5 Penyebab Anak Sulit Memahami Perasaan Sendiri
Jangan lakukan hal-hal ini pada si Kecil ya, Ma
5 April 2025

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak-anak di usia muda umumnya kesulitan dalam mengatur emosi mereka. Dalam hal ini, orangtua terutama Mama adalah sosok yang harus membantunya mengendalikan perasaan sejak dini.
Namun, tidak semua orangtua sadar kalau pendidikan emosional itu penting bagi anak.
Tanpa sadar, beberapa orangtua melakukan kesalahan dalam parenting. Terutama ketika mengajarkan anak bagaimana cara menunjukkan dan mengakui perasaannya sendiri.
Akibatnya, beberapa anak cenderung menekan emosi sendiri dan tidak paham dengan perasaan yang mereka alami.
Apa saja penyebab anak sulit memahami perasaan sendiri? Simak rangkuman dari Popmama.com yuk, Ma.
1. Tidak diajarkan cara mengelola emosi
Seperti yang telah ditegaskan, perkembangan emosional anak di usia dini harus dibimbing oleh orangtua. Kalau Mama sering cuek dan tidak mengajarkan cara mengelola emosi, anak pun akan sulit memahami emosinya sendiri.
Misalnya, ketika si Anak sedang memberontak atau rewel karena tidak diberikan mainan, Mama hanya mengabaikannya karena berpikir semakin lama anak akan diam sendiri.
Semakin lama mungkin memang ia akan diam. Namun, apakah Mama tahu jika didiamkan saat emosi sedang meluap-luap dapat berakibat fatal bagi perkembangan si Anak?
Anak bisa menjadi brutal dan terlalu berlebihan ketika meluapkan emosinya. Lebih parah, ia pun bisa saja sering marah ke anak lain lantaran tidak paham dengan yang namanya perasaan.
2. Terlalu ditekan untuk tenang setiap saat
Meski tidak boleh didiamkan saat anak sedang marah, tapi menekan anak untuk selalu berperasaan tenang pun juga kurang tepat.
Dampak dari didikan karakter seperti ini bisa membuatnya sulit mengekspresikan perasaan dan cenderung tidak memiliki emosi.
Yang bisa Mama lakukan adalah menenangkan anak saat sedang emosi, katakan bahwa Mama paham perasaannya lalu didik ia tentang perasaan yang dialami.
Ketika anak berteriak karena sedang antusias, berikan apresiasi kepadanya lalu ajari kalau terkadang ada kalanya kita tidak bisa berteriak karena dapat mengganggu kenyamanan orang lain.