Harus Peka, 5 Tanda Anak Menjadi Korban Bullying di Sekolah
Merasa enggan atau menghindari untuk pergi ke sekolah
18 Juli 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tindakan Bullying, bisa terjadi pada anak dimana saja dan kapan saja, termasuk pada saat anak bersekolah. Ketika anak mengalaminya, banyak anak yang tak mengatakannya pada siapapun, termasuk pada Mama atau Papa.
Sehingga akhirnya anak-anak sering merasa takut bahkan depresi dalam jangka waktu yang panjang, karena membiarkan diri sendiri dalam keadaan menderita akibat perilaku bully yang semakin menjadi-jadi.
Untuk itu Mama harus bisa peka untuk mengenali tanda-tanda ketika anak menjadi korban bully.
Berikut ini Popmama.com akan membahas tentang 5 tanda bahwa anak mengalami bullying, di bawah ini:
1. Enggan atau menghindar untuk pergi ke sekolah
Sekolah merupakan tempat yang paling rentan terhadap tindakan bully, oleh sebab itu jika anak merasa enggan dan cenderung menghindar untuk pergi ke sekolah, Mama patut curiga ada sesuatu yang salah dengan anak.
Umumnya, alasan yang digunakan oleh anak untuk tidak sekolah adalah berpura-pura sakit atau sengaja sulit dibangunkan saat tidur.
Saat itu terjadi, Mama dapat memantaunya dengan cara bertanya pada anak atau pada gurunya tentang keaktifan anak selama disekolah.
Mungkin saat ini anak sedang menjalani sekolah online, tapi kondisi ini kadang tidak membebaskan anak dari tindak bully.
Misalkan, saat sekolah online diminta untuk kirim foto dari rumah sambil memperlihatkan tugasnya. Lalu foto dikirimkan di grup chat kelas.
Lalu ada anak lain yang ikut menyimpan fotonya, kemudian mengolok hasil tugas melalui unggahan di media sosial.
Ini juga termasuk dalam sikap bully lho, Ma.
Editors' Pick
2. Sering mengeluh sakit kepala atau sakit perut, dan ada luka di tubuh
Menurut Verywell Family, anak yang mengalami bullying biasanya akan sering merasa sakit kepala, sakit perut, atau penyakit fisik lainnya. Sakit kepala dan sakit perut bisa terjadi ketika anak mengalami tekanan atau rasa cemas, yang bisa saja terjadi karena tindakan bullying.
Tanda-tanda yang lebih jelas dari perilaku perundungan adalah dengan adanya luka seperti memar dan goresan pada tubuh.
Anak juga bisa saja menunjukkan perubahan dalam kebiasaan makan, seperti melewatkan jam makan atau justru makan berlebihan. Keadaan lainnya adalah anak pulang dari sekolah dalam keadaan lapar akibat tindakan bullying di sekolah seperti bekalnya diambil paksa atau melewatkan jam istirahat karena takut.