10 Cara Efektif Mengajarkan Tanggung Jawab pada Anak
Ajarkan anak tanggung jawab sesuai dengan perkembangan usianya ya!
9 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tanggung jawab merupakan keterampilan hidup yang cukup menantang untuk diajarkan, apakah itu untuk anak-anak atau bahkan orang dewasa. Maka dari itu, penting bagi setiap orangtua untuk mulai mengajari tanggung jawab pada anak sejak dini.
Semakin awal mulai melatihnya pada anak, maka semakin mudah untuk mengandalkan tanggung jawab pada anak secara alami. Melatih tanggung jawab pada anak bukan sekadar memberikan teori-teori yang mungkin membuat anak justru bingung dan tidak tertarik.
Ada sejumlah aktivitas yang dapat Mama gunakan untuk mengajarkan tanggung jawab kepada anak, dan menyadarkan anak bahwa tanggung jawab merupakan keterampilan yang penting baginya.
Kali ini Popmama.com akan memberikan 10 cara efektif mengajarkan tanggung jawab pada anak. Baca terus di bawah ini!
1. Merubah strategi
Kebanyakan orangtua sangat bergantung pada memberi tahu anak, untuk melakukan persis apa yang ingin dilakukan. Terkadang anak mendengarkannya namun gagal mengembangkannya sebagai kebiasaan.
Misalnya, anak pulang dari sekolah dan melempar tasnya ke sofa, dan ia menyimpannya di tempat yang benar hanya setelah Mama memberitahunya. Hal ini dilakukannya terus menerus tanpa mengembangkan kebiasaan untuk memeliharanya sendiri.
Perubahan dapat dilakukan dengan membuatnya mengulangi seluruh prosedur membawa tas ke luar dan memasukkan kembali serta menyimpannya dengan benar. Koneksi dapat membantunya mengembangkan kebiasaan.
2. Mengajari anak tentang prioritas
Salah satu kecakapan hidup yang membutuhkan waktu lama bagi anak untuk menyadari tugas mana yang lebih penting daripada yang lain. Prioritas adalah kebutuhan yang juga diperlukan dalam kehidupan anak untuk beranjak remaja dan dewasa.
Ajari mengapa beberapa tugas penting terlebih dahulu, dan membebaskan waktu untuk melakukan hal-hal lain. Seperti mengerjakan tugas sekolah, membersihkan kamar, makan, dan tugas penting lainnya.
Namun penting untuk tetap bersikap lembut dan tegas dalam memastikan anak menjalankannya dengan benar, seperti menyuruhnya membersihkan kamarnya sebelum dia keluar untuk bermain dengan teman-temannya.
3. Membuat anak menjadi terlatih untuk mandiri
Beberapa orangtua memiliki kecenderungan sangat tinggi untuk bercampur tangan dan terus menerus memberi tahu anak tentang cara yang benar dalam melakukan sesuatu.
Sayangnya ini dapat mengganggu proses pembelajarannya, di mana seharusnya anak yang membuat kesalahan perlu mencari cara untuk melakukannya dengan benar. Sebaiknya, pantau anak tetapi jangan ikut campur dalam prosesnya.
Biarkan ia melakukannya dengan caranya sendiri meskipun itu mungkin bukan yang paling efisien. Seiring waktu, anak mama akan mencari cara yang benar atau datang kepada Mama untuk meminta bantuan ketika ia menginginkannya, atau bahkan menemukan cara yang sama sekali berbeda untuk menyelesaikannya.
4. Berikan apresiasi pada perilaku anak yang bertanggung jawab
Setiap anak memang membutuhkan waktu lebih lama untuk menyadari bahwa bertanggung jawab adalah sifat hidup yang diperlukan. Sampai saat itu, anak biasanya memandang tanggung jawab sebagai salah satu tugas untuk mengembangkan perilaku yang baik.
Namun demikian, jangan lupa untuk mengakui upayanya dan mengatur semacam sistem penghargaan.
Seperti pada saat anak mengurus tugasnya sendiri atau membantu pekerjaan dalam rumah secara bertanggung jawab, dan memberinya poin atas dasar itu. Anak dapat menggunakan poin yang telah dikumpulkan untuk hadiah akhir pekan atau memilih lokasi untuk piknik.
Editors' Pick
5. Berikan semangat pada anak
Walaupun apresiasi bisa membuat anak bersemangat, tetaplah tidak ada yang mengalahkan kata-kata penyemangat dan pengakuan yang datang dari orangtua. Hadiah biasanya bersifat sementara dan kehilangan daya pikatnya setelah dikonsumsi.
Tetapi sebagai orangtua, apa pun yang dikatakan pada anak tetap bersamanya hingga seumur hidup dan membentuk perilaku positif secara tidak sadar. Biarkan anak tahu bahwa Mama menyadari usahanya dan bahwa Mama bangga padanya.
6. Libatkan anak dalam pekerjaan keluarga yang sederhana
Tanggung jawab anak tidak boleh hanya dibatasi pada tugasnya. Biarkan ia merasa seperti bagian dari anggota keluarga, dan usahanya diperhitungkan untuk menjaganya tetap berjalan dengan baik.
Sekalipun itu adalah aktivitas yang rumit, minta anak untuk membantu dengan hal-hal kecil seperti mengambil beberapa alat, atau membantu memegang kursi atau bangku, dan sebagainya.
Dalam aspek tertentu, jangan ragu untuk menanyakan pendapat anak. Seperti apakah suatu warna bunga lebih cocok dari yang lain, atau buah apa yang harus dibeli dari toko bahan makanan selama seminggu.
7. Berikan tugas yang bijaksana dengan usianya
Mama tentunya tidak bisa mengharapkan anak berusia tiga tahun membantu Mama membersihkan kendaraan atau membantu berbelanja bahan makanan. Tapi Mama pasti bisa memintanya untuk mengumpulkan mainannya dan memasukkannya ke dalam kotak setelah dia selesai bermain.
Sehingga, beri anak tugas dan tanggung jawab berdasarkan berapa usianya dan seberapa bertanggung jawabnya dia.
Beberapa anak mungkin akan sangat bersemangat untuk menangani banyak tugas dan akan meminta lebih banyak tugas dari Mama. Maka dari itu, mulailah memberikan tugas yang kompleks secara bertahap sesuai usianya juga.
8. Menyetujui dan mendukung perilaku jujur
Dengan adanya tanggung jawab muncul risiko ketidakmampuan untuk memenuhinya dan konsekuensi gagal melakukannya sepenuhnya.
Namun, iIni semua adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan, dan setiap anak seharusnya tidak mengembangkan rasa takut melakukan suatu aktivitas, walaupun mungkin ia gagal melakukannya dengan cara yang benar.
Pertahankan jalur komunikasi yang terbuka dan jujur yang memungkinkan anak meminta bantuan Mama atau memberi tahu dengan jujur bahwa ia tidak dapat melakukan tugas yang diberikan. Dan jangan menegurnya karena itu.
Katakan padanya bahwa Mama tetap bangga karena dia berani dan cukup jujur untuk memberi tahu tentang hal itu.
9. Memberikan contoh sebagai dewasa yang bertanggung jawab
Bukan rahasia umum lagi jika anak merupakan cerminan dari siapa orangtuanya dan bagaimana mereka membesarkannya. Anak belajar apa yang perlu dilakukan dalam hidup dengan mendengarkan orangtuanya, serta dengan melihat bagaimana orangtua berperilaku dalam kehidupan nyata.
Jadi, untuk memastikan anak menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab di masa depan, Mama juga perlu menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab di masa sekarang.
10. Menjelaskan sebab-akibat pada setiap situasi
Di usia muda, konsep sebab-akibat dan setiap tindakan yang memiliki konsekuensi bisa membingungkan untuk dipahami anak. Ia mungkin menafsirkan hal-hal yang terjadi dengan sendirinya.
Maka dari itu, Mama perlu membangun hubungan ini, baik untuk hasil yang baik maupun yang buruk. Biarkan anak mengerti bahwa rumah tetap bersih karena anak memastikan untuk membuang sampah pada tempatnya setiap hari.
Beri tahu anak bahwa ia dapat gagal dalam ujian jika menghabiskan sepanjang minggu bermain video game dan melupakan belajar.
Nah itulah beberapa cara untuk mengajarkan tanggung jawab pada anak. Seperti yang Mama tahu, mengajarkan tanggung jawab pada anak bukanlah hal yang mudah dan instan. Perlunya kesabaran dan konsisten dalam melatih anak agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
Tanggung jawab juga terkait dengan perkembangan, karena dapat mengasah keterampilan anak dan meningkatkan pengetahuannya tentang berbagai hal di dunia, sehingga memperluas wawasannya dan membuatnya menjadi orang yang lebih bertanggung jawab.
Baca juga:
- Jangan Dibiasakan, 5 Zodiak Remaja yang Suka Lari dari Tanggung Jawab
- 8 Cara Mengajarkan Anak Tanggung Jawab dalam Menggunakan Ponsel
- 9 Peran dan Tanggung Jawab Seorang Kakak dalam Keluarga