Apa Itu Tiger Parenting yang Bisa Memengaruhi Mental Anak

Walau dinilai efektif, ternyata tak sedikit yang memperdebatkan soal tiger parenting

28 Agustus 2024

Apa Itu Tiger Parenting Bisa Memengaruhi Mental Anak
Freepik/peoplecreations

Pernahkah Mama mendengar istilah Tiger Parenting? Pola asuh ini menjadi metode yang cukup populer di berbagai negara. Sayangnya, pola asuh ini sering kali diperdebatkan di kalangan orangtua.

Meski dianggap efektif mendorong anak mencapai prestasi tinggi, di sisi lain, tak sedikit orangtua yang khawatir bahwa tekanan berlebihan dari pola asuh ini dapat berdampak negatif pada mental anak.

Bagi Mama yang belum tahu soal pola asuh ini mungkin bertanya-tanya dampak dan pengertiannya. Lantas, apa itu tiger parenting?

Dalam artikel kali ini, Popmama.com akan mengupas habis pengertian hingga dampak dan cara menghindari pola asuh tiger parenting secara detail.

Ayo disimak, Ma!

Tiger Parenting: Pengertian, Contoh Metode, Dampak, dan Cara Menghindarinya

Apa Itu Tiger Parenting?

Apa Itu Tiger Parenting
Freepik

Dikutip dari situs Very Well Mind, pola asuh harimau atau tiger parenting adalah pola asuh yang sangat ketat di mana orangtua memaksa anak untuk berprestasi secara akademis dengan cara apa pun.

Secara khusus, orangtua cenderung mengatur kehidupan anak-anak mereka secara mendetail untuk memastikan mereka memenuhi harapan yang tinggi. Alhasil, hampir tak ada ruang bagi si Kecil untuk bernegosiasi karena hari-hari mereka sudah diatur oleh orangtua.

Tanpa disadari, metode pengasuhan seperti ini dapat membatasi sosialisasi anak dengan teman-temannya demi belajar, menggunakan ancaman emosional dan hukuman fisik saat anak berperilaku buruk, hingga tak menghormati privasi anak.

Contoh Metode Tiger Parenting

Contoh Metode Tiger Parenting
Freepik

Selama ini, sudah ada banyak macam contoh metode tiger parenting yang dilakukan oleh para orangtua di luar sana. Adapun beberapa contoh metode tiger parenting, antara lain:

1. Orangtua terlalu ketat dengan anaknya

1. Orangtua terlalu ketat anaknya
Freepik/peoplecreations

Orangtua yang terlalu ketat dengan anaknya dapat mengorbankan keseimbangan kehidupan demi kesuksesan jangka panjang.

Ini berarti, pola pengasuhan ini seperti menolak berbagai kegiatan yang bisa mengalihkan perhatian anak dari prestasi mereka. Kegiatan seperti itu dianggap sebagai ancaman terhadap tujuan anak mereka.

2. Orangtua memiliki harapan yang tinggi terhadap anaknya

2. Orangtua memiliki harapan tinggi terhadap anaknya
Freepik/master1305

Orangtua yang menerapkan tiger parenting juga dapat memiliki harapan yang tinggi terhadap anaknya. Dengan kata lain, mereka mengharapkan anak-anaknya untuk berprestasi dan mengerahkan upaya terbaik dalam segala hal.

Jika anaknya gagal, orangtua tak segan-segan untuk menegur mereka karena dianggap telah mempermalukan keluarga.

Demi memenuhi harapan yang tinggi ini, anak-anak menghabiskan hampir seluruh waktu mereka untuk mengerjakan tugas sekolah, belajar, berlatih, dan berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Editors' Pick

3. Orangtua melakukan tiger parenting kepada anak berbasis rasa takut

3. Orangtua melakukan tiger parenting kepada anak berbasis rasa takut
Freepik/master1305

Dalam tiger parenting, orangtua berada pada posisi yang berwenang. Dengan begitu, orangtua berharap anak dapat menghormati dan mematuhi mereka. Alhasil, anak tidak boleh membantah atau menentang pendapat orangtua.

Jika ada gelagat atau tindakan dari anak yang menunjukkan rasa tidak setuju terhadap perintah atau pendapat, orangtua akan mendisiplinkan mereka dengan ancaman emosional atau hukuman fisik.

Itu berarti, orangtua bisa saja membuang mainan favorit dengan sengaja di depan anak, tak memberikan makanan, memukul, berteriak, mencaci-maki, dan meremehkan si Kecil.

Dampak Tiger Parenting bagi Anak

Dampak Tiger Parenting bagi Anak
Freepik

Kerasnya pola pengasuhan ini tentu bisa mendatangkan dampak yang tidak main-main bagi mental anak di masa depan. Anak yang tumbuh dengan orangtua yang keras tidak memiliki lingkungan yang penuh kasih sayang dan pengasuhan yang tanpa syarat.

Pola asuh yang terlalu ketat dan menghukum pun dapat membuat anak-anak:

  • Memiliki risiko lebih tinggi terhadap kecemasan, harga diri rendah, dan depresi
  • Tidak dapat menyesuaikan diri secara psikologis
  • Kesulitan dalam mengambil keputusan sendiri
  • Kesulitan dalam menjalin hubungan dekat dengan orang lain dan mengurus diri sendiri
  • Memiliki rasa takut yang lebih besar untuk melakukan kesalahan karena tak ingin mengecewakan orangtua
  • Memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melakukan tindakan menyakiti diri sendiri hingga bahkan bunuh diri
  • Memiliki masalah dengan disiplin diri karena mereka tidak diajarkan untuk menetapkan batasan bagi diri mereka sendiri.

Cara Menghindari Tiger Parenting pada Anak

Cara Menghindari Tiger Parenting Anak
Freepik

Tidak ada orang yang benar-benar siap menjadi orangtua seutuhnya tanpa ada kesalahan sedikitpun. Di sisi lain, tak pernah ada juga yang mempersiapkan Mama untuk berperan sebagai orangtua untuk anak.

Alhasil, kebanyakan orangtua akan membuat keputusan berdasarkan cara mereka dibesarkan, apa yang mereka baca atau lihat, hingga saran dari keluarga dan teman.

Berangkat dari itu, bukan tidak mungkin anak akan diasuh dengan gaya tiger parenting karena di masa lalu orangtuanya juga merasakan hal yang sama saat masih kecil. Jika kamu atau pasanganmu dibesarkan dengan pola asuh seperti itu, sebaiknya dihindari.

Begini cara menghindari tiger parenting pada anak:

1. Jangan terburu-buru mendisiplinkan anak saat mereka memiliki masalah

1. Jangan terburu-buru mendisiplinkan anak saat mereka memiliki masalah
Freepik

Saat anakmu memiliki masalah, sebaiknya jangan langsung terburu-buru untuk mendisiplinkan mereka. Alih-alih marah, kamu bisa meluangkan waktu untuk mendengarkan mereka dan pahami situasi yang terjadi padanya secara mental dan emosional.

Selain itu, bersabarlah dan biarkan mereka mengekspresikan diri. Ketika kamu menyediakan lingkungan yang lebih aman bagi mereka untuk berbagi rasa frustrasinya, percayalah kamu dapat membangun kepercayaan dengan mereka.

Nantinya, mereka akan percaya dan merasa aman denganmu. Suatu hari nanti, mereka akan cenderung datang kepadamu di saat mereka membutuhkan bantuan dan dukungan.

2. Luangkan waktu untuk mengenal anakmu

2. Luangkan waktu mengenal anakmu
Freepik

Mama dan Papa sebagai orang dewasa tentu memiliki kesibukan tersendiri. Namun, memberikan perhatian penuh dan tak terbagi kepada anak bahkan selama lima menit di mana mereka bisa menceritakan apa yang terjadi ternyata dapat memberikan manfaat.

Itu bisa memberikan anak kesempatan untuk membangun hubungan yang lebih dekat dan langgeng dengan kamu. Oleh karena itu, jangan lupa luangkan waktumu untuk berbicara, mendengar, dan mengenal anakmu lebih dalam lagi.

3. Dorong mereka untuk berbagi pemikiran dan ide

3. Dorong mereka berbagi pemikiran ide
Freepik

Ketika anak merasa dihargai saat dirinya berbagi cerita, maka kepercayaan dan harga diri si Kecil akan terbangun. Hasilnya, mereka akan memiliki pemikiran yang independen dan itu dapat mempersiapkannya untuk meraih kesuksesan yang lebih besar dalam hidupnya.

Meski mereka dapat berbagi ide dan pemikiran, kamu sebagai orangtua tidak harus selalu setuju dengan anak.

Alih-alih menolak ide mereka, kamu bisa mengajukan pertanyaan kepada anak di saat ada sesuatu yang tidak kamu setujui dari mereka. Ini menunjukkan bahwa kamu memberikan dukungan terhadap cara berpikir mereka.

Tindakan sederhana itu dapat membantu mereka memahami bahwa tak apa untuk memiliki perspektif yang berbeda dan ini bisa meningkatkan empati dan kecerdasan emosional mereka.

4. Berikan dukungan dan saran yang lembut saat anak membuat kesalahan atau mendapat kegagalan

4. Berikan dukungan saran lembut saat anak membuat kesalahan atau mendapat kegagalan
Freepik

Mengecewakan rasanya memang saat mengetahui anak kita mengalami kegagalan atau membuat kesalahan. Namun, anak-anak perlu memahami bahwa belajar adalah proses yang mengharuskan mereka melakukan kesalahan dan mengatasi masalah.

Jadi, daripada menyalahkan, mempermalukan, dan menghakimi, kamu bisa mendorong mereka untuk terus mencoba dan berkolaborasi untuk membantu mereka berkembang.

Untuk mewujudkannya, kamu bisa menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong mereka untuk terus mencoba, tapi hindari untuk mengatur usaha mereka secara berlebihan.

Gunakanlah pendekatan pembinaan, sehingga mereka dapat mengakui keberhasilannya.

Itulah rangkuman informasi yang membuatmu jadi semakin paham tentang pengertian, contoh dan cara menghindari tiger parenting. Semoga informasi kali ini bermanfaat untuk Mama, ya.

Baca juga:

The Latest