Apa Itu Pola Asuh Demokratis dalam Membesarkan Anak?
Pola asuh ini memberikan anak kesempatan untuk berpartisipasi aktif, dan berkembang dengan inisiatif
13 September 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cara orangtua mendidik anak memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan mereka. Berbagai pola asuh memengaruhi bagaimana anak memandang diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia sekitarnya.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami ciri-ciri pola asuh dengan baik. Salah satu pola pengasuhan yang umum adalah pola asuh demokratis.
Dalam pola ini, orangtua cenderung mengutamakan komunikasi dua arah antara orangtua dan anak.
Untuk lebih jelasnya, Popmama.com telah merangkum penjelasan apa itu pola asuh demokratis agar peran penting sebagai orangtua dalam perkembangan anak-anak dapat dipersiapkan dengan baik.
1. Pengertian pola asuh demokratis
Pola asuh demokratis, juga dikenal sebagai pola asuh otoritatif. Orangtua yang menerapkan pola asuh ini berusaha menjadi pendukung yang responsif, mendengarkan dengan seksama, dan membuka diri terhadap sudut pandang anak. Mereka juga berkomitmen untuk menjelaskan aturan dengan bijak kepada anak-anak mereka.
Penerapan pola asuh otoritatif memberikan ruang bagi anak dan orangtua untuk berdialog secara terbuka. Sementara itu, orangtua tetap menjalankan peran mereka dengan memberikan batasan yang jelas kepada anak dan mendorong mereka untuk membangun kemandirian.
Dengan demikian, anak-anak dapat belajar untuk menghargai peraturan sambil mengembangkan keterampilan sosial dan kepemimpinan yang penting bagi perkembangan mereka. Pendekatan ini menciptakan hubungan yang sehat antara orangtua dan anak, memungkinkan anak-anak tumbuh menjadi individu yang lebih tangguh dan bertanggung jawab.
Editors' Pick
2. Ciri-ciri utama pola asuh demokratis
Pola asuh demokratis memiliki ciri-ciri utama sebagai berikut:
1. Memberi kesempatan mandiri: Anak diberi ruang untuk mengembangkan kontrol internal dan belajar mengambil keputusan sendiri.
2. Mengakui partisipasi anak: Anak dianggap berperan dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi mereka dan merasa didengar oleh orangtua.
3. Peraturan dan hukuman yang edukatif: Orangtua menetapkan aturan dan hukuman yang bertujuan untuk memberikan pembelajaran kepada anak, bukan hanya menghukum.
4. Prioritaskan kepentingan anak: Orangtua mempertimbangkan kepentingan anak tetapi tetap mengendalikan situasi untuk menjaga keamanan dan kesejahteraan mereka.
5. Pendekatan hangat: Pola asuh demokratis dicirikan oleh pendekatan yang penuh kasih, berkomunikasi positif, dan memahami perasaan serta kebutuhan anak dengan baik.