10 Tanda Orangtua Melakukan Helicopter Parenting, Sering Tak Disadari
Apakah Mama menjadi orangtua yang terlalu protektif?
11 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Helicopter parenting atau pengasuhan Helikopter adalah salah satu istilah yang sering diperbincangkan akhir-akhir ini. Seringkali orangtua tak dapat membedakan antara pengasuhan intensif dan pengasuhan helikopter.
Pengasuhan intensif adalah ketika orangtua mencurahkan pikiran, energi, dan waktu untuk membesarkan anak. Di sisi lain, orangtua dengan pengasuhan helikopter, terlalu protektif dan mengatur setiap aspek kehidupan anak, hingga meninggalkan sedikit kesempatannya untuk berkembang.
Apakah Mama melakukan pengasuhan intensif? atau pengasuhan helikopter?
Berikut Popmama.com telah membahas 10 hal yang tidak disadari ketika orangtua melakukan pengasuhan helikopter. Yuk simak!
1. Selalu memecahkan masalah anak tanpa membiarkannya mencoba
Jika Mama selalu mengikuti anak dan mencoba memecahkan setiap masalah untuknya, atau lebih buruk lagi, melakukan sesuatu untuk melindungi anak dari masalah, maka Mama mungkin adalah orangtua helikopter.
Misalnya, jika seorang balita mencoba naik ke sofa, dan orangtua datang dan mendorongnya tanpa membiarkannya mencoba, itu menunjukkan sifat orangtua yang terlalu protektif.
Ada contoh lain pada anak yang lebih besar seperti, ketika anak melupakan pekerjaan rumah dan sudah waktunya tidur, Mama mengerjakan PR-nya karena Mama tidak mau anak ditegur oleh guru.
Orangtua helikopter menunjukkan bahwa jika anak menghadapi masalah, orangtua langsung menyelesaikan untuknya.
2. Tidak pernah membiarkan anak bermain sendiri di luar ruangan
Ada begitu banyak manfaat membiarkan anak-anak bermain di luar ruangan sendirian, termasuk meningkatkan kepercayaan diri, mengurangi stres, lebih mandiri, dll.
Jadi sedikit demi sedikit, cobalah untuk mengetahui aturan di area rumah, kenali lingkungan, dan tempat yang sesuai dengan usia anak.
Mama bisa perlahan mencoba memberi anak kebebasan dan kepercayaan diri untuk bermain di luar ruangan.
Seorang anak juga harus dididik dengan baik dan diperingatkan tentang kemungkinan ancaman.
Jika anak sudah cukup besar, Mama dapat memberi mereka ponsel atau jam dengan GPS untuk memastikan Mama dapat menjangkaunya.
3. Selalu memberikan instruksi atau arahan
Jika Mama tak pernah membiarkan anak mengambil risiko apapun, itu menjadi salah satu tanda orangtua helikopter.
Orangtua helikopter selalu memberikan instruksi seperti, "jangan berlari terlalu cepat", "kerjakan pekerjaan rumah", dll, karena takut anak akan menghadapi konsekuensi yang mungkin terjadi.
Tanpa disadari, Mama mungkin jadi terlalu protektif ketika ingin melindungi anak dari kegagalan dan frustrasi.
Melompat dengan solusi ketika anak terlihat frustrasi bahkan dengan masalah kecil.
Secara umum, hidup melibatkan risiko. Maka anak perlu belajar sedini mungkin untuk menghadapi masalah, rasa sakit, dan mulai menghadapinya, sehingga ia bisa tumbuh menjadi tangguh.
4. Memberikan pengarahan pada guru atau pelatih anak
Jika Mama sering menasihati guru dan pelatih olahraga anak, maka ini bisa menjadi tanda orangtua helikopter selanjutnya.
Misalnya, Mama ingin tahu mengapa anak diberi nilai 90 alih-alih 100, atau jika Mama menelepon pelatih untuk menanyakan mengapa ia tidak dipilih untuk tim sepak bola.
Dalam hal ini, orangtua helikopter ditunjukkan dengan terlalu terlibat.
Alih-alih menunjukkan sikap tak menerima keadaan, orangtua sebaiknya datang untuk berbicara dengan guru dan pelatih anak, untuk menanyakan tentang bagaimana perkembangan anak di sekolah, apakah minat anak pada satu bidang sudah mulai muncul, hingga bagaimana aktivitas anak di sekolah.
Editors' Pick
5. Melakukan semua tugas rumah
Jika di rumah Mama melakukan semua tugas rumah dan tugas yang menjadi tanggung jawab anak, seperti merapikan kamar, membuang sampah, merapikan kamar, maka Mama melatih anak untuk gagal. Mengapa?
Orangtua helikopter mengira anak-anak mereka sibuk belajar, dan memfasilitasinya dengan melakukan segalanya untuk mereka.
Meskipun anak sudah bisa merapikan tempat tidurnya di pagi hari, melipat pakaian, dan membersihkan kamarnya sendiri.
Walaupun ini dapat membantu anak dalam studinya, tetapi juga membuat anak menjadi kurang bertanggung jawab dan menciptakan rasa berhak melakukan hal-hal yang negatif, karena akan ada selalu yang membelanya.
6. Tidak membiarkan anak untuk mengambil risiko
Jika Mama adalah orangtua helikopter, Mama takut melihat anak gagal dan ingin melindunginya dari setiap kegagalan dan kecelakaan.
Yup memang ada tempat-tempat di mana anak tidak boleh berlari, tetapi ini tidak boleh diberitahu ketika anak berada di tempat terbuka. Karena ini dapat menciptakan perilaku menghindari risiko pada anak. Dan ia akan kehilangan kesempatan untuk menghadapi tantangan dan membangun ketahanan.
Wajar untuk merasa khawatir tentang masalah anak-anak karena kasih sayang orangtua.
Namun sebagai orangtua, kita harus belajar untuk melepaskan kecenderungan mengendalikan yang muncul dari kekhawatiran, dan membiarkan anak belajar tentang apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan berdasarkan pengalamannya.
7. Menjawab semua pertanyaan yang diajukan pada anak
Jika Mama menjawab pertanyaan guru atau orang dewasa lainnya yang diajukan kepada anak, itu pertanda bahwa Mama mungkin menjadi orangtua helikopter. Mama mungkin menjawab karena khawatir bahwa tanggapan anak yang tidak sesuai.
Bersamaan dengan itu, orangtua juga mencuri suaranya. Ini dapat menyebabkan anak merasa ragu dan tidak mampu berbicara sendiri ketika dewasa.
Selain itu, anak mungkin selalu mengandalkan orangtua atau orang lain untuk melakukan percakapan yang sulit, atau bahkan menghindari situasi yang sulit/canggung sama sekali.
Ketika anak tak diberi kesempatan untuk berbicara, ia tidak diberi kesempatan untuk didengarkan dan itu dapat menyebabkan banyak masalah bagi anak di kemudian hari termasuk masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi, karena ia tidak tahu bagaimana caranya menangani masalah.
8. Terburu-buru menyelamatkan anak dari frustasi emosionalnya
Ketika Mama adalah orangtua helikopter, Mama tidak membiarkan anak berurusan dengan emosinya sendiri.
Orangtua helikopter, terburu-buru untuk menghentikan anak saat menangis, dan juga untuk memperbaiki masalah dan "menyelamatkan"nya dari frustrasi emosional. Orangtua berusaha keras untuk menghentikan emosinya dan melakukan apa saja untuk membuat anak kembali bahagia.
Apa hasilnya jika melakukan hal ini?
Anak tidak pernah belajar untuk mengatasi emosi dan mengatur diri sendiri saat ia tumbuh dewasa. Dan akibatnya, anak mungkin harus menghadapi kecemasan dan depresi. Artinya, anak tidak belajar menjadi orang dewasa yang fungsional. Dan tidak mengembangkan kecerdasan emosional yang sehat.
9. Memilihkan semua keputusan untuknya
Apakah Mama yang selalu memutuskan jenis pakaian yang akan dibelikan untuk anak, buku apa yang harus dibaca, dan kegiatan ekstrakurikuler mana yang harus ia lakukan?
Jika iya, maka ini adalah tanda-tanda pengasuhan helikopter. Tentu setiap orangtua ingin yang terbaik untuk anak. Tetapi bagian dari tumbuh dewasa adalah membuat pilihan yang buruk dan belajar darinya.
Kesalahan yang anak lakukan dapat membantu membentuk karakternya. Ia juga belajar menemukan tujuannya dengan mencoba berbagai hal dan menganalisis apa yang berhasil dan apa yang tidak. Inilah pelajaran penting yang perlu anak pelajari dalam hidup.
10. Ingin mengetahui dan memperbaiki apa yang dilakukan anak setiap waktu
Jika Mama memiliki kebutuhan untuk mengetahui di mana anak berada dan apa yang ia lakukan sepanjang waktu, Mama mungkin menjadi orangtua helikopter.
Orangtua helikopter memiliki kebutuhan untuk mengetahui apa yang anak lakukan sepanjang waktu, misalnya dengan memeriksa GPS pada ponsel atau jamnya setiap saat.
Selain itu, orangtua helikopter juga selalu memperbaiki apa yang dilakukan anak-anak setiap jam, sepanjang hari.
Nah, itulah beberapa tanda yang seringkali tak disadari orangtua. Walaupun melindungi anak adalah hal yang baik, menerapkan pengasuhan helikopter atau pengasuhan yang terlalu protektif juga dapat memengaruhi anak-anak dalam banyak cara negatif.
Baca juga:
- 7 Tips Parenting untuk Orangtua Baru, Yuk Tambah Pengetahuanmu
- Cari Tahu Gaya Parenting yang Mama Terapkan ke Anak Sesuai Zodiak
- 8 Dampak Buruk Helikopter Parenting bagi Anak, Jangan Diteruskan!