Perhatian: Konten dalam artikel ini mengandung informasi tentang pelecehan anak yang mungkin dapat menimbulkan rasa ketidaknyamanan. Oleh karena itu, ada beberapa kata dalam artikel ini sudah disensor terlebih dahulu demi kenyamanan pembaca.
Hati mama mana yang tidak sedih ketika melihat anak perempuannya tercinta mendapatkan pelecehan dari pihak keluarga sendiri? Fathia, mama dari korban berinisial A (6) yang mendapatkan pelecehan, merasa sangat sedih ketika tahu kasus tersebut.
Melalui akun Instagram pribadinya, Fathia mengungkap secara lantang bagaimana kasus itu bisa terjadi. Ya, kamu tidak salah baca. Dari cerita Fathia, dia mengungkap kalau anaknya, A, dilecehkan oleh kakeknya sendiri yang merupakan papa mertua Fathia.
Bagian yang bikin hati teriris, kabarnya pihak keluarga dari suami Fathia tidak mempercayai kejadian tersebut. Kini, Fathia sedang memperjuangkan keadilan hukum bagi anaknya.
Berikut Popmama.com telah merangkumkan kabar bocah SD di Bekasi dapat pelecehan oleh kakeknya sendiri secara detail.
Keep scrolling untuk terus membacanya!
1. Kasus ini pertama kali terjadi dua tahun lalu
Kasus pelecehan ini diungkap Fathia melalui unggahan di InstaStory pada Kamis (16/1/2025). Melalui postingan yang kini juga dimasukkan ke dalam highlight itu, Fathia bercerita kalau sebenarnya peristiwa pelecehan ini pertama kali terjadi pada dua tahun lalu.
"Jadi, pertama kali terjadi itu saya pulang dari tempat saya bekerja melihat anak-anak bermain di luar rumah bersama pengasuhnya, anak saya saat itu yang usianya masih 4 tahun, posisinya sedang gelendotan sama pelaku, dengan posisi pelaku sedang duduk dan anak saya posisinya berdiri di mana tangan pelaku posisinya tepat berada di atas k*mal*an anak saya," tulis Fathia.
Saat pertama kali pelaku melakukan pelecehan itu, Fathia menyebut bahwa dirinya tidak langsung bereaksi. Tindakan itu sengaja dilakukan karena ingin melihat apakah hal tersebut hanya kebetulan atau ketidaksengajaan saja.
"Saya diam mengamati di luar pagar rumah 5-10 menit, tidak lepas melihat anak saya," sambungnya.
Editors' Pick
2. Insting Fathia sebagai seorang mama kemudian merasa ada yang tidak benar
Freepik/jcomp
Fathia menceritakan, dirinya mendapatkan kesaksian baru dari pengasuh anaknya. Si pengasuh melaporkan saat A sudah berusia 5 tahun, dia digendong oleh kakek dengan posisi gendong bayi menghadap ke depan. Kejadian itu terjadi sebelum Fathia pulang.
Mengejutkannya, ketika pelaku memeluk A, Fathia menyebut kalau tangannya si pelaku selalu mendarat di atas k*mal*an korban.
"Dua kali, tiga kali, empat kali, karena insting saya sebagai ibu merasa hal tersebut tidak benar, maka saya refleks memanggil nama anak saya dan menyuruhnya masuk ke dalam rumah," tulis Fathia.
Fathia mengaku bahwa badannya sempat merasa freeze dan setengah gemetar pada saat itu. Akhirnya, emosi Fathia mulai meledak dan secara histeris dia menelepon suaminya yang masih di jalan pulang.
Kemudian, suami Fathia mencoba berbicara dengan orangtuanya mengenai pelecehan yang didapatkan A. Namun, kala itu orangtua suami Fathia membantah hal tersebut.
"Long story short, pada saat itu suami saya berbicara dengan orangtuanya mengenai hal tersebut. Tentu saja denial, karena nggak ada maling yang mau ngaku," tulis Fathia.
3. Sampai pada akhirnya, A bercerita mendapatkan pelecehan dari kakeknya kepada Fathia
Kejadian itu ternyata terus berlanjut. Ketika A masuk SD, dia diantarkan oleh kakeknya karena sang papa kala itu sudah mendapatkan pekerjaan yang bekerja secara full di kantor. Alhasil, A yang awalnya selalu diantar-jemput papanya, kini jadi dengan kakeknya.
Pada 4 Oktober 2024 lalu, A mendadak tidak ingin pergi ke sekolah. Padahal saat itu, A sudah dalam keadaan rapi untuk siap pergi ke sekolah. Fathia pun penasaran dengan alasan A yang mendadak tidak ingin ke sekolah.
Saat itu, Fathia mencoba menggali alasan A yang enggan sekolah. Setelah mencoba beberapa kali bertanya, barulah A mengatakan kalau dirinya mau sekolah asalkan dijemput oleh sang papa.
Penasaran dengan itu, Fathia mencoba bertanya kembali. Sampai pada akhirnya A mau bercerita kalau dirinya mendapatkan pelecehan dari kakeknya sendiri. Mengejutkannya, peristiwa itu tidak hanya terjadi sekali saja.
"Saya bertanya apa yang terjadi, anak saya dapat menceritakan keseluruhan detail bahwa dia digendong dengan posisi tangan pelaku lagi-lagi memegang k*mal*annya sambil digerak-gerakan. Tidak hanya sekali, tapi berhari-hari hingga hari itu dia sangat ketakutan dan berani berbicara kepada kami, orangtuanya," jelas Fathia.
"Anak saya bercerita pertama kali mendapat 'sentuhan tidak boleh' tersebut saat di pasar lalu setelah itu pelaku terus-menerus melakukan hal yang sama di hari-hari berikutnya," sambungnya.
4. Fathia melaporkan kejadian ini ke hotline SAPA KemenPPPA
Pexels/Pixabay
Mengetahui anaknya mendapatkan pelecehan, Fathia tidak diam begitu saja. Dia kemudian melaporkan kejadian tersebut melalui hotline SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).
Dia melaporkan kejadian itu untuk meminta perlindungan atau mental assesment dan recovery untuk A. Dia kemudian dihubungi oleh Dinas PP dan Perlindungan Anak Kota Bekasi untuk menjadwalkan pertemuan pada 4 Desember 2024.
Setelah sesi asesmen dilakukan, psikolog yang bertemu dengan A berdiskusi dengan Fathia mengenai hasilnya. Dia mengatakan kalau hasil asesmen anak Fathia hanya bisa dilaporkan dalam bentuk fisk kepada penyidik apabila kasus ini akan dilaporkan.
Fathia juga menyebut bahwa A telah menceritakan kronologi kejadian dengan lancar dan menggunakan bantuan boneka untuk role play.
Fathia pun mengaku kaget dan sedih setelah dia dan sang suami melihat A mencontohkan perbuatan yang dilakukan oleh pelaku. Cerita itu pun membuat hati Fathia sebagai seorang mama hancur.
"Di sini, aku hanya seorang mama yang sedang mencari keadilan untuk anak perempuanku. Dan aku tahu persis ketika aku datang ke DPPPA, 8 dari 10 kasus adalah pelecehan seksual," tulis Fathia dalam bahasa Inggris.
5. Pihak keluarga suami Fathia masih tidak ada yang percaya dengan pelecehan yang diterima A
Dalam unggahannya, Fathia juga bercerita kalau sampai saat ini tidak ada satupun dari pihak keluarga suaminya yang percaya dengan kasus ini. Alih-alih percaya, mereka justru malah menuduh Fathia telah melakukan fitnah.
"Lucu memang hidup di Indonesia, kami sebagai korban kasus sexual harrasment kerap kali dipojokkan dengan dianggap fitnah, dibilang 'menggoda' dan lainnya. Sedangkan saat ini, yang jadi korban anak di bawah umur. Bagaimana bisa dibilang menggoda? Bagaimana bisa dibilang fitnah ketika faktanya datang dari anak saya sendiri," tulis Fathia.
Jadi, itulah rangkuman informasi tentang bocah di Bekasi dapat pelecehan oleh kakeknya sendiri. Kasus ini sendiri pun cukup mengejutkan. Pasalnya, dari cerita Fathia, ternyata orang terdekat bahkan keluarga bisa menjadi pelaku pelecehan.
Semoga korban mendapatkan keadilan dari kasus ini ya, Ma.