7 Teori Pembentukan Tata Surya dan Penjelasan Menurut Ahli
Mulai dari kabut gas hingga benturan bintang, mana teori yang paling tepat ya?
3 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seperti yang kamu ketahui, Bumi merupakan tempat tinggal manusia yang berada di dalam satu sistem yang disebut tata surya. Tata surya sendiri merupakan salah satu sistem bintang yang ada dalam lingkup galaksi Bima Sakti.
Tata surya adalah suatu kesatuan yang terdiri dari matahari sebagai pusatnya, dan dikelilingi oleh planet, bulan, meteor, komet, dan benda langit lainnya yang terus bergerak.
Namun bagaimana tata surya ini bisa terbentuk?
Meskipun masih menjadi misteri besar, ada beberapa teori pembentukan tata surya berdasarkan pengamatan para ahli lho! Penasaran?
Berikut Popmama.com telah merangkum teori pembentukan tata surya dan penjelasan menurut ahli.
Yuk simak!
1. Teori Nebula
Teori pembentukan tata surya Nebula terdapat dua versi, yaitu berdasarkan Immanuel Kant dan Pierre Simon de Laplace. Keduanya berpendapat kalau tata surya berasal dari kabut gas panas.
Berikut adalah penjelasan teori pembentukan tata surya menurut teori kabut Kant dan Laplace:
Teori Nebula Immanuel Kant
Menurut Immanuel Kant, tata surya terbentuk dari kabut gas bersuhu panas yang berotasi lambat. Saat berotasi lambat, massa jenis kabut semakin tinggi dan membentuk inti di berbagai tempat.
Inti panas yang berada di tengah bersuhu paling panas dan berpijar menjadi matahari, sementara inti di tepinya mendingin lalu menjadi planet.
Teori Nebula Pierre Simon de Laplace
Menurut Pierre Simon de Laplace, tata surya berasal dari kabut gas bersuhu panas yang berotasi cepat. Terus, sebagian materi bola gas terlempar. Gas yang terlempar mendingin menjadi planet sedangkan bola gas di awal berpijar dan menjadi matahari.
Teori pembentukan tata surya menurut Laplace dianalogikan seperti saat seorang ice skater menarik tangannya sambil berputar dan kecepatannya terus meningkat.
Karena terus berputar, jika dilihat posisi ice skater akan membentuk piringan. Hal ini serupa dengan apa yang terjadi dengan kabut gas panas saat berotasi dan membentuk tata surya.
2. Teori Awan Debu
Kemudian menurut Carl Von Weizsacker dan G.P Kuiper, tata surya berasal dari gumpalan awan gas dan debu (hidrogen dan helium). Tata surya terbentuk bersamaan dengan adanya gumpalan awan dan debu yang berputar dan terjadi pemadatan.
Akibatnya, terbentuk piringan cakram yang tebal di pusat dan tipis di bagian pinggir. Bagian pusat kemudian membentuk matahari dan pinggirnya membentuk proto planet.
Teori awan debu ini tampak seperti bola salju yang bergerak melalui badai salju, yang tumbuh lebih besar saat bertemu lebih banyak kepingan salju. Dalam hal ini, bola salju berperan sebagai gumpalan awan gas dan kepingan salju adalah debu.
Jika diperhatikan, Teori Nebula dan Awan Debu memiliki kemiripan ya, yaitu tata surya terjadi karena adanya rotasi. Namun sebenarnya ada perbedaan diantara kedua teori ini lho!
Teori Nebula Kant menyatakan kabut gas berotasi lambat yang menyebabkan terbentuknya inti. Pada Teori Nebula Laplace, kabut gas berotasi dengan cepat sehingga materi terlempar keluar.
Sementara menurut Teori Awan Debu, terdapat awan yang kemudian menarik debu ke dalam saat rotasi dan pemadatan. Hal itu mengakibatkan adanya cakram tebal berada di pusat dan tipis di tepinya.
Editors' Pick
3. Teori Planetesimal
Selanjutnya adalah Teori Planetesimal yang muncul pertama kali sekitar tahun 1900. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh seorang astronom bernama Forest Ray Moulton serta seorang ahli geologi bernama T.C. Chamberlain dari Universitas Chicago.
Planetesimal sendiri merupakan suatu benda padat kecil yang bergerak mengelilingi suatu inti yang bersifat gas. Teori planetesimal mengemukakan bahwa suatu ketika sebuah bintang melintasi ruang angkasa dengan cepat dan berada sangat dekat dengan matahari.
Bintang yang melintas tersebut rupanya memiliki daya tarik yang besar sekali sehingga mengakibatkan pasang di bagian gas panas matahari. Karenanya, terdapatlah massa gas dari matahari yang terlempar keluar dan mulai mengorbit pada matahari.
Namun, karena daya tarik yang masih banyak dimiliki matahari, maka massa gas tersebut tertahan dan bergerak mengeliling matahari. Massa gas ini lama kelamaan menjadi dingin dan bentuknya menjadi cairan yang lalu memadat.
Massa tersebutlah yang saat ini kita kenal sebagai planet, termasuk untuk bumi kita.
Teori planetesimal ini didasarkan pada pengamatan bahwa beberapa bintang di langit nampak tidak pernah berhenti bergerak. Suatu ketika, bintang yang terus bergerak tersebut melintas sangat dekat dengan Matahari.
Lalu karena adanya gaya gravitasi, maka terjadilah gaya tarik menarik antara matahari dan bintang yang melintas tersebut. Terjadilah pasang yang mengakibatkan terbentuknya planet-planet.
4. Teori Pasang Surut
Sir James Jeans dan Harold Jeffreys berpendapat bahwa tata surya terbentuk akibat bintang lain yang lewat dekat matahari.
Ketika melintas, terjadi gaya tarik menarik yang menyebabkan massa matahari tertarik. Bintang lain kemudian menjauh sementara massa yang tertarik terus berputar dan mendingin, kemudian membentuk planet.
Oh iya, teori pembentukan tata surya ini memang hampir sama dengan Teori Planetesimal ya. Bedanya, teori yang satu ini tidak dibentuk oleh planetesimal.
Teori ini menyatakan bahwa ketika sebuah bintang sangat dekat dengan matahari, ada tarikan gaya gravitasi yang menyedot filamen gas berbentuk cerutu panjang.
Filamen ini membesar di tengah dan menyusut di kedua ujungnya. Dari filamen inilah yang kemudian membentuk planet.
5. Teori Lyttleton atau Teori Bintang Kembar
Teori pembentukan tata surya lainnya berasal dari Teori Lyttleton atau yang juga sering disebut sebagai Teori Bintang Kembar ini mengemukakan bahwa mulanya matahari merupakan bintang kembar yang mengelilingi sebuah medan gravitasi.
Tapi, ada sebuah bintang yang menabrak salah satu bintang kembar tersebut dan mungkin menghancurkannya. Bintang yang hancur tersebut lantas berubah menjadi massa gas yang berputar-putar.
Karena terus berputar, maka massa gas itu berubah dingin dan membentuk planet-planet. Sementara satu bintang lain yang bertahan menjadi pusat tata surya yang kita kenal sebagai matahari.
Matahari mampu menahan planet yang terbentuk tersebut karena memiliki kekuatan gravitasi. Karenanya, planet-planet dapat beredar menurut lintasannya mengelilingi matahari.
Karena anggapan pembentukan tata surya ini akibat adanya suatu benturan, maka itu sebabnya teori ini juga dikenal sebagai teori ide benturan.
Teori Lyttleton ini dicetuskan oleh R.A. Lyttleton yang merupakan seorang astronom. Ia melakukan modifikasi terhadap teori benturan yang sebelumnya pernah ada.
Namun, teori yang diungkapkan Lyttleton ini dianggap memiliki penjelasan yang lebih baik mengenai asal mula Tata Surya berdasarkan teori benturan
6. Teori Orbit Planet
Dalam teorinya, Johannes Kepler lebih menjelaskan tentang adanya tiga hukum gerak planet.
Tiga hukum ini memberikan gambaran dasar-dasar gerakan planet, termasuk bentuk orbit planet yang mengitari matahari, kecepatan gerak planet, dan hubungan antara jarak sebuah planet dari matahari dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu putaran.
Berikut adalah tiga hukum gerak planet menurut teori Orbit Planet:
- Hukum 1: Detiap planet bergerak dalam lintasan elips dengan matahari di salah satu fokusnya
- Hukum 2: Luas daerah yang dilewati pada waktu yang sama akan selalu sama
- Hukum 3: Periode kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata ke matahari
7. Hipotesis Kuiper
Hipotesis ini dikemukakan oleh Gerard P Kuiper. Dalam Hipotesis Kuiper, dikemukakan bahwa alam semesta ini pada awalnya terdiri dari formasi bintang-bintang.
Lalu, terdapat dua pusat yang memadat dan berkembang dalam suatu awan antarbintang dari gas hydrogen.
Satu pusat lebih besar daripada pusat yang lainnya. Satu pusat yang lebih besar ini kemudian memadat dan menjadi bintang tunggal yang kita kenal sebagai matahari.
Namun karena masih merupakan hipotesis dan belum dianggap sebagai teori yang memiliki dasar kuat, pendapat Kuiper ini lumayan jarang digunakan.
Nah itulah teori pembentukan tata surya dan penjelasan menurut ahli. Perlu diketahui bahwa hingga saat ini para ilmuwan tidak dapat secara langsung mempelajari bagaimana tata surya kita terbentuk.
Tetapi menggabungkan pengamatan dari teori-teori di atas telah menghasilkan model tentang apa yang bisa terjadi bertahun-tahun yang lalu. Tertarik untuk mempelajari teori-teori ini lebih dalam?
Baca juga:
- Pembahasan Jarak Planet di Tata Surya hingga Revolusinya
- 10 Potret Ajaib Sistem Tata Surya yang Paling Mengagumkan
- Kenali, Ini Macam-Macam Benda Langit dalam Tata Surya