Benarkah Anak Tunggal Lebih Manja, Kesepian, dan Kurang Disiplin?
Begini kata penelitian soal anak tunggal
5 Juni 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kalau dulu banyak orang beranggapan bahwa "banyak anak, banyak rezeki", tampaknya hal itu tak lagi sama seperti sekarang. Di era modern ada orangtua yang lebih memilih untuk memiliki sedikit anak, bahkan hanya ini memiliki satu anak saja. Akan tetapi, ada pula yang memilih untuk tak punya anak alias childfree.
Kondisi itu bahkan diperkuat dengan laporan dari BBC Science Focus yang menerangkan bahwa pada tahun 2022 terdapat 44 persen keluarga di Inggris yang hanya memiliki satu anak. Jumlah itu sedikit lebih banyak dibandingkan 41 persen keluarga yang memiliki dua anak.
Melihat kondisi itu, bisa ditarik kesimpulan kalau orangtua zaman sekarang kebanyakan memilih untuk memiliki anak tunggal. Sementara itu, selama ini sudah banyak muncul stereotip tentang anak tunggal lebih manja, kesepian, dan kurang disiplin. Namun, apakah itu semua benar adanya?
Penjelasannya secara lengkap mengenai benarkah anak tunggal lebih manja, kesepian, dan kurang disiplin sudah Popmama.com rangkumkan dari berbagai sumber secara rinci.
Yuk Ma, disimak!
Editors' Pick
Apakah Ada Perbedaan Kepribadian antara Anak Tunggal dengan Anak yang Memiliki Saudara?
Berdasarkan jurnal penelitian tahun 2017 berjudul Personality of 'Only Children' and 'Children with a Sibling' yang ditulis Jaya Eknath Badi, ternyata tak ada perbedaan yang signifikan antara 'anak tunggal' dan 'anak dengan saudara kandung'.
Namun, penelitian itu justru tampak berbeda dengan yang dilakukan oleh Psikolog anak G Stanley Hall dan EW Bohannon pada tahun 1896 silam. Kesimpulan dari penelitian itu, anak yang tidak memiliki saudara kandung memiliki banyak sifat negatif, seperti kesepian, suka memerintah, antisosial, dan manja.
Walau penelitian itu pada awalnya banyak dikritik karena metodenya, penelitian tersebut pada akhirnya tetap mempertahankan hasil itu hingga hari ini. Kondisi itu tetap terjadi meski banyak penelitian mengenai dinamika keluarga yang membantah temuan Hall dan Bohannon.
Salah satunya penelitian dari Dr Adrien Mancillas lewat jurnal yang ditulisnya berjudul Challenging the Stereotypes About Only Children: A Review of the Literature and Implications for Practice yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2011.
"Dalam hasil sosial dan kepribadian, penelitian secara konsisten mendokumentasikan bahwa anak tunggal memiliki kemiripan yang besar dengan teman sebayanya yang memiliki saudara kandung, tidak ada perbedaan signifikan dalam hasil perilaku."
Dari pernyataan itu, bisa ditarik kesimpulan kalau mungkin beberapa anak tunggal tidak akan memperlihatkan ciri-ciri yang dicatat dalam penelitian tahun 1896. Bisa jadi mereka mungkin kesepian dan manja, tapi seperti anak yang mempunyai saudara kandung.
Ikatan yang Lebih Erat antara Anak Tunggal dengan Orangtua Mendatangkan Tantangan Lain
Mancillas dalam penelitiannya juga menjelaskan kalau sebenarnya anak tunggal memiliki posisi yang unik di dalam keluarga. Hal itu karena mereka adalah satu-satunya pihak penerima perhatian dan sumber daya orangtua.
Berangkat dari hal itu, Mancillas menjelaskan bahwa penelitian juga menunjukkan adanya ikatan yang lebih erat antara anak tunggal dengan orangtua. Meski demikian ternyata ada tantangan lain yang datang dari hubungan yang begitu dekat itu, Ma.
"Tantangan dari hubungan yang begitu dekat adalah potensi anak untuk terkena stres orangtua secara berlebihan atau mengalami hubungan yang lebih intens," katanya.
Bagaimana Kepribadian Anak Tunggal Seiring Bertambahnya Usia?
Tak sedikit orang yang penasaran dengan gambaran kepribadian anak tunggal seiring bertambahnya usia mereka. Mengenai itu, sebagian besar penelitian telah melakukan wawancara kepada orang dewasa yang tumbuh sebagai anak tunggal.
Hasilnya menunjukkan bahwa secara umum anak tunggal memiliki pengalaman yang positif dalam hal kepribadian saat bertumbuh besar. Bahkan penelitian Psikolog Susan Newman yang dipublikasikan lewat situs Psychology Today juga menunjukkan beberapa dari mereka bahagia karena menjadi anak satu-satunya di keluarga tersebut.
Terlepas dari adanya wawancara itu, Mama harus tahu kalau perkembangan kepribadian si Kecil di masa depan memang dipengaruhi dari caramu mendidiknya.
Menurut artikel tahun 2022 di situs Medical News Today, untuk mendukung perkembangan sosial dan emosional anak tunggal, orangtua dan pengasuh harus dapat memastikan mereka memiliki banyak kesempatan untuk bermain dan berinteraksi dengan anak lain.
Mereka juga bisa membantu anak belajar dan mempraktikkan cara terlibat secara tepat dalam hubungan dengan anak-anak lain, seperti mengajarkannya cara berbagi hingga membantu orang lain.
Perlu Mama ketahui, anak-anak yang dibesarkan di rumah dengan penuh kasih sayang dan bahagia sebagian besar menunjukkan tingkat kebahagiaan dan stabilitas sosial yang sama, tak peduli berapa banyak saudara kandung yang mereka miliki.
Jadi, itulah rangkuman penjelasan tentang stereotip anak tunggal disebut lebih manja, kesepian, dan kurang disiplin. Semoga informasi di atas bisa menjadi pengetahuan tambahan bagi Mama, ya.
Baca juga:
- 5 Mitos Tentang Anak Tunggal yang Ternyata Salah Besar
- Paling Tidak Disukai Anak Tunggal, 7 Penilaian yang Belum Tentu Benar
- Wajib Tahu: 6 Tips Membesarkan Anak Tunggal