7 Penyebab Gangguan Belajar pada Anak yang Perlu Diwaspadai
Anak bukan bodoh, namun ada penyebab gangguan saat belajar
15 Agustus 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi sebagian anak yang mengalami kesulitan saat belajar, sehingga beberapa nilai pelajarannya mungkin tidak memuaskan. Namun itu bukan berarti anak bodoh, terkadang orangtua tidak menyadari permasalahannya dan hanya terus menyuruh anak untuk rajin belajar.
Padahal bisa saja anak mengalami gangguan belajar, sehingga membuatnya kesulitan memahami pelajaran di sekolah.
Oleh karena itu, sebaginya guru dan orangtua tak langsung memberikan label bahwa anak bodoh atau malas.
Jika anak Mama terlihat malas belajar atau kesulitan mengikuti pelajaran, maka perlu dicari penyebabnya.
Menurut Learning Disabillities Association of America, terdapat beberapa jenis gangguan belajar.
Berikut Popmama.com rangkum pada 7 penyebab gangguan belajar pada anak, simak penjelasannya di bawah ini.
1. Disleksia
Disleksia merupakan gangguan membaca. Anak yang mengalami disleksia akan mengalami kesulitan dalam mengenali huruf. Hal ini yang membuat anak kesulitan saat mengeja dan membaca. Terkadang beberapa huruf dibaca tertukar, misalnya seperti huruf b dibaca d, huruf p dibaca q dan lainnya.
Anak yang mengalami diseleksia juga mengalami beberapa kesulitan seperti kurang memahami kalimat yang dibaca atau didengar, saat menyusun kalimat, mengingat kosakata, dan kesulitan menulis sehingga memilik tulisan tangan yang sulit dibaca.
2. Diskalkulia
Anak yang kesulitan dalam pelajaran berhitung atau matemika, bisa jadi ia mengalami diskalkulia. Diskalkulia merupakan gangguan belajar yang membuat anak kesulitan dalam mengerti angka dan yang berhubungan dengan matematika.
Tak hanya kesulitan berhitung, anak dengan diskalkulia juga mengalami kendala seperti sulit dalam mengenali angka, kemudian sulit untuk mengerti konsep matematika dasar seperti pertambahan dan pengurangan.
Ia juga sulit dalam membaca jam dan menghitung uang, dan pada beberapa penderita bahkan juga kesulitan membaca arah dan tidak mengerti notasi musik
Editors' Pick
3. Disgrafia
Disgrafia merupakan gangguan menulis. Anak dengan disgrafia mengalami gangguan pada motorik harusnya, sehingga kesulitan untuk menulis.
Anak dengan disgrafia dapat dilihat dari gejala yang muncul, seperti kesulitan memegang pensil atau bolpoin dan tampak kesulitan saat menulis.
Saat anak menulis, terlihat bahwa ukuran hurufnya berbeda-beda, huruf besar dan kecil yang tercampur-campur, serta tulisan yang tidak lurus pada satu garis.
4. Gangguan proses pendengaran (Auditory Processing Disorder)
Gangguan proses pendengaran atau Auditory Processing Disorder menyebabkan anak kesulitan memahami hal-hal yang ia dengarkan.
Hal ini terjadi karena terdapat gangguan koordinasi pada telingan dan otak anak sehingga menyebabkan penderitanya sering salah menerima informasi.
Tidak hanya itu, anak dengan gangguan ini juga bisa mengalami kesulitan dalam menentukan dari mana asalnya suara datang.
Gangguan ini bisa menyebabkan seorang anak kesulitan dalam memahami pelajarannya di sekolah. Karena apa yang disampaikan oleh guru atau orangtuanya di rumah akan sering disalahpahami
5. Gangguan memproses bahasa (Language Processing Disorder)
Gangguan memproses bahasa atau Language Processing Disorder merupakan bagian dari gangguan auditory. Pada gangguan auditory semua suara yang masuk akan mengalami kesalahan interpretasi. Sedangkan, pada gangguan ini anak hanya mengalami kesulitan dalam bahasa.
Ada dua tipe language processing disorder, yaitu sulit memahami ucapan seseorang atau sulit mengungkapkan isi pikiran menjadi ucapan.
Gangguan ini juga bisa menyebabkan anak mengalami kesulitan saat belajar.
6. Gangguan visual (Visual Motor Deficit)
Gangguan visual atau Visual Motor Deficit akan menyebabkan anak yang menderitanya kesulitan dalam memahami sebuah informasi yang dilihatnya, seperti kesulitan dalam menggambar atau menyalin sesuatu.
Mama dapat mengenali gangguan ini jika melihat anak kesulitan dalam mengenal bentuk, kesulitan saat memotong atau menggunting sesuatu, sering memegang pensil dengan sangat kuat, serta kurangnya koordinasi mata dan tangan.
7. Gangguan non verbal
Pada gangguan non verbal, anak akan mengalami kesulitan dalam kemampuan motorik, visual spasial, dan kemampuan sosial. Gangguan ini menyebakan anak kurang bisa memahami komunikasi non verbal seperti tidak mengerti ekspresi, bahasa tubuh, dan kesulitan berkoordinasi.
Tujuh hal di atas dapat menyebabkan anak kesulitan dalam belajar.
Oleh karena itu, jika Mama melihat anak tampak kesulitan saat belajar hingga nilai pelajarannya yang kurang baik, maka sebaiknya periksakan dulu penyebabnya dengan ahli kesehatan.
Baca juga:
- Tanpa Emosi, 5 Hal Ini Bisa Bikin Belajar di Rumah Lebih Efektif
- Dampingi Anak Belajar, Kenali 7 Nama Hari dalam Bahasa Korea
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Mata Anak Selama Belajar Jarak Jauh