Perdami Peduli Kesehatan Mata, Mulai Program Indonesia Menatap Dunia

Tujuan program ini adalah memberantas kebutaan dan gangguan penglihatan

8 Oktober 2023

Perdami Peduli Kesehatan Mata, Mulai Program Indonesia Menatap Dunia
Dok. Dompet Dhuafa

Dompet Dhuafa dan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) telah meluncurkan program kolaboratif yang bertajuk 'Indonesia Menatap Dunia.' Program ini resmi dimulai dengan penandatanganan kesepakatan kerjasama antara kedua entitas tersebut di SLBN 3 Jakarta pada tanggal 1 Oktober 2023.

Acara ini tidak hanya menjadi awal kerjasama yang kuat antara Dompet Dhuafa dan Perdami, tetapi juga dijadikan kesempatan untuk memberikan periksaan mata kepada 50 penerima manfaat dalam upaya pertama program ini.

Sasaran program ini adalah anak-anak berkebutuhan khusus, termasuk siswa di SLBN 3 Jakarta dan di luar itu, serta para lansia yang tinggal di Jakarta. Dalam upaya mencegah dan mengatasi gangguan penglihatan pada anak-anak, program 'Indonesia Menatap Dunia' ini diharapkan dapat membantu para penerima manfaat untuk melihat dunia dengan lebih baik dan nyaman.

Nah, untuk lebih jelasnya, simak rangkuman Popmama.com tentang program 'Indonesia Menatap Dunia' ini, ya!

1. Misi menyelamatkan mata anak-anak hingga lansia

1. Misi menyelamatkan mata anak-anak hingga lansia
Dok. Dompet Dhuafa

The International Agency for the Prevention of Blindness (IAPB) menyatakan bahwa 90% dari kebutaan bisa dicegah atau ditanggulangi. Salah satu penyebab gangguan penglihatan yang terbanyak di dunia adalah ganggaun refraksi. Gangguan ini menyumbang 0.75% dari tingkat 3% kebutaan di Indonesia.

Sebagian Gangguan ini muncul pada fase awal kehidupan yakni antara 6-12 tahun dan dapat mengganggu kemampuan dalam menyerap materi pelajaran dan berpotensi menurunkan kecerdasan.

'Indonesia Menatap Dunia' bertujuan untuk menyelamatkan penglihatan anak-anak dan lansia di seluruh Indonesia dari gangguan ini. Dompet Dhuafa, sebuah lembaga filantropi yang telah lama berdedikasi untuk membantu mereka yang membutuhkan, bergandengan tangan dengan Perdami untuk menghadirkan program ini."

Program 'Indonesia Menatap Dunia' ini tidak hanya sekadar pemeriksaan mata dan pemberian kacamata. Ini adalah tentang memberikan pengharapan, memberikan peluang, dan mengubah hidup.

Julie Dewi Barliana, Ketua Perdami Jaya, menyoroti fokus Perdami dalam upaya pemberantasan kebutaan dan gangguan penglihatan, terutama pada anak-anak. Dia menjelaskan, "Program ini berkaitan dengan misi Perdami, yaitu upaya pemberantasan kebutaan dan gangguan penglihatan. Lebih khusus lagi, saat ini Perdami tengah berupaya memberantas gangguan penglihatan pada anak-anak."

Editors' Pick

2. Komitmen tanpa batas

2. Komitmen tanpa batas
Dok. Dompet Dhuafa

Rahmad Riyadi, Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika, dengan penuh semangat menyampaikan komitmennya dalam upaya mengatasi masalah penglihatan di Indonesia.

Beliau menjelaskan bahwa, Dompet Dhuafa dan Perdami telah bersatu dengan tekad yang kuat untuk menggagas program bersama yang tidak hanya sekadar proyek, tetapi juga sebuah misi mulia. Komitmen ini adalah komitmen tanpa batas, yang akan memengaruhi kehidupan mereka yang membutuhkan bantuan dalam hal penglihatan.

Komitmen ini menandakan tekad untuk tidak hanya memberikan bantuan sementara, tetapi juga untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan dalam kehidupan anak-anak dan lansia yang membutuhkan.

3. Peran masyarakat dalam deteksi dini

3. Peran masyarakat dalam deteksi dini
Dok. Dompet Dhuafa

Dalam program 'Indonesia Menatap Dunia' ini, peran masyarakat dalam deteksi dini masalah penglihatan anak-anak menjadi sangat penting. 

Dr. Indra K. Sari mewakili Direktorat Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, menjelaskan, "Dalam pelaksanaan program ini, bersama-sama kita laksanakan dengan seluruh jajaran lintas sektor, baik swasta, pemerintah, maupun seluruh lapisan masyarakat untuk mengatasi masalah ini sehingga dapat menciptakan kondisi yang inklusif bagi semua yang mengalami kendala dengan penglihatan." Ini adalah panggilan kepada seluruh masyarakat untuk bersatu dalam upaya ini, termasuk pihak swasta, pemerintah, dan individu.

Dengan demikian, bukan hanya dokter mata atau orang tua yang memiliki peran dalam deteksi dini masalah penglihatan pada anak-anak.

Setiap anggota masyarakat memiliki tanggung jawabnya sendiri untuk memastikan bahwa anak-anak di sekitar mereka memiliki akses ke pemeriksaan mata yang berkualitas dan mendapatkan perhatian yang mereka butuhkan jika terdapat masalah penglihatan.

4. Skala besar, dampak besar

4. Skala besar, dampak besar
Dok. Dompet Dhuafa

Salah satu yang membuat program ini luar biasa adalah angka targetnya. Program ini bertekad untuk menyasar sebanyak 1000 penerima manfaat di seluruh Indonesia. Ini bukan hanya tentang memberikan bantuan kepada beberapa individu, tetapi juga tentang memberikan dampak positif yang besar pada skala nasional.

Rahmad Riyadi, menegaskan komitmen dalam pelaksanaan program ini, "Program ini sengaja dimulai pada Bulan Oktober karena bertepatan dengan hari penglihatan dunia."

Berdasarkan data saat ini, tercatat ada sekitar 8 juta rakyat Indonesia yang mengalami gangguan penglihatan. Salah satu yang kerap menjadi sebab adalah refraksi dan katarak, sehingga program ini yang inisiasi awalnya akan berlangsung selama 6 bulan ke depan, tidak menutup kemungkinan akan terus berlanjut sepanjang tahun." Ini adalah bukti bahwa program ini adalah komitmen jangka panjang untuk memberikan perubahan yang berkelanjutan dalam masyarakat.

Dalam menjalankan program ini, seluruh jejaring layanan kesehatan, Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC), yang tersebar di 12 provinsi di Indonesia akan digerakkan. 

Kolaborasi ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup, dan menciptakan kesadaran akan pentingnya kesehatan mata. Semoga program ini sukses dalam mencapai targetnya dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia.

Baca juga:

The Latest