diskusi kecil saat makan malam keluarga atau, menyaksikan film bersama. Nah di sini Mama bisa bertanya tentang hal-hal kecil kepada Papa, seperti menanyakan aktivitas apa yang ingin dilakukan bersama saat akhir pekan, dan menanyakan bagaimana pendapat anak.
Editors' Pick
2. Kesibukan anak dan Papa membuat mereka lupa dengan kehadiran masing-masing
Anak-anak memiliki kesibukannya sendiri, meskipun itu mungkin bermain dan sekolah. Sedangkan sang Papa juga sibuk bekerja, dan ketika di rumah lebih banyak mengurus ini dan itu. Terkadang kesibukan inilah yang membuat mereka lupa dengan kehadiran masing-masing.
Ketika anak melihat Papanya yang terus sibuk dan jarang menyempatkan waktu untuk berbicara, anak mungkin akan mengembangkan kebiasaan untuk tidak mengobrol dengannya. Dan akhirnya ini menjadi siklus di mana akhirnya mereka jadi tampak tidak peduli satu sama lain.
Meski memiliki kesibukkan masing-masing, seperti Papa mencari nafkah dan anak sibuk belajar, bukan berarti harus saling cuek ketika bertemu di rumah.
Ketika ini terjadi Mama dapat memberikan contoh interaksi kecil, mulai dari mengharuskan setiap anggota keluarga mengucapkan "selamat pagi" saat baru bangun tidur atau ingin sarapan bersama. Bisa juga mengucapkan "selamat malam" ketika ingin tidur di kamar masing-masing