Penting! 10 Tips Menjaga Hubungan Emosional dengan Anak
Bertambahnya usia anak, hubungan emosional tetap perlu dibangun dengan sehat dan baik lho!
10 Maret 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hubungan emosional yang orangtua miliki dengan anak menjadi salah satu hubungan terpenting yang dimiliki orangtua dan juga anak dalam hidup. Sehingga ini harus dipelihara dan dikembangkan seiring bertambahnya usia anak.
Orangtua umumnya memiliki ikatan khusus yang berkembang dengan banyak kontak fisik di tahun-tahun awal. Namun sayangnya, ini tidak selalu berlanjut seiring bertambahnya usia anak-anak.
Tak dapat dimungkiri banyak orangtua yang mendapati diri tidak dapat terhubung satu sama lain secara emosional. Ini terutama terjadi ketika anak-anak mendekati usia belasan dan kemudian remaja. Tentunya Mama tak mau hal ini terjadi bukan?
Maka dari itu, penting untuk menjaga hubungan emosional dengan baik sejak anak usia dini. Seperti apa caranya?
Berikut ini Popmama.com telah merangkum 10 tips menjaga hubungan emosional dengan anak. Yuk simak!
1. Berikan anak banyak sentuhan fisik
Koneksi fisik sangat penting bagi orangtua dan anak. Seperti yang disebutkan di atas, anak-anak perlu berkembang dengan sentuhan, karena ini membuat mereka merasa aman dan terlindungi. Pelukan dan koneksi fisik yang konsisten sangat penting untuk hubungan emosional yang positif.
Dilansir dari Healthy Place, menekankan bahwa anak-anak umumnya haus sentuhan, meskipun mereka mungkin tak menunjukkannya. Sehingga, banyak orangtua yang cenderung menganggap bahwa ini bukan menjadi bagian dari pengasuhan, terutama saat anak bertambah besar.
Seiring bertambahnya usia anak, pelukan, mengacak-acak rambut, berpelukan, dan mencium tetap harus menjadi bagian rutin dari rutinitas mengasuh anak setiap hari.
2. Luangkan waktu untuk mendengarkan anak
Ketika anak meluangkan waktu untuk berbicara dengan Mama, pastikan juga Mama untuk meluangkan waktu dan dengarkan apa yang perlu anak katakan. Artinya pembicaraan ini harus tanpa ada gangguan apa pun.
Beri anak rasa hormat dan perhatian ketika ia memilih untuk menghabiskan waktu dengan berbicara. Letakkan ponsel dan perhatikan televisi.
Komunikasi yang sehat diperlukan untuk hubungan emosional yang sehat, dan begitu juga mendengarkan.
3. Mencintai anak apa adanya
Seorang anak yang merasa aman secara emosional dan dekat dengan orangtuanya akan tumbuh menjadi individu yang tahu bahwa dirinya dicintai dan didukung.
Meskipun penting untuk menetapkan ekspektasi pada anak, terkadang para orangtua perlu menyesuaikan harapan mereka dan mencintai anak-anak apa pun tujuan yang ingin dicapainya.
Selain itu beri tahu anak, bahwa Mama Papa mencintainya dan bahwa akan selalu ada untuknya.
4. Tanyakan tentang bagaimana kesehariannya
Begitu anak-anak pergi ke sekolah, mereka mulai memiliki kehidupan di luar rumah, dan wajar bagi orangtua jika ingin tahu apa yang terjadi.
Menanyakan tentang bagaimana kesehariannya, dapat membuat anak mama merasa penting. Anak-anak juga suka berbicara dan suka berbicara tentang diri mereka sendiri.
Mengajukan lebih banyak pertanyaan terbuka yang tidak berakhir dengan kata "ya" atau "tidak", akan menjadikan percakapan yang lebih baik dan mendalam.
Namun, jika ini jarang atau tidak pernah dilakukan sebelumnya, mungkin perlu beberapa waktu bagi anak untuk terbiasa. Tetapi lama kelamaan ketika kebiasaan sudah dibangun, anak akan mulai berbagi dan berharap untuk menceritakan seputar hari sekolah dan kehidupannya dengan Mama.
Editors' Pick
5. Mama juga perlu menceritakan aktivitas di hari itu
Mengembangkan hubungan emosional dengan anak juga melibatkan berbagi, dan itu berarti bagaimana orangtua juga menceritakan pengalamannya pada anak.
Baik ditanya atau tidak, beri tahu anak tentang bagaimana hari Mama saat bertanya tentang harinya. Bagikan dengannya apa yang Mama makan untuk makan siang, pekerjaan apa pun yang dilakukan, dan mungkin hal apa yang membuat Mama tertawa di hari itu.
Berbagi detail kecil seperti ini dengan anak-anak akan membuat mereka merasa penting, karena Mama memberi tahunya apa yang dilakukan hari itu. Ini juga akan memberikan contoh pada anak pentingnya komunikasi yang terbuka antara orangtua-anak.
6. Luangkan waktu sebelum bereaksi terhadap sesuatu
Setiap kali situasi muncul di rumah, jangan terburu-buru memberikan reaksi terhadap berita apa pun dan bertindak keras.
Luangkan waktu untuk bereaksi dan lakukan dengan hati-hati. Jika emosi sudah benar-benar tak bisa dikelola, mundur sejenak dari ruangan tersebut dan menyendiri sejenak.
Ketika Mama menjaga diri agar tetap tenang, ini akan membuat anak datang kepada Mama dengan empati, yang akhirnya akan membantu hubungan emosional orangtua tetap tumbuh, jika anak mempercayai orangtuanya dan merasa nyaman.
7. Membiarkan anak mengekspresikan emosinya
Setiap kali seorang anak disuruh menahan perasaan atau dibuat merasa malu tentang emosi yang dirasakan, ia akan selalu ingin menyembunyikannya, yang membuatnya tidak tersedia secara emosional atau tidak mau berbagi sama sekali.
Sebaliknya, para Mama perlu mendorong emosi yang kuat pada seorang anak, seperti amukan atau air mata, baik itu pada anak laki-laki atau pun perempuan. Meskipun mungkin menurut Mama, itu adalah hal yang tidak nyaman dan bahkan memalukan.
Ketika Mama melakukan hal tersebut, ini menunjukkan bahwa Mama adalah ruang aman bagi anak. Orangtua juga perlu mengerahkan semua kesabaran untuk tidak mengimbangi emosi anak, tetapi lebih baik untuk menenangkan emosinya.
8. Menghabiskan waktu dengan masing-masing anak secara terpisah
Jika memiliki lebih dari satu anak, Mama harus benar-benar mencoba untuk memiliki quality time yang teratur dengan masing-masing anak secara terpisah setiap hari.
Lima belas menit sehari sudah cukup untuk memiliki waktu berduaan dengan setiap anak. Lakukan semacam aktivitas atau bermain game, atau hanya berbicara.
Melalui cara yang sederhana ini, sebenarnya Mama dan anak sedang berlatih membangun hubungan emosional yang penting untuk perkembangan anak.
9. Pastikan agar selalu "hadir" pada saat bersama anak
Bertambahnya usia anak membuat banyak orangtua yang menganggap anaknya sudah mandiri dan bisa sendiri. Inilah yang membuat Mama Papa cenderung tidak hadir dalam momen-momen kehidupan anak.
Tahukah Ma, bahwa orangtua hanya memiliki sekitar 900 minggu dengan anak sebelum ia tumbuh menjadi dewasa muda?
Banyak anak di usia 17 tahun yang mulai meninggalkan rumah untuk belajar di perguruan tinggi atau bekerja. Anak mungkin akan pergi lebih cepat bahkan sebelum orangtua menyadarinya.
Meski orangtua memang tak bisa menemani anak setiap waktu, pastikan agar fisik dan pikiran benar-benar terfokus bersama anak saat quality time. Artinya tidak ada pekerjaan atau televisi yang mengganggu.
Ketika memiliki quality time beberapa kali sehari, orangtua akan mendapati diri semakin sering hadir dalam hidup anak. Dan disinilah banyak orangtua yang akan menemukan lebih banyak momen yang menciptakan kenangan indah di hati maupun di pikiran.
10. Penting juga untuk memelihara emosi diri sendiri dengan baik
Mama tidak dapat memiliki hubungan emosional yang sehat dengan siapa pun jika emosi dan perasaan Mama sendiri tidak terkendali.
Fokus pada diri sendiri dan atasi perasaan yang belum terselesaikan yang mungkin dimiliki, adalah langkah awal untuk membuka hubungan emosional yang sehat.
Karena emosi kuat apa pun yang dihadapi dapat memengaruhi cara Mama menjadi orangtua. Sehingga penting untuk menjaga kesehatan mental diri sendiri sebelum membangun hubungan emosional dengan orang lain, termasuk anak-anak.
Nah itulah beberapa informasi seputar 10 tips menjaga hubungan emosional dengan anak. Membangun hubungan emosional yang sehat dengan seorang anak sangat penting untuk tumbuh kembangnya, karena dengan ini juga anak bisa belajar bagaimana cara membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.
Sudahkah Mama melakukan tips-tips di atas?
Baca juga:
- 5 Perilaku yang Menandakan Anak Cerdas Secara Emosional
- 10 Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak Sejak Dini
- 5 Keterampilan untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak