Siapkan Safety Pouch untuk Anak dan Ajarkan Cara Pemakaiannya
Persiapan untuk penerapan the new normal dengan kembali dibukanya sekolah dan tempat umum
2 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seiring dengan persiapan sosialisasi The New Normal di Indonesia sejak mewabahnya virus corona, Covid-19, banyak ahli dan pakar kesehatan mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan tubuh untuk mencegah penularan virus yang menyebabkan masalah pada pernapasan tersebut.
Saat dimulainya kembali aktivitas anak, Mama perlu menyiapkan kebutuhan untuk menjaga kesehatan anak saat berada di sekolah dengan menyimpannya di Pouch atau kantong khusus yang dapat disebut dengan Safety Pouch.
Kira-kira apa saja ya isi Safety Pouch yang tepat?
Berikut ini Popmama.com akan merekomendasikan isi Safety Pouch untuk anak yang aman dan cara mengajarkan pemakaiannya.
1. Bawa 3 hingga 5 masker untuk dipakai secara bergantian
Pilih jenis masker yang sesuai dengan keamanan serta kenyamanan anak saat memakainya di sekolah.
Masker tiga lapis efektif untuk menangkal virus, tetapi jika ingin lebih efektif serta menghemat biaya Mama dapat menggunakan masker kain sebagai alternatifnya.
Jika bingung memilih jenis masker kain yang tepat, Mama dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini, rentangkan kain masker yang akan digunakan kea rah cahaya.
Jika cahaya menembus dengan mudah melalui serat kain, dan hampir bisa melihat bagian seratnya, artinya itu bukan bahan yang tepat digunakan sebagai masker.
Namun, jika kain menggunakan jahitan yang lebih padat dengan bahan yang lebih tebal sehingga tidak terlalu banyak cahaya masuk, artinya masker tersebut dapat digunakan.
Jika memungkinkan, gunakan masker dengan jenis kain katun quilting karena, bahan ini cenderung memiliki kualitas yang lebih baik dan serat yang rapat.
Siapkan 3 hingga 5 masker, karena masker kain yang sehat maksimal dipakai 3 sampai 4 jam, setelah itu harus diganti.
Masker kain sebaiknya tidak dipakai seharian, apalagi jika anak sudah bertemu beberapa orang dari lingkungan yang berbeda.
2. Kantong untuk masker kotor
Ajarkan cara melepas masker kain yang tepat pada anak, yaitu dengan melepaskan pengait masker di telinga kanan dengan tangan kanan, dan pengait di telinga kiri dengan tangan kiri, lalu masukkan ke dalam kantung plastik terpisah untuk dicuci agar dapat digunakan kembali.
Kantong untuk masker kotor harus dibedakan dengan masker yang belum dipakai.
Masker kotor juga tidak bisa dilemparkan begitu saja di dalam tas. Penting untuk menyimpannya kembali dengan cara yang tepat dan rapi. Pastikas segera cuci tangan pakai sabun setelah melepas masker kain yang sudah dipakai.
Editors' Pick
3. Hand Sanitizer dengan kadar alkohol minimal 60 persen
Siapkan juga Hand Sanitizer atau cairan pencuci tangan yang dapat menjadi alternative saat tidak sempat mencuci tangan dengan air dan sabun antiseptik. Dengan syarat, hand sanitizer yang dibawa harus memiliki kandungan alkohol yang setidaknya minimal 60 persen.
Agar efektif, Mama dapat mempraktikannya dengan anak, yaitu harus mengusapkan cairan hand sanitizer ke seluruh tangan. Gosok-gosokkan di seputaran tangan dan sela jari sekitar 20 detik, kemudian biarkan hingga kering secara alami.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), hand sanitizer yang memiliki kandungan alkohol 60-95 persen lebih ampuh untuk mencegah virus dibanding yang kadar alkoholnya sedikit atau bahkan tanpa alkohol.
4. Tissue basah untuk membersihkan permukaan benda disekitar
Jika perlu, siapkan tisu basah antiseptic atau anti bakteri, namun perlu diketahui bahwa tisu basah tertentu yang digunakan untuk bayi atau baby wipes tidak dapat dipakai untuk membasmi virus hanya karena bersifat antiseptic atau anti bakteri, karena Covid-19 adalah virus.
Sedangkan tisu basah untuk bayi memiliki desinfektan, namun tidak mengandung alkohol dan umumnya menggunakan disinfektan alami sehingga cukup aman untuk bayi, kulit dan dipakai untuk tubuh. Sedangkan tisu disinfektan biasanya mengandung alkohol etanol dengan kadar 45-95 persen.
Hal ini sama dengan kandungan alkohol pada hand sanitizer, sehingga bisa efektif membasmi virus. Serta tisu yang sudah mengering setelah digunakan harus segera dibuang.
Namun, karena kandungannya yang cukup tinggi bisa menyebabkan kulit menjadi sangat kering bahkan iritasi sehingga tidak cocok jika digunakan oleh anak-anak terus menerus.
Untuk tisu basah yang memiliki kandungan antiseptic dengan kadar alkohol 40 persen, hanya dapat digunakan untuk membersihkan permukaan benda atau lingkungan sekitar anak.
Perlu diingatkan bahwa tisu basah antiseptik bukan difungsikan untuk menghilangkan virus di tangan.
5. Sabun antiseptik untuk mencuci tangan
Kemudian, siapkan juga sabun antiseptik agar anak bisa lebih aman untuk mencuci tangan di tempat umum atau di sekolah. Sabun antiseptik memiliki manfaat yang lebih besar daripada sabun biasa. Karena dapat membersihkan kulit serta membunuh kuman, jamur, bakteri, dan virus yang ada di kulit.
Sabun antiseptic juga memiliki kandungan alkohol, etanol, isopropanol, propanol, yodium, dan iodine yang berfungsi untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan mengobati iritasi kulit karena kuman. Sayangnya, karena sifat sabun yang cukup keras sehingga tidak dapat dipakai pada kulit yang luka, memar, lecet, dan terbakar karena langsung memicu terjadinya iritasi.
Dengan kandungan senyawa kimia yang melindungi kulit, sabun antiseptik dapat membunuh kuman dan virus yang ada di kulit.
6. Tissue kering untuk mengeringkan setelah cuci tangan
Dan terakhir, siapkan juga satu kemasan tissue kering yang digunakan untuk mengeringkan tangannya setelah cuci tangan. Ingatkan pada anak untuk tidak sembarangan mengeringkan tangan dengan menyentuh barang-barang dan di pakaian.
Selalu ingatkan anak untuk mengurangi kontak dengan orang lain terlebih dahulu, sering cuci tangan, tidak menyentuh barang-barang yang tidak perlu kecuali buku dan alat tulis, dan mengonsumsi makanan dari rumah yang terjamin kesehatannya.
Itulah isi safety pouch yang perlu disiapkan untuk anak jika mereka terpaksa harus berkegiatan di luar rumah. Semoga kita bisa memberikan persiapan yang baik untuk anak ketika menghadapi kehidupan new normal.
Baca juga: