Tidak Mudah, Begini Cara Membicarakan Perceraian Kepada Anak
Masalah perceraian tidaklah mudah untuk Mama dan Papa, juga si Anak
31 Agustus 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam membangun kehidupan berkeluarga, Mama tentu mengharapkan segala yang terbaik di mana keutuhan keluarga dapat terus dipertahankan. Namun, segala hal pada akhirnya bisa menjadi alasan yang tepat untuk memutuskan perceraian.
Tentu, anak mama tercinta yang masih berusia dini akan menjadi sosok yang butuh diberikan pemahaman yang membuatnya jauh dari kemungkinan negatif pada kondisi psikologi dan mentalnya.
Dalam rangka itu, kamu menyediakan jawaban dari “Bagaimana cara mendiskusikan perceraian yang Mama hadapi kepada anak?” sebagaimana dilansir dari laman verywellfamily.com yang telah di-review oleh seorang pakar anak dari Amerika Serikat bernama Joel Forman, MD.
1. Kompakan dulu dengan Papa untuk memulai pembicaraan
Sebagai orang dewasa, kita tentu memahami bahwa perceraian sebenarnya merupakan permasalahan antara Mama dan Papa saja. Akan tetapi, efek perceraian juga akan dialami anak.
Namun, sebelum Mama mulai mendiskusikan mengenai perceraian kepada anak, Mama sebaiknya mendiskusikannya Papa.
Papa dan Mama harus kompak dan sepakat bahwa anak perlu mengetahui kondisi keluarga dan memastikan tidak ada pihak yang disalahkan dalam hal ini. Untuk itu, lakukanlah perencanaan mengenai waktu, tempat, dan cara berdiskusi dengan anak. Mama dan Papa bisa kompakan untuk membicarakan perceraian ini bersama-sama atau sendiri-sendiri.
2. Tentukan waktu dan tempat untuk membicarakannya
Setelah ada kesepakatan dengan Papa, Mama bisa memulai pembicaraan tentang kondisi keluarga ini. Dalam rangka ini, Mama sebaiknya memerhatikan emosi anak mama apakah keadaannya dalam kondisi bisa diajak berdiskusi atau tidak.
Amy Morin, seorang pakar anak sekaligus psychotherapist dari Amerika Serikat, menyarankan agar Mama memilih waktu dimana si Anak sedang dalam keadaan santai dan gembira. Soal tempat, Morin menyarankan di rumah ketimbang tempat umum. Alasannya, karena Mama tidak akan tahu reaksi anak. Melakukan diskusi di tempat umum berisiko membuat anak menjadi malu jika terlihat terlalu emosional.
Editors' Pick
3. Menentukan topik diskusi yang sebaiknya diangkat
Morin juga menyarankan agar Mama fokus pada topik yang diangkat terkait permasalahan tersebut. Mama ditekankan untuk memberi penjelasan bahwa perceraian adalah keputusan bersama tanpa menyalahkan pihak Papa atau orang lain.
Berikanlah pesan bahwa Mama dan Papa tidak dapat tinggal di rumah yang sama seperti selama ini. Namun, biarkan si Anak mengerti bahwa hal tersebut tidak membuat Mama dan Papa tidak mencintai satu sama lain dan sama-sama tetap mencintai anak-anaknya.
4. Memberikan kepastian mengenai ketidakpastian
Ketika Mama memulai diskusi mengenai perceraian yang tengah dihadapi, anak mama pastilah akan merasakan sedih, bingung, marah, kecewa, dan perasaan lain semacamnya yang menggambarkan "ketidakpastian" masa depannya.
Seperti, “aku harus tinggal dengan siapa, dong?”atau “seberapa sering aku harus berpindah dari tempat Papa ke tempat Mama?” Dalam menjawab ketidakpastian yang mungkin masih dalam proses perencanaan bersama Papa, Mama disarankan memberi satu kepastian.
Beri kepastian bahwa Mama dan Papa sedang berupaya keras untuk mencari solusi terkait hal itu. Supaya anak mama merasa lega, berikanlah satu janji bahwa Mama akan segera menginformasikannya setelah semuanya selesai direncanakan bersama Papa.
5. Berikan rasa nyaman pada perasaan si Anak
Di usianya yang masih dini, anak mama masih berkemungkinan besar untuk memahami segala sesuatu sebagai hal yang tidak membebaninya. Akan tetapi, perubahan hidup dalam keluarga tetap membuat si Anak sedih.
Atas dasar itu, ketika Mama berupaya dalam sebuah diskusi untuk membuatnya mengerti mengenai perceraian, Mama sangat ditekankan untuk memberikan ketenangkan pikiran dan perasaan anak.
Peluklah anak mama dan katakan, “Jangan khawatir karena semuanya akan baik-baik saja”, “kita semua tetap satu keluarga yang mencintai satu sama lain”, dan hal-hal lainnya yang membuat anak mama merasa baik.
6. Bekerja sama dengan pihak sekolah
Mama bisa mempertimbangkan bekerja sama dengan pihak sekolah untuk masalah ini. Hal ini untuk memastikan si Anak dapat menjalani proses tumbuh kembangnya dengan positif.
Bicarakan kondisi keluarga yang baru kepada guru atau wali kelas si Anak. Hal ini juga bisa menjadi landasan supaya sang Guru dan sekolah memberi perhatian khusus terkait kondisi terbaru yang dihadapi anak.
7. Siapkan waktu kumpul keluarga
Di atas segalanya, diskusi tentulah membutuhkan bukti secara nyata yang di mana Mama sebaiknya memastikan bahwa “tidak tinggal bersama” tetap menghadirkan ada kebersamaan dengan Papa atau Mama.
Upayakan pembagian waktu si Anak bersama Mama dan Papa secara terpisah atau bersama apabila memungkinkan. Juga, Mama dianjurkan untuk menghadirkan waktu kumpul keluarga besar supaya anak mama merasa baik-baik saja.
There’s always a solution for every problem. Jangan khawatir dan tetap bahagia bersama keluarga ya, Ma!