5 Cara Mengenalkan Anak tentang Kesetaraan Gender
Stop pikiran bahwa anak laki-laki tak boleh menangis. Mulai sejak dini, ya!
24 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
“Itu kan boneka, masa kamu mau beli mainan perempuan?”
“Yang biru aja warnanya!”
“Ih, kamu itu perempuan, masa mau main bola?”
“Sini pakai bando, ya!”
Sejak Mamakecil bahkan hingga kini, pasti sudah tidak asing mendengar ucapan-ucapan seperti di atas, bukan?
Tidak bisa dipungkiri bahwa kita dibesarkan di lingkungan yang mengotak-ngotakan anak laki-laki dan perempuan. Misalnya sajablue is for boys and pink is for girls, dan juga terdapat pada hal-hal yang berhubungan dengan karakter tokoh dalam film, buku, baju, dan banyak hal lainnya.
Namun Mama perlu tahu, nih bahwa belakangan ini telah berkembang gender neutral parenting yaitu pola asuh yang mengajarkan kesetaraan gender.
Pola asuh seperti ini diharapkan dapat memberikan anak mama kebebasan untuk memilih apa yang mereka sukai dan memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai hal positif tanpa ada batasan gender, kamu laki-laki atau kamu perempuan.
Dari situs Raisingworldchildren, Popmama.com merangkum beberapa cara yang dapat Mama terapkan dalam mengenalkan konsep kesetaraan gender.
1. Tidak ada yang spesial
"Kamu bisa jadi presiden jika kamu laki-laki, atau kamu bisa menjadi seorang fashion designer jika kamu seorang perempuan."
Kurang tepat bagi Mama mengucapkan hal seperti di atas.
Ada baiknya, Mama mengajari si Anak bahwa menjadi laki-laki atau perempuan itu sama saja, sama-sama baik, tidak ada hak yang istimewa.
Katakan padanya bahwa mereka akan mendapatkan semuanya secara seimbang. Tidak ada yang memiliki dunia atau tidak ada yang bisa mengubah dunia hanya karena jenis kelamin mereka.
Editors' Pick
2. Bebaskan anak memilih
Sebagai orangtua, tidak hanya warna, tapi usahakan untuk membebaskan anak memilih sendiri mainannya atau benda-benda pribadinya.
Selain karena tidak ada gender untuk mainan, kebebasan memilih akan sangat membantu mereka dalam mempelajari hal-hal baru.
Mereka dapat bebas berkreasi dan berimajinasi.
Si Anak akan lebih termotivasi dan bertanggung jawab terhadap sesuatu yang ada kaitannya dengan dirinya atau sesuatu yang lebih disukainya.