5 Tips yang Membantu Mama Mengatasi Food Sensitivity pada Anak
Sensitivitas terhadap makanan, seringkali membuat Mama khawatir tentang kebutuhan nutrisi anak
22 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pola makan yang sehat diketahui dapat membantu tumbuh kembang anak dan menunjang kesehatannya. Namun, ketika anak menunjukkan reaksi atau gejala tertentu pada makanan, hal ini mungkin disebabkan oleh food sensitivity.
Food sensitivity atau sensitivitas makanan merupakan sebuah kondisi yang terjadi ketika anak mendapatkan paparan terhadap makanan tertentu, yang dapat menciptakan reaksi kekebalan yang menghasilkan banyak gejala.
Kepekaan terhadap makanan ini dapat berkembang dari waktu ke waktu, dan seringkali membuat Mama khawatir tentang bagaimana anak mendapatkan cukup nutrisi. Karena setiap orangtua ingin anaknya tetap sehat dan bugar dengan cara yang aman.
Lima tips yang Popmama.com siapkan di bawah ini dapat membantu Mama dalam mengatasi food sensitivity pada anak dan menerapkan pola makan yang lebih cocok untuk tubuhnya.
1. Melakukan diet eliminasi
Mama dapat mengajak anak untuk melakukan diet eliminasi dengan cara yang menyenangkan. Misalnya dengan membiarkan anak menjadi "detektif" dan mencari tahu makanan mana yang menyebabkan masalah, cara ini juga dapat memberi anak kekuatan atas kesehatannya sendiri.
Ketika anak menjalani diet eliminasi, ia bisa dengan cepat mengenali hubungan sebab-akibat antara makanan yang memberatkan atau gejala yang tidak nyaman.
Anak juga dapat membuat keputusan sendiri untuk menghindari makanan yang membuatnya tidak nyaman, dan tidak melihatnya sebagai cara untuk "melanggar peraturan".
Bergantung pada seberapa pilih-pilih anak, perubahan mungkin lebih sulit. Namun penting untuk menekankan semua makanan lezat yang bisa dimakan anak, alih-alih memaksa anak pada makanan yang tidak bisa ia konsumsi.
Editors' Pick
2. Ikut mengonsumsi apa yang anak makan
Tunjukkan pada anak bahwa Mama setuju dengannya, dan bahwa kepekaan ini adalah kondisi yang banyak dialami oleh orang lain.
Pola makan terkadang dikaitkan dengan budaya, keluarga, dan kehidupan sosial. Namun ini bisa membuat anak frustrasi jika ia memiliki diet terbatas, tetapi itu juga memberi Mama peluang besar untuk membuat kenangan baru bersama anak,
Misalnya dengan memasak bersama, menemukan restoran favorit baru, bahkan mungkin membuat camilan baru untuk dibawa bepergian.
Anak menjadikan Mama sebagai panutan dalam setiap situasi, sehingga jadilah teladan untuknya. Tunjukkan pada anak bagaimana cara mempersiapkan makanan, memasak, pentingnya membaca label nutrisi, hingga mengajukan pertanyaan di restoran.
Stres akibat perubahan pola makan bisa berkurang ketika anak dikelilingi oleh anggota keluarga yang mendukung. Selain itu, sebaiknya hindari menyajikan makanan yang anak sukai pada anggota keluarga ketika anak tidak bisa mengonsumsinya.
Mama tentunya tidak ingin menciptakan perasaan kehilangan pada anak, bukan? Maka dukung anak dengan mengeluarkan makanan yang bisa dikonsumsi bersama, tanpa membeda-bedakan menu.