Anak Umur 7 Tahun Belum Bisa Membaca, Mengapa?
Disleksia bisa menjadi salah satu faktor penyebabnya
5 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Membaca merupakan bagian yang sangat penting dari perkembangan emosional dan intelektual anak. Keterampilan membaca yang kuat dapat mempersiapkan anak untuk berhasil di sekolah serta dalam banyak hal di kemudian hari.
Kesulitan di bidang ini dapat menghambat perkembangan anak, terutama di masa sekolahnya. Usia 4-7 tahun merupakan usia di mana anak sudah mulai fase membaca. Namun, tak jarang beberapa anak mengalami kesulitan membaca saat di usia tujuh tahun.
Anak yang kesulitan membaca dapat terbagi dalam dua hal, yaitu kesulitan membaca kata-kata (decoding), serta anak dapat mengatakan kata-kata yang benar namun kesulitan memahami arti teks.
Decoding yang tidak baik juga menyebabkan pemahaman yang salah.
Kali ini Popmama.com akan membahas penyebab anak usia tujuh tahun belum bisa membaca atau memiliki masalah decoding. Simak informasinya di bawah ini!
1. Memiliki kesadaran fonemik yang rendah
Seorang anak hanya perlu memproses dan memanipulasi suara, atau fonem, yang menyusun kata. Keterampilan ini disebut sebagai kesadaran fonemik, dan ini merupakan syarat penting bagi anak untuk belajar membaca.
Sebelum anak dapat mengetahui bahwa huruf b membuat suara “be”, otaknya harus dapat mengenali bunyi tersebut dan membedakannya dari bunyi lain yang serupa.
Beberapa otak anak mahir dalam membedakan ini, tetapi anak yang mengalami kesulitan perlu upaya mengembangkan kesadaran fonemiknya.
Perhatikan bahwa kesadaran fonemik yang lemah bukanlah akibat dari pendengaran yang buruk.
Anak yang lulus tes audiologi dapat memiliki kesadaran fonemik yang lemah karena ini adalah fungsi otak, bukan telinga.
Editors' Pick
2. Keterampilan memori asosiasi berpasangan yang rendah
Keterampilan lain yang diperlukan untuk membaca yang efektif adalah memori asosiasi berpasangan, yaitu bagian khusus dari memori jangka panjang yang bertanggung jawab untuk memasangkan informasi yang terkait.
Seperti mengingat ulang tahun, nama seseorang, mempelajari nama bentuk, warna, atau mengingat bahwa Table berarti "meja" dalam Bahasa Inggris, semuanya membutuhkan memori asosiasi yang berpasangan.
Ketika membaca, memori asosiasi berpasangan adalah apa yang memungkinkan anak untuk mengingat suara mana yang mewakili sebuah kalimat.
3. Memori ortografik yang lemah
Terkadang, anak dapat melafalkan kalimat di halaman buku. Ia tahu suara mana yang mewakili setiap huruf, dan mereka dapat memecahkan setiap kata secara akurat. Namun, pengetahuan tentang penyesuaian suara huruf tidak begitu baik ketika anak harus melafalkan setiap kata pada setiap saat.
Bahkan ketika anak baru saja membaca kata tertentu dalam sebuah kalimat, ia mungkin tidak mengenali kata yang sama di kalimat berikutnya dan harus mengucapkannya lagi, membuat membaca menjadi sangat melelahkan.
Penyebabnya bisa jadi kelemahan di bagian memori jangka panjang untuk menyimpan pola huruf dan ejaan, yang disebut memori ortografis. Memori ortografik yang rendah dapat membuat ejaan menjadi sangat menantang.
Bagi pembaca pemula, memori ortografik yang lemah dapat mengganggu kelancarannya karena setiap kata adalah perjuangan.
4. Disleksia
Berbeda dengan penyebab di atas yang merupakan konstruksi kognitif, disleksia merupakan gangguan kesulitan belajar pada anak yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Disleksia ditandai seperti anak kesulitan membedakan huruf yang mirip, seperti b/d atau p/q.
Serta kesulitan mengurutkan huruf menjadi rangkaian kata, misalnya membaca “pesawat” menjadi “sepawat”, atau penugrangan huruf dalam kata seperti membaca “terbang” menjadi “terang”. Namun hal ini terjadi karena anak dalam masa latihan membaca dan menulis.
Faktanya, disleksia berasal dari otak, sehingga disleksia tidak mempengaruhi kecerdasan atau kognitif seorang anak. Penderita disleksia juga bisa memiliki kecerdasan rata-rata atau bahkan di atas rata-rata.
Jadi apa itu disleksia?
Disleksia adalah bentuk kelainan neurologis, seringkali kelainan genetik yang membuat sulit untuk mengenali dan memproses huruf dan suara secara akurat dan otomatis.
Anak yang mengalami disleksia juga memiliki kesadaran fonemik yang rendah, dan mungkin kesulitan dengan memori asosiasi dan / atau memori ortografik juga.
Anak-anak penderita disleksia dapat membuat kemajuan besar dalam membaca jika diberikan penanganan yang sesuai, intensif, dan berkualitas tinggi sejak dini.
Untuk mengetahui bagaimana penanganan dan cara mengatasi kesulitan membaca pada anak tujuh tahun, Mama dapat mengikuti beberapa tips nya di bawah ini.
Penanganan untuk Mengatasi atau Membantu Anak yang Kesulitan Membaca
Untungnya, ada banyak penanganan yang bisa sangat efektif dalam meningkatkan decoding anak dalam membaca. Ingatlah bahwa intervensi dini sangat penting, jadi jika Mama mencurigai anak mungkin memiliki masalah membaca, sebaiknya segera berkonsultasi dengan ahlinya.
Berikut ini adalah beberapa penanganan untuk mengatasi atau membantu anak yang kesulitan membaca di usia tujuh tahun:
Pengajaran multi-indera
Teknik pengajaran yang menggunakan indera sentuhan, penglihatan, dan pendengaran, adalah salah satu metode paling efektif untuk mengajarkan penyesuaian suara huruf kepada anak yang memiliki kesadaran fonemik lemah atau memori asosiasi berpasangan.
Demikian pula, anak dengan memori ortografik yang lemah dapat merespons metode multi-sensorik dengan lebih baik seperti menelusuri kata-kata.
Pengajaran multi-indera memungkinkan anak untuk menyerap informasi melalui saluran yang berbeda sehingga menjadi lebih efektif.
Untuk instruksi multi-indera yang sangat intensif, carilah spesialis atau pusat yang mengajar yang menggunakan kurikulum Orton-Gillingham atau Lindamood-Bell.
Membaca buku
Salah satu penanganan untuk anak yang memiliki memori asosiasi yang lemah adalah buku berjudul “The Secret Stories” oleh Katie Garner.
Di dalamnya, sang penulis memasangkan gambar huruf dan kombinasi huruf dengan cerita yang menjelaskan "mengapa" huruf membuat suara yang mereka buat. Dalam buku tersebut menjelaskan untuk membaca kata “aw” dapat menggunakan huruf A dan W atau A dan U yang memiliki kemiripan.
Teknik ini membantu anak dalam memahami "logika" di balik bunyi huruf daripada hanya harus menghafal informasi saja.
Mencontohkan cara membaca dengan satu buku terlebih dahulu
Banyak anak dengan kesulitan decoding, dapat memahami materi dengan lebih mudah daripada yang dapat mereka baca sendiri. Sehingga penting untuk memberikan anak akses ke materi sastra pada tingkat intelektual sesuai usianya.
Membacakan buku pada anak adalah salah satu cara untuk melakukan ini, dan jika anak terus berlatih membaca buku tersebut, ia mendapat manfaat tambahan dari keterpaparan berulang pada kata-kata yang dipasangkan dengan pengucapan yang benar.
Seiring waktu, ini akan membantu anak dengan ingatan asosiasi atau ortografik yang lemah untuk meningkatkan keterampilannya . Jika Mama sedang sibuk, buku audio sangat bagus untuk membiarkan anak berlatih sendiri.
Terakhir adalah latihan, latihan, latihan
Pembacaan yang akurat dan lancar adalah hasil dari ratusan jam yang dihabiskan dengan latihan. Penting sekali untuk mendorong anak agar latihan membaca di rumah, tetapi dengan beberapa catatan peringatan.
Pertama, ketahuilah bahwa terus memaksa anak tanpa hasil dapat membuat anak justru menjadi frustasi, dan bahkan mungkin sia-sia jika metode yang digunakan bukan metode yang terbaik untuk masalahnya.
Jika anak membaca sesering teman seusianya atau sekelasnya tetapi semakin tertinggal, tanyakan kepada gurunya atau pakar membaca tentang teknik lain yang harus dicoba.
Kedua, ingatlah bahwa membaca, terutama untuk anak yang lebih kecil, harus dibawa dengan suasana menyenangkan.
Nah itu dia Ma, penyebab anak 7 tahun masih belum bisa membaca yang perlu dipahami. Tetap berikan anak semangat dan terus latihan untuk meningkatkan kemampuannya membaca. Jika kesulitan ini berlanjut, Mama dapat melakukan konsultasi pada spesialis atau ahli kesehatan yang sesuai.
Semoga informasinya bermanfaat, Ma!
Baca juga:
- Sebelum Tidur, Yuk Bacakan 5 Dongeng Anak Islami untuk Si Kecil
- Terpercaya, 10 Rekomendasi Toko Buku Online Bacaan Islami untuk Anak
- 5 Tips agar Anak Bisa Belajar Membaca Sejak Dini