Tips Memperkuat Ikatan Bonding Orangtua dengan Anak
Hubungan orangtua-anak bisa berdampak pada cara anak berperilaku di masa depan
24 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjadi orangtua itu membahagiakan, namun terkadang melelahkan juga memunculkan sisi terbaik dan terburuk dalam diri seseorang. Beberapa orangtua mungkin telah melakukan berbagai cara untuk membesarkan anak-anaknya dengan baik.
Tetapi pada akhirnya, semuanya mengarah pada jenis hubungan yang dimiliki orangtua dengan anak.
Semakin baik hubungannya, semakin baik pula asuhannya, dan semakin positif juga kepribadian anak.
Jadi, bagaimanakah cara agar bisa memperkuat hubungan orangtua-anak?
Kali ini Popmama.com akan memberi tahu Mama apa itu hubungan orangtua-anak, pentingnya hubungan tersebut, dan beberapa tips untuk memperkuat ikatan antara anak dan orang tua.
Yuk simak informasi agar bonding orangtua dengan anak semakin erat di bawah ini!
1. Hubungan orangtua-anak adalah hubungan yang memelihara fisik, emosional dan sosial anak
Hubungan orangtua dan anak (Parents-Children Relationships) adalah hubungan yang memelihara perkembangan fisik, emosional, dan sosial anak. Hubungan ini merupakan ikatan unik yang dialami, dinikmati, dan dipelihara oleh setiap anak dan orangtuanya.
Hubungan tersebut meletakkan dasar bagi kepribadian, pilihan, dan perilaku anak secara keseluruhan. Penelitian menunjukkan bahwa hubungan orangtua-anak yang sehat membawa hasil yang positif bagi anak-anak dan keluarga
2. Manfaat yang didapatkan dari hubungan yang sehat antara orangtua-anak
Mama dan Papa yang penuh kasih juga menciptakan anak yang penuh kasih. Hubungan Mama dengan anak-anak dan seberapa dekat Mama dengan mereka menunjukkan bagaimana masa depan anak tersebut.
Berikut adalah beberapa dampak positif dari hubungan orangtua-anak yang sehat.
- Anak-anak yang masih kecil tumbuh dengan keterikatan yang aman dan sehat dengan orangtua mereka, memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mengembangkan hubungan bahagia dengan orang lain dalam hidup mereka.
- Seorang anak yang memiliki hubungan yang aman dengan orangtua, belajar untuk mengatur emosi di bawah tekanan dan situasi yang sulit.
- Meningkatkan perkembangan mental, linguistik dan emosional anak.
- Membantu anak menunjukkan perilaku sosial yang optimis dan percaya diri.
- Keterlibatan orangtua yang dalam kehidupan sehari-hari anak meletakkan dasar untuk keterampilan sosial dan akademik yang lebih baik
- Keterikatan yang aman juga mengarah pada perkembangan sosial, emosional, kognitif, dan motivasi yang sehat. Anak juga memperoleh keterampilan pemecahan masalah yang kuat ketika mereka memiliki hubungan yang positif dengan orangtua mereka.
Hubungan antara orangtua dan anak tidak hanya harus kuat tetapi juga fleksibel, karena Mama tidak dapat memperlakukan dengan anak berusia sepuluh tahun seperti anak berusia tiga tahun.
Editors' Pick
3. Hubungan Orang Tua-Anak dalam berbagai tahapan kehidupan anak
Mengasuh anak adalah pekerjaan penuh waktu dengan segala kemudahan dan tantangan yang tumbuh seiring pertumbuhan anak. Di sini, Mama akan melihat hubungan orangtua-anak dalam berbagai tahap:
Bayi - membangun kehangatan dan keamanan
Dalam enam bulan pertama, bayi kebanyakan menangis, makan, tidur, buang air kecil, dan buang air besar. Dan sebagai responnya, Mama menggendong, memberi makan, bersendawa, mengganti dan memandikan bayi. Dengan cara ini orang tua tetap dekat dengan bayi sambil merawat mereka.
Saat bayi lapar, dia menjadi rewel. Ketika Mama memberinya makan, kebutuhan bayi terpenuhi dan dia bahagia. Mama pun merasa senang karena bisa memenuhi kebutuhan bayi.
Ketika Mama dan Papa menjalankan fungsi utama dalam mengasuh, mencintai, dan merawat anak, hal ini dapat menciptakan hubungan orangtua-anak terbentuk dengan baik dan positif. Pada ulang tahun pertama, bayi cenderung mengembangkan ikatan yang aman dengan orangtua.
Balita - melangkah ke lingkungan baru
Saat anak beranjak balita, fokus orangtua adalah membentuk perilaku anak dengan mengajar, membimbing, dan mengasuhnya. Mama dan Papa memberikan proses sosialisasi secara halus selama dua tahun pertama dan mempersiapkan anak untuk menyesuaikan diri dengan kelompok sosial atau masyarakat pada umumnya.
Prasekolah - mengembangkan gaya pengasuhan
Gaya pengasuhan yang berbeda muncul, dengan satu gaya menjadi menonjol saat anak mencapai usia prasekolah. Namun, Mama tidak dapat menggunakan satu gaya secara konsisten di semua situasi. Mama perlu menggunakan kombinasi strategi untuk membesarkan anak.
Dan hubungan orangtua-anak paling baik dijelaskan oleh gaya pengasuhan yang saat ini diadopsi oleh orang tua. Penelitian menunjukkan bahwa kepribadian anak terbentuk dari gaya pengasuhan orangtuanya, sebagai berikut:
- Orangtua berwibawa: Anak percaya diri, bahagia, dan fokus.
- Orangtua otoriter: Anak tidak bahagia, kurang percaya diri, dan penakut.
- Orangtua yang permisif: Anak kurang memiliki keterampilan sosial, tidak bertanggung jawab, dan memiliki pengaturan emosi yang buruk.
- Orangtua yang lalai: Anak memiliki lebih banyak masalah perilaku dan psikologis daripada anak-anak lainnya.
Usia sekolah - mengetahui tentang dunia di luar rumah
Saat anak mulai sekolah dasar, terjadi pergeseran fokus dari orangtua ke teman sebayanya, namun hal ini tidak mengubah dinamika hubungan orangtua-anak. Dengan meningkatnya keterampilan kognitif dan sosial anak, ia akan melampaui lingkungan rumah.
Ini adalah waktu ketika komunikasi menjadi dua arah. Anak berada dalam posisi untuk memberi tahu Mama apa yang ia inginkan, dan mengungkapkan rasa suka dan tidak suka. Gaya pengasuhan Mama akan menentukan apakah komunikasi akan dilakukan dua arah atau satu arah.
Gaya pengasuhan anak tetap sama dengan pertumbuhan anak dan gaya yang digunakan di usia prasekolah terus berpengaruh bahkan di usia paruh baya. Studi penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orangtua berdampak pada anak, sebagai berikut:
- Pola asuh otoritatif: anak tumbuh menjadi kompeten secara sosial dan memiliki harga diri yang tinggi.
- Pola asuh otoriter: anak memiliki harga diri rendah, keterampilan sosial rendah, dan sangat agresif.
- Pola asuh permisif: anak menjadi impulsif, agresif, dan tidak bertanggung jawab.
Masa remaja - memberi ruang pribadi kepada anak
Remaja merupakan fase yang bergejolak dan rentan, yang membawa perubahan fisik dan psikologis pada anak. Mama dan Papa harus mengetahui dan memahami kebutuhan remaja, mendukungnya, dan memberi remaja kebebasan yang mereka butuhkan tanpa terlalu mengontrol.
Mengasuh anak dengan cinta dan penerimaan dengan mengadopsi pendekatan positif bahkan selama masa-masa sulit, dapat menjadi cara yang efektif untuk membimbing remaja.
Dewasa - berbicara dengan istilah yang sama
Masa dewasa adalah saat stabilitas anak yang mulai terbentuk. Orangtua dan anak yang sudah dewasa sekarang dapat berhubungan satu sama lain. Kebanyakan anak yang sudah dewasa bisa memelihara hubungan yang sehat dengan orangtua mereka.
4. Prinsip-prinsip yang meletakkan hubungan positif antara orangtua-anak
Tidak ada 'satu ukuran untuk semua' dalam hal mengasuh anak. Namun, beberapa prinsip berikut ini meletakkan dasar untuk pengasuhan yang positif:
Tetapkan beberapa tujuan pengasuhan
Apakah Mama ingin membesarkan anak yang sehat dan disiplin atau memiliki hubungan orangtua-anak yang sehat, kenali tujuan Mama dan pahami apa yang perlu dilakukan untuk mencapainya.
Hadirkan kehangatan dan struktur dalam interaksi
Perlakukan setiap interaksi sebagai kesempatan untuk terhubung dengan anak. Jadilah orangtua yang hangat, yang mendorong interaksi. Susun interaksi dengan memiliki aturan, batasan, dan konsekuensi serta pastikan anak memahaminya.
Aturan dasar adalah suatu keharusan
Aturan dasar memberi tahu anak-anak boleh dan tidak boleh dalam berperilaku. Aturan ditetapkan dengan berdiskusi dengan anak, sampai pada titik tengah keputusan orangtua dan anak. Mama dapat dengan tegas menerapkan aturan yang nyaman dan bermakna. Tetapi memiliki terlalu banyak aturan bukanlah ide yang baik.
Akui dan berempati dengan anak
Apakah itu situasi bahagia atau sulit, akui perasaan anak, pahami, dan yakinkan anak bahwa mereka dapat bergantung pada Mama untuk menyelesaikan semua masalah mereka.
Ambil pendekatan pemecahan masalah untuk konflik
Ketika anak memiliki masalah, cobalah untuk mencari solusi daripada menghukum anak. Hukuman menurunkan semangat anak dan mereka bisa kehilangan kepercayaan pada orangtuanya. Tetapi ketika Mama bekerja dengan anak untuk menemukan solusi, anak juga dapat belajar.
Prinsip-prinsip ini dapat membimbing orangtua di tingkat yang lebih ekstra. Bagaimana dengan interaksi sehari-hari? Bagaimana dapat memperkuat ikatan Mama dengan anak melalui rutinitas sehari-hari?
5. Kegiatan yang membantu menguatkan ikatan antara orangtua-anak
Membentuk koneksi dengan anak adalah inti dari membangun hubungan orangtua-anak yang sehat. Dan ketika koneksi sudah ada, anak cenderung mengikuti aturan secara sukarela.
Salah satu cara untuk memperkuat ikatan dengan anak-anak adalah dengan mengajarkan interaksi positif ke dalam rutinitas harian. Berikut cara-cara melakukannya:
Dukung anak secara positif setiap hari
Bisa dengan kata-kata yang positif atau gerakan fisik seperti tepukan di punggung atau pelukan. Lihat apa yang berhasil pada anak. Pengalaman sentuhan interpersonal dikaitkan dengan harga diri, kepuasan hidup, dan kompetensi sosial anak. Ini juga secara positif mempengaruhi perkembangan fisik dan psikologisnya.
Peluk anak saat mereka bangun di pagi hari dan sebelum mereka tidur di malam hari. Elus bahu mereka, pertahankan kontak mata, dan tepuk punggung mereka untuk menunjukkan bahwa Mama peduli.
Anak yang lebih besar mungkin tidak menyukai sentuhan fisik atau mungkin merasa malu saat Mama memeluknya di depan teman-temannya. Jangan memaksakannya pada mereka. Bersikaplah halus dan buat mereka mengerti bahwa berpelukan untuk menunjukkan kasih sayang bukanlah hal yang buruk.
Bermain dengan mereka
Bermain dengan anak memungkinkan mereka untuk bekerja sama dengan Mama. Manjakan diri dalam kegiatan seperti membangun perangkat Lego atau bermain video game berdua atau permainan bola basket
Tertawa bersama
Menjadi orangtua tidak selalu harus serius. Berbagi beberapa momen yang lebih ringan membantu membangun beberapa kenangan indah.
Lakukan interaksi empat mata
Luangkan waktu dari jadwal harian Mama untuk berinteraksi dengan anak tentang kebutuhan dan bagaimana mereka berencana untuk memenuhinya. Luangkan waktu setiap hari untuk mengungkapkan kasih sayang Mama pada anak, bermain dengan mereka, dan melakukan sesuatu bersama.
Hidupkan momen bersama
Dari saat anak bangun hingga tidur, seberapa sering Mama menjalani momen bersama? Jangan terburu-buru seperti jadwal harian seolah-olah adalah hal yang 'harus dilakukan'. Hadir, nikmati, dan jalani momen bersama anak. Tidak ada yang lebih memuaskan dari itu.
Memelihara ikatan dengan baik
Gerakan kecil seperti menyisir rambut anak dapat membantu dalam memelihara ikatan. Biasanya, remaja atau praremaja tidak suka jika Mama melakukannya, tetapi jika Mama dapat melakukannya dengan anak yang lebih kecil. Mereka mungkin tidak akan merasa kesal dan bahkan mungkin suka dengan itu.
Singkirkan gadget saat bersama
Saat berinteraksi dengan anak, pastikan ponsel Mama dimatikan atau dalam mode senyap, televisi dimatikan, dan mematikan gadget lainnya. Gerakan kecil ini menunjukkan bahwa Mama lebih menghargai mereka daripada orang lain, yang dapat membantu memperkuat ikatan.
Berbicara dan berpelukan sebelum tidur
Waktu tidur harus santai dan tidak dipaksakan. Ini menjadi waktu yang aman ketika anak cenderung lebih terbuka tentang ketakutan dan kekhawatirannya. Dengarkan dan akui perasaan mereka untuk meyakinkan bahwa Mama ada untuk mereka menyelesaikan masalah mereka.
Ketika Mama melakukan aktivitas ini dalam rutinitas harian, pastinya Mama dapat meletakkan dasar hubungan yang sehat. Setelah fondasi yang kuat diletakkan, Mama dapat bekerja untuk memperkuat ikatan.
Cinta dan perhatian yang Mama berikan kepada anak dapat membangun hubungan yang sehat dan positif. Namun, beberapa masalah perilaku dapat menyebabkan hubungan justru menjadi buruk.
6. 5 masalah yang dapat merusak hubungan orangtua-anak
Hubungan yang Mama bentuk dengan anak selama tahun-tahun awal, membentuk dasar untuk tahun-tahun berikutnya. Jika hubungan awal orangtua-anak tegang karena berbagai masalah, kepribadian anak akan terpengaruh.
Berikut adalah beberapa masalah umum hubungan orangtua-anak yang harus dihindari:
Pelecehan fisik dan mental
Beberapa orangtua mungkin melecehkan anak secara fisik sementara beberapa mungkin melecehkan secara verbal dengan mengkritik mereka, meneriaki mereka, atau menjatuhkan mereka berulang kali, yang dapat merusak anak.
Penganiayaan selama masa kanak-kanak dapat mengubah anak menjadi orang dewasa yang kasar yang memperlakukan orang tua dan anak-anaknya dengan buruk, menciptakan lingkaran kejahatan.
Tidak menghargai anak
Menghargai adalah timbal balik dan harus didapatkan. Sebagai orangtua, Mama perlu menafkahi anak secara fisik, emosional, sosial, dan spiritual. Jika salah satu dari kebutuhan ini tidak dipenuhi, maka anak-anak mulai tidak menghormati orang tua.
Anak yang tidak menghormati Mama cenderung tidak mematuhi orangtua, melanggar aturan, dan lebih mengandalkan orang lain untuk kebutuhan dan keinginan mereka. Selain itu, Mama juga perlu menghormati anak dalam cara berbicara dan berperilaku dengannya.
Komunikasi yang buruk
Komunikasi yang buruk atau tidak ada, antara orangtua dan anak dapat membuat frustasi. Ini biasanya berasal dari keyakinan orangtua bahwa anak tidak mendengarkan, dan anak berpikir bahwa orangtua tidak memahami mereka.
Perspektif ini membekukan komunikasi antara keduanya, yang bisa mengakibatkan kemarahan, kepahitan, dan kesedihan.
Kodependensi
Kodependensi adalah suatu gangguan sikap atau perilaku seseorang yang sangat bergantung kepada orang yang disayanginya. Beberapa hubungan orangtua-anak bersifat kodependen. Anak diharapkan untuk menjaga orangtua terutama jika orangtuanya cacat atau sakit parah.
Jadi, anak mengambil tanggung jawab untuk membuat orangtua bahagia, menyelesaikan masalah keluarga, atau bahkan melakukan pekerjaan sehari-hari di rumah.
Mereka mungkin juga menempatkan kebutuhan orangtua di atas kebutuhan mereka, dan tumbuh dengan kepribadian kodependen.
Ketidakpercayaan
Jika anak berulang kali melakukan kesalahan atau menunjukkan perilaku yang tidak patuh, orangtua jadi sulit memercayai mereka. Jika orangtua ingin membangun kembali kepercayaan, maka Mama perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk membuktikan bahwa ia dapat dipercaya.
Faktanya, mengasuh anak itu bukan tugas yang mudah. Tapi kemudian, sebagai orang dewasa yang matang dan bertanggung jawab, perlu menciptakan ikatan yang sehat dan penuh kasih dengan anak yang membuat hidup menjadi lebih baik dan mudah.
Namun, jika Mama memiliki masalah yang parah dengan anak dan tidak dapat menanganinya sendiri, ketahuilah bahwa Mama membutuhkan bantuan. Konsultasikan dengan psikolog anak untuk membantu anak dan diri sendiri.
Itulah beberapa tips meningkatkan ikatan bonding orangtua dengan anak yang bisa Mama dan Papa terapkan di rumah. Semoga bermanfaat ya!
Baca juga:
- 9 Manfaat Bonding dengan Anak, Baik untuk Kesehatan Fisik dan Mental
- Begini Cara Memperkuat Bonding Kakak dan Adik agar Selalu Kompak
- Pilihan Kegiatan Ramadan Ini Bisa Tingkatkan Bonding dengan Anak, Ma