7 Tanda Anak Membutuhkan Terapis untuk Atasi Masalah Mentalnya
Masalah mental adalah nyata dan dapat memengaruhi siapa saja termasuk anak-anak
24 Februari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masalah mental adalah nyata dan dapat memengaruhi orang-orang dari segala kelompok usia, bahkan termasuk anak-anak. Mulai dari kecemasan hingga depresi, anak-anak sama-sama rentan terhadap masalah mental.
Mama dan anak mungkin dekat satu sama lain, tetapi terkadang anak mungkin tidak nyaman dalam berbagi segalanya. Untungnya, ada pilihan bagi orangtua dalam hal mencari bantuan untuk anak, sehingga orangtua tidak perlu memaksa anak untuk membuka semua ceritanya.
Salah satu pihak netral yang bisa menjadi pilihan adalah seorang terapis. Mereka menawarkan bantuan dan memberikan anak kesempatan untuk didengar. Namun mungkin Mama bertanya-tanya, kapan waktu yang tepat untuk membawa anak ke terapis.
Berikut Popmama.com telah merangkum 7 tanda anak membutuhkan terapis untuk atasi masalah mentalnya. Yuk disimak Ma!
1. Perilaku menantang yang muncul lebih sering dari biasanya
Salah satu tanda paling umum bahwa anak mungkin memerlukan konseling dengan terapis adalah jika ia mengalami masalah perilaku, baik di dalam maupun di luar rumah.
Perhatikan respons ini, terutama jika terjadi lebih sering dari biasanya. Mama mungkin menemukan anak lebih cenderung untuk berdebat, mengeluh, dan menjadi defensif, bahkan atas permintaan atau percakapan terkecil sekali pun. Seringkali, perilaku tersebut adalah tanda anak yang meminta bantuan tanpa disadari.
Mama juga bisa terhubung dengan guru dan orangtua teman anak yang berinteraksi dengannya setiap hari. Pertimbangkan untuk memberi tahu mereka bahwa Mama khawatir dan pastikan mereka memberi tahu jika melihat perilaku menantang yang tidak normal pada anak.
2. Perubahan tiba-tiba dalam minat dan kebiasaan yang biasa dilakukan
Mirip dengan perubahan perilaku, perubahan minat dan kebiasaan anak sehari-hari dapat menandakan bahwa ia mungkin juga memerlukan konseling. Paling umum adalah perubahan signifikan dalam makan, tidur, dan minat pribadi paling mudah dikenali dan biasanya paling sugestif.
Jika perubahan ini berlangsung lebih dari dua minggu, pertimbangkan untuk menjadwalkan pemeriksaan dengan terapis atau dokter anak. Faktanya, terapis atau dokter dapat membantu Mama dalam mendiagnosa kemungkinan penyebabnya dan menemukan cara mengatasinya.
Editors' Pick
3. Kekhawatiran dan kesedihan yang berlebihan
Mungkin ini menjadi tanda yang paling langsung dan jelas dari keseluruhan tanda lainnya. Kekhawatiran dan kesedihan yang berlebihan adalah tanda-tanda pasti bahwa anak mungkin membutuhkan bantuan di luar jangkauan orangtua.
Meskipun kekhawatiran dan kesedihan bisa menjadi normal bagi anak-anak, terutama selama transisi dan perubahan hidup. Penting untuk memerhatikan ketika emosi ini menjadi berlebihan, seperti mulai menguasai fisik dan pikiran anak.
Saat itulah Mama harus melihat lebih dekat penyebabnya dengan bantuan terapis.
4. Regresi atau kemunduran perkembangan
Dilansir dari All 4 Kids, regresi atau kemunduran perkembangan ini biasa terjadi ketika saudara baru lahir, terjadi perceraian, atau perubahan besar lainnya dalam hidup yang terjadi di rumah. Namun, ketika regresi terjadi tanpa alasan, pertimbangkan untuk melihat penyebabnya lebih dekat.
Berikut adalah beberapa regresi paling umum yang menandakan bahwa anak mungkin memerlukan bantuan terapis:
- Mengompol (meski biasanya sudah bisa menggunakan toilet)
- Sering marah-marah
- Kecemasan dan kemelekatan akan perpisahan
- Kecemasan dan ketakutan yang berlebihan
- Regresi bahasa (menggunakan “baby talk”)
5. Isolasi sosial atau menarik diri dari lingkungan
Jika Mama melihat anak menarik diri secara sosial, ini juga merupakan tanda untuk meminta bantuan dari terapis agar melihat lebih dekat apa yang terjadi secara emosional.
Seringkali, ketika anak-anak sedih atau cemas, mereka akan menarik diri dari situasi sosial. Saat anak mulai menarik diri dari hubungan interpersonalnya secara teratur, inilah saatnya untuk mempertimbangkan bahwa ini mungkin lebih dari sekadar hari yang menyedihkan.
Ini terutama benar jika rasa malu dan kecenderungan introvert bukanlah ciri kepribadian yang umum untuk anak mama. Seperti apa isolasi sosial pada anak?
Berikut adalah beberapa tanda anak-anak mengisolasi diri secara sosial:
- Makan siang sendirian
- Menghindari teman bermain dan aktivitas sosial lainnya
- Kurangnya keinginan untuk keluar rumah dengan alasan apapun
6. Peningkatan keluhan fisik
Terkadang masalah kesehatan mental pada anak-anak berupa gejala fisik, seperti sakit kepala dan sakit perut.
Setelah Mama mengesampingkan masalah medis apa pun dengan penyedia layanan kesehatan, langkah selanjutnya yang mungkin dilakukan adalah berkonsultasi pada terapis anak.
Beberapa pengalaman hidup pada dasarnya sulit, membuat stres, atau emosional bagi seorang anak. Sehingga memiliki pihak yang profesional atau netral untuk diajak bicara, dapat bermanfaat bagi anak mama.
7. Berbicara tentang menyakiti diri sendiri
Terakhir, dan yang paling mendesak, jika anak mengungkapkan perasaan atau gagasan tentang menyakiti diri sendiri, penting bagi Mama untuk segera mencari bantuan untuknya.
Terkadang ini bisa muncul dengan sendirinya secara halus dengan tanda-tanda keputusasaan dan perasaan sendirian. Namun, ini juga bisa dikenali melalui kehadiran pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
Sementara pikiran untuk bunuh diri mungkin tampak berlebihan untuk anak-anak muda, penting untuk dicatat bahwa perasaan menyakiti diri sendiri dapat diekspresikan dalam beberapa cara yang berbeda.
Dilansir dari Very Well Family, memukul diri sendiri, membenturkan kepala ke sesuatu, dan menancapkan kuku ke kulit, adalah tanda-tanda menyakiti diri sendiri pada anak kecil. Jika Mama melihat ada perilaku menyakiti diri sendiri, catatlah, dan segera dapatkan bantuan terapis untuk anak.
Nah itulah beberapa tanda anak membutuhkan terapis untuk atasi masalah mentalnya. Adalah normal untuk khawatir jika anak bertingkah di luar karakternya. Tetapi penting juga untuk bersikap proaktif dan memberi anak cara untuk memproses perasaannya.
Bimbingan seorang terapis yang berspesialisasi dalam masalah yang mempengaruhi anak-anak dan remaja, dapat sangat membantu anak yang mengalami masa sulit. Terapi menawarkan ruang yang aman untuk berbagi perasaan dan panduan untuk membantu anak mengatasi tantangan.
Baca juga:
- Cari Tahu, 12 Gejala Kecemasan pada Anak yang Biasanya Tersembunyi
- Mama Wajib Tahu, 9 Langkah Tepat untuk Meredakan Pikiran Cemas Anak
- Bukan Pemalu, 10 Ciri Kecemasan Sosial pada Anak yang Perlu Diwaspadai