Anak Perlu Tahu, 10 Tarian Tradisional Jawa Tengah
Meningkatkan pemahaman akan kebudayaan Indonesia
31 Agustus 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia dikenal dengan beragam kebudayaannya, seperti tari-tarian. Salah satu provinsi yang populer dengan kebudayaan seni tarinya adalah provinsi Jawa yang cenderung mengekspresikan kerohanian.
Jawa Tengah merupakan provinsi yang menonjol mewakili kebudayaan Jawa, termasuk terciptanya beragam tari-tarian. Selain tarian rakyat, tarian daerah Jawa Tengah juga diwarnai oleh tarian istana yang berkembang dalam lingkup Keraton Surakarta atau Tari Klasik Gaya Surakarta.
Untuk menambah pengetahuan anak tentang kebudayaan Indonesia, kali ini Popmama.com akan membahas beberapa tarian dari Jawa Tengah. Yuk simak informasinya di bawah ini!
1. Tari Bedhaya Ketawang
Tarian Bedhaya Ketawang adalah tarian klasik asal Keraton Surakarta. Sebuah kesenian adiluhung yang hanya dipertunjukkan untuk pementasan khusus dan sangat resmi, yakni saat Penobatan Raja serta Hari Peringatan Kenaikan Tahta atau Tingalan Dalem Jumenengan.
Tarian sakral ini menggambarkan hubungan asmara antara Ratu Kidul dengan Raja-raja Mataram yang diwujudkan dalam gerakan-gerakan tangan, dan seluruh bagian tubuh. Durasi penyajiannya pun sangat panjang yaitu sekitar 1,5-2 jam dengan diiringi seperangkat gamelan khusus.
Karena sangat sakral, semua penari yang jumlahnya sembilan haruslah seorang gadis suci dan tidak haid. Bahkan, para penarinya harus puasa beberapa hari sebelum pementasan. Persyaratan ini dilakukan karena konon saat latihan, Ratu Kidul akan mendatangi penari yang gerakannya salah.
2. Tari Serimpi Sangupati
Tari Serimpi adalah tari-tarian yang ada di Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta. Di Surakarta, salah satu tarian Serimpi adalah Serimpi Sangupati yang lahir pada zaman penjajahan Belanda. Maka dari itu, cerita yang diambil dalam tari ini adalah tema perjuangan.
Dalam geraknya yang tegas, tarian ini menceritakan bagimana perjuangan melawan Belanda. Khususnya ketika usaha menggagalkan perjanjian antara pihak Indonesia dan pihak Belanda, agar Indonesia (Keraton Surakarta) tidak melepaskan wilayah pesisir.
Keunikan Tari Serimpi Sangopati ini adalah menggunakan properti pistol, dengan menggunakan busana sampir putih yang melambangkan kesucian dan ketulusan penari. Tarian ini juga mengisyaratkan kelembutan yang terlihat dari gerak dan pengiringnya.
3. Tari Gambyong
Tari Gambyong adalah tari yang berasal dari jawa tengah, yang merupakan perkembangan dari Tari Tayub. Istilah Gambyong sendiri berasal dari nama penari Tari Tayub, yang diundang Sri Sunan Pakubuwana untuk menciptakan tari penyambut tamu.
Tari Gambyong digunakan sebagai tarian penyambut tamu, dan berfungsi sebagai hiburan, maka dari itu tarian ini mengusung tema tentang kegembiraan. Ada juga yang menyebutkan bahwa tarian ini dulunya adalah tarian rakyat yang digunakan sebagai sarana ritual upacara pertanian untuk kesuburan padi.
Tarian khas Jawa Tengah yang berkembang, khususnya seperti di Surakarta selalu diawali dengan Gendhing Pangkur. Salah satu daya tarik Tari Gambyong adalah keharmonisan gerak tari dengan pengiring. Keindahan tari ini juga didukung oleh kostum dan rias penarinya yang anggun.
4. Tari Bondan
Selanjutnya yaitu Tarian Bondan yang berasal dari Jawa Tengah. Tarian rakyat ini menggambarkan kasih sayang seorang Mama kepada anaknya. Karena nilai yang diusungnya, dalam sejarahnya dijadikan tarian wajib bagi para perempuan-perempuan desa.
Tari ini dilihat dari jenisnya, yang masing masing mewakili keadaan, perasaan, perjuangan serta tingkah laku seorang Mama. Ada tiga jenis Tari Bondan yakni Bondan Cidongo, Bondan Mardisiwi dan Bondan Pegunungan.
Tari Bondan Cindogo menunjukkan kesedihan seorang Mama yang ditinggal anaknya selepas melahirkan. Bondan Mardisiwi menggambarkan suka cita Mama saat kelahiran putranya. Sedangkan, Bondan Pegunungan menggambarkan tingkah laku perempuan desa.
Editors' Pick
5. Tari Beksan Wireng
Beksan Wireng adalah salah satu tarian tradisional Jawa Tengah yang usianya sudah sangat tua. Bahkan tarian ini dikatakan telah ada sejak abad ke-11. Tarian adiluhung ini bersumber dari Keraton Jawa yang lestari di Kasunanan Surakarta & di Pura Mangkunegaran.
Beksan Wireng atau yang juga disebut dengan Tari Wireng adalah tari yang bertemakan perang sebagai usaha agar prajurit istana tangkas dalam latihan perang atau keprajuritan. Biasanya tarian ini dibawakan oleh dua orang penari dengan menggunakan kostum seperti seorang prajurit.
Tari Beksan Wireng di Mangkunegaran dikenal sangat beragam, karena sebagian besar periode pemerintahan turut menciptakan variasi tariannya sendiri. Namun dari struktur penyajiannya, tari ini selalu ditampilkan dengan pola yang hampir sama
6. Tari Gambir Anom
Gambir Anom adalah seni tari dari Jawa Tengah yang bertemakan percintaan. Dalam tari ini digambarkan kebiasaan seseorang yang jatuh cinta, yang salah satunya suka berdandan. Ada gerakan seolah sedang mengatur rambut dan alis, berbedak, hingga mengatur pakaiannya.
Selebihnya juga diperagakan gerakan bercermin, berjalan mondar-mandir seperti pujaan hatinya berada di depannya. Sesuai dengan namanya, kisah yang diusung dalam tarian ini adalah tentang petualangan cinta Gambir Anom atau Irawan putra Arjuna.
7. Tari Dolalak
Tari Dolalak merupakan tarian tradisional Jawa Tengah asal Purworejo, Jawa Tengah, yang di mulai pada masa gejolak peperangan Aceh di zaman penjajahan Belanda, dan akhirnya meluas. Dalam pertunjukannya, Tarian Dolalak ini lebih menggambarkan prajurit Belanda.
Tari Dolalak disajikan oleh beberapa orang penari berpakaian menyerupai serdadu Belanda atau Perancis tempo dulu. Para penarinya diiringi bunyi-bunyi dari kentrung, rebana, kendang dan kecer. Tari Angguk disebut sebagai perkembangan Tari Dolalak.
8. Tari Lengger
Tari Lengger adalah tarian daerah Jawa Tengah yang berasal dari Wonosobo. Tari tradisional konon telah diperkenalkan lebih dari satu abad. Tari Lengger pertama kali diciptakan pada tahun 1910 di Dusun Giyanti oleh tokoh kesenian dari Desa Kecis, Selomerto, yakni Gondhowinangun.
Dalam tarian ini dipentaskan dengan iringan angklung bernada Jawa, yang menggambarkan kisah Dewi Candra Kirana yang mencari suaminya.
Dalam tarian ini, ada adegan di mana Dewi Candra Kirana yang diganggu raksasa yang memakai topeng dan sebagai puncaknya penari masuk dalam keadaan tidak sadar.
9. Bambangan Cakil
Tari Bambangan Cakil merupakan tari klasik Jawa Tengah yang menekankan gaya tari Surakarta. Tarian ini menggambarkan peperangan antara kebaikan dan kebatilan. Ceritanya diambil dari adegan Perang Kembang di Wayang Kulit pada bagian Pathet Sanga.
Tari yang atraktif ini menampilkan perseteruan seorang kesatria melawan raksasa. Bambangan Cakil mengisyaratkan bahwa kejahatan pada akhirnya akan kalah. Pementasan tarian ini diiringi Gending Srepegan, Landrang Cluntang Sampak Laras Slendro.
Tari Bambangan Cakil seringkali dikatakan sebagai petikan Drama Wayang Orang yang diambil dari Epos Mahabarata, yang kemudian ditampilkan dengan bentuk Tari Wireng. Karena menusung tema peperangan, dua tokoh yang memerankannya tanpa menggunakan Antawacana atau dialog.
10. Tari Prawiroguno
Tari Prawiroguno merupakan tarian tradisi dari Boyolali, Jawa Tengah. Tarian ini diciptakan karena terinspirasi oleh perjuangan rakyat pada zaman penjajahan, yaitu saat para penjajah hampir mengalami kekalahan.
Dari tema dan penyajiannya, Tarian Prawiroguno termasuk tari peperangan. Para penarinya menyajikan gerakan-gerakan seperti seorang prajurit membawa pedang yang lengkap dengan tameng berlenggok-lenggok, seakan sedang bersiap-siap menyerang lawannya.
Nah itulah beberapa tarian dari Jawa Tengah yang bisa menambah pengetahuan anak tentang beragam kebudayaan Nusantara. Walaupun lahir di jaman modern, bukan berarti anak melupakan kebudayaan tradisional ya!
Maka dari itu, anak harus bisa membantu melestarikan kebudayaan-kebudaayan Indonesia agar tetap terus berkembang dan dapat dinikmati oleh generasi-generasi selanjutnya.