Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

Mengenal Tas Randoseru, Tas Anak Sekolah di Jepang yang Populer

Instagram.com/seiban_official

Kebanyakan anak sekolah di Jepang memiliki tas ransel yang unik jika dibandingkan dengan siswa di Indonesia. Mereka banyak memakai tas berbentuk kotak dengan desain khas. Ternyata, tas itu juga dikenal dengan nama Randoseru.

Tas ini pun sudah dikenakan sejak lama. Alhasil, tas ini memiliki sejarah tersendiri. Selain itu, bentuknya yang unik pun ternyata memiliki fungsi tersendiri yang berkaitan dengan keselamatan anak.

Yuk, mari kita mengenal tas randoseru lewat artikel Popmama.com di bawah ini!

Kumpulan Fakta Tas Randoseru, Tas Anak Sekolah di Jepang yang Populer

Apa Itu Tas Randoseru?

Instagram.com/seiban_official

Dilansir The Japan Times, randoseru merupakan tas punggung yang terbuat dari bahan kulit dan memiliki tekstur keras. Tas sekolah satu ini umumnya dipakai oleh anak-anak di Jepang selama sekolah dasar.

Secara tradisional, randoseru diberikan kepada anak-anak di awal tahun pertama sekolah dasar. Ketika mereka lulus dari kelas enam, tas ini pun digunakan para siswa yang lanjut ke jenjang sekolah menengah pertama (SMP).

Fakta menariknya, nama tas ini berasal dari kata 'ransel' yang dulunya adalah tas punggung untuk para tentara Belanda pada masa lalu.

Sejarah Randoseru

Instagram.com/seiban_official

Melansir NHK World Japan, Asosiasi Randoseru menjelaskan bahwa tradisi tas sekolah Jepang telah dimulai di sebuah lembaga pendidikan di Tokyo yang didirikan pada 1877 bernama Gakushuin.

Pada tahun 1885, sekolah melarang siswa datang dengan kereta kuda atau meminta karyawan keluarga membawakan tas mereka. Demi memudahkan siswa membawa perlengkapan sekolah, Gakushuin memperkenalkan ransel bergaya militer.

Tak seperti kebanyakan tas saat itu, tas ini dikenakan di punggung, sehingga tangan anak bisa bergerak dengan bebas. Akhirnya, tas ini pun dikenal sebagai randoseru, yang namanya diambil dari bahasa Belanda 'ransel'.

Dua tahun kemudian, atau tepatnya 1887, Perdana Menteri Hirobumi Ito memberikan sebuah randoseru kepada Pangeran Yoshihito, calon Kaisar Tasiho yang mulai bersekolah di Gakushuin.

Momen itu kemudian dipercayai telah menandai randoseru yang sebelumnya merupakan bagian dari perlengkapan sekolah, menjadi barang yang memiliki makna budaya yang luas.

Dikutip dari Tokyo Weekender, pada awalnya banyak yang menganggap ransel kulit sebagai barang mewah. Hal itu karena harganya terlalu mahal untuk dibeli oleh sebagian keluarga.

Alhasil, para siswa di daerah pedesaan pun sering menggunakan tas Furoshiki (kain pembungkus) sebagai penggantinya.

Randoseru kemudian bertahap menjadi standar nasional seiring dengan pertumbuhan ekonomi Jepang yang tinggi sejak tahun 1950-an.

Selama bertahun-tahun, siluet dan dimensi randoseru pun tetap tidak berubah dari prototipe kerajaan. Walau randoseru yang ditawarkan saat ini punya variasi dari segi harga, warna, dan bahan, tetap saja fungsionalitas dan keseragamannya sama.

Secara tradisional, tas randoseru dikenal memiliki warna hitam dan merah. Kini, beberapa produsen sudah memiliki variasi warna tas randoseru hingga 50 warna berbeda. Beberapa tas ini pun ada yang terbuat dari bahan berkualitas dengan variasi jahitan.

Tas Randoseru Punya Kelebihan untuk Keselamatan Siswa

seiban.co.jp

Dilansir Living in Japan, tas randoseru ternyata bukan hanya sekadar tas yang menjadi bagian dari perlengkapan sekolah anak saja. Lebih dari itu, tas ini ternyata punya kelebihan untuk keselamatan siswa.

Bentuk tas randoseru yang kotak dengan bagian atas sedikit melengkung ternyata punya fungsi. Bentuk itu memungkinkan tas randoseru berfungsi sebagai bantalan apabila anak terjatuh dan mendarat dari belakang.

Selain itu, tas satu ini juga bisa melindungi anak dari benda jatuh ketika terjadi gempa bumi karena randoseru juga berfungsi sebagai peredam benturan.

Menariknya, tas randoseru memiliki lapisan kedap dan anti air. Fitur itu memungkinkan tas tidak mudah rusak saat hujan gerimis, sehingga buku pelajaran dan buku catatan yang tersimpan di dalamnya tetap kering.

Penggunaan Randoseru Sebenarnya Tidak Wajib di Jepang

Instagram.com/seiban_official

Tak dipungkiri lagi, tas randoseru memang memiliki sejarah yang panjang tersendiri. Meski begitu, penerapan tas randoseru ternyata tidak pernah diberlakukan dalam kapasitas resmi apa pun. Itu artinya, orang-orang membeli tas itu secara sukarela.

Bahkan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains, dan Teknologi Jepang menjelaskan bahwa tak pernah ada undang-undang yang mengatur penggunaannya, dilansir Tokyo Weekender.

Walau begitu, tetap siswa dianjurkan untuk mengenakan ransel demi keselamatan dan kenyamanan. Namun, perlu diingat bahwa tak ada peraturan khusus yang menyatakan bahwa mereka harus memakai randoseru.

Berapa Kisaran Harga Tas Randoseru?

Youtube.com/Amazing JAPAN

Tas randoseru saat ini sudah tersedia dalam berbagai kisaran harga, dari yang sangat murah hingga mahal dan bahkan harganya bisa menyaingi tas untuk orang dewasa.

Dilansir Seiban, survei menunjukkan bahwa rata-rata orang di Jepang membeli tas randoseru dikisaran harga 60.000 hingga 80.000 yen atau sekitar Rp7 juta sampai Rp 9 juta.

Walau demikian, tidak sedikit keluarga di sana terdorong untuk membeli randoseru secara sukarela agar tetap mengikuti kebiasaan sosial dan membantu anak mereka untuk menyesuaikan diri.

Itulah kumpulan fakta yang bisa kamu ketahui untuk mengenal tas randoseru lebih dekat lagi.

Share
Editorial Team