Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak dengan Bermain
Selain menyenangkan, bermain juga dapat menjaga kesehatan mental si Kecil lho, Ma
8 Desember 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kesehatan mental anak seringkali diabaikan jika dibandingkan dengan kesehatan fisiknya. Padahal, kesehatan mental anak juga sama pentingnya untuk dijaga karena berhubungan dengan kemampuan anak untuk berpikir, berkembang, berekspresi, berinteraksi, dan menjalani hidup hingga besar nanti.
Depresi, kecemasan, dan gangguan perilaku adalah beberapa tantangan kesehatan mental yang paling umum dihadapi oleh anak-anak.
Kondisi tersebut akan berdampak pada perubahan nyata, seperti kehilangan minat di sekolah, prestasi akademis menurun, hingga menimbulkan pola perilaku negatif anak hingga dewasa nanti.
Apalagi, saat ini kita masih dihadapi dengan situasi pandemi Covid-19 yang berdampak besar bagi kesehatan mental anak.
Karantina, lockdown, dan isolasi sosial dapat berdampak serius pada kesehatan mental anak.
Oleh karena itu, sudah saatnya bagi Mama untuk memberikan segala upaya dalam menjaga kesehatan mental anak. Salah satu cara yang dapat mendukung kesehatan mental anak adalah dengan aktivitas bermain.
Untuk lebih jelasnya, berikut Popmama.com telah merangkum cara menjaga kesehatan mental anak dengan bermain berdasarkan penjelasan Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psikolog. dalam acara Popmama.comParenting Academy 2021 yang berlangsung pada Rabu, 8 Desember 2021.
Langsung saja simak informasinya yuk, Ma!
1. Faktor yang memengaruhi kesehatan mental anak
Gangguan kesehatan mental tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja, namun juga dapat dialami anak-anak. Bahkan dalam kebanyakan kasus, gangguan kesehatan mental yang dialami orang dewasa berawal dari peristiwa dan pola asuh di masa kanak-kanak.
Vera Itabiliana menuturkan bahwa ada dua faktor utama yang dapat memengaruhi kesehatan mental anak. Dua faktor tersebut adalah faktor risiko dan faktor protektif.
Faktor risiko
Faktor risiko merupakan faktor yang berisiko untuk mengganggu kesehatan mental anak. Berikut adalah beberapa faktor risiko yang memengaruhi kesehatan anak:
- Konflik atau perpisahan keluarga
- Orangtua atau pengasuh mengalami hambatan kesehatan mental
- Bencana alam, abuse, trauma, atau pandemi
- Kurang dukungan dari keluarga atau teman
Faktor protektif
Jika faktor risiko dapat mengganggu kesehatan anak, faktor protektif justru dapat melindungi kesehatan mental anak. Berikut adalah faktor protektif yang memengaruhi kesehatan mental anak:
- Lingkungan rumah yang hangat dan stabil
- Orangtua atau pengasuh yang suportif
- Keyakinan hadapi tantangan hidup
- Lingkungan yang suportif dari guru, teman, dan orang sekitar
- Rutinitas dan konsistensi keteraturen
Editors' Pick
2. Ciri-ciri kesehatan mental anak terganggu
Meskipun sudah banyak orangtua yang peduli terhadap kesehatan mental anak, namun masih ada yang kesulitan dalam mengetahui apakah mental anaknya sehat atau terganggu.
Untuk mengetahui apakah kesehatan anak Mama terganggu, Mama bisa memerhatikan beberapa indikator tersebut:
- Kesedihan yang terus menerus, sehingga anak mencoba menarik diri dan menghindari interaksi sosial
- Mencoba menyakiti diri atau berbicara tentang menyakiti diri sendiri, bahkan berbicara tentang bunuh diri
- Mengalami ledakan emosi yang ekstrim dan perilaku di luar kendali yang dapat berbahaya
- Perubahan drastis dalam suasana hati, perilaku, atau kepribadian
- Perubahan kebiasaan makan dan kehilangan berat badan
- Sulit tidur dan sering mimpi buruk
- Sering sakit kepala dan sakit perut
- Sulit berkonsentrasi
- Perubahan prestasi akademik
Indikator ini biasanya dialami anak lebih dari satu, atau berpola. Misalnya, jika anak sulit tidur yang disertai dengan penurunan prestasi akademik, maka Mama perlu waspada karena bisa jadi kesehatan mental anak sedang terganggu.