Penting! Ini 5 Cara Membuat Anak Memiliki Inisiatif dan Kesadaran
Berikan contoh dan tetap konsisten dalam menumbuhkan inisiatif dan kesadaran pada anak
15 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama pandemi, Mama dan anak bertatap muka hampir selama 24 jam. Alhasil, waktu untuk mengurus anak pun makin bertambah. Padahal, banyak pekerjaan yang tidak boleh diabaikan juga.
Alangkah senangnya jika anak mama turut membantu dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, seperti menyusun tempat tidur, menyapu kamar, mencuci piring.
Hanya saja, si Anak tidak memiliki niatan untuk melakukan hal sedemikian.
Kurangnya inisiatif anak mungkin sering membuat Mama kesal. Terlebih lagi, mereka yang sudah beranjak besar harusnya punya sifat inisiatif dari dalam diri.
Lantas, bagaimanakah cara untuk memupuk inisiatif pada anak? Yuk, simak dulu ulasan Popmama.com tentang cara menumbuhkan inisiatif dan kesadaran pada anak berikut ini!
Apa Itu Inisiatif?
Inisiatif biasanya sering dikaitkan dengan dunia pekerjaan. Kendati demikian, tidak ada salahnya memupuk kemampuan tersebut sedari dini, kan?
Jika mengutip dari Youth Employment, inisiatif dapat diartikan sebagai kemampuan seorang individu dalam melakukan suatu hal/pekerjaan tanpa adanya dorongan dari luar.
Jadi bisa dikatakan, anak yang memiliki inisiatif adalah anak yang mengerjakan sesuatu tanpa perlu Mama suruh-suruh terlebih dahulu.
Ada banyak manfaat apabila anak mama memiliki kemampuan ini. Salah satu hal yang paling kentara adalah bahwa orang akan menyukainya.
Tentu saja, ketika anak sudah sigap mencuci piring tanpa perlu disuruh, nggak mungkin Mama nggak bakal senang, kan?
Membersihkan Kamar Sendiri Adalah Salah Satu Contoh Inisiatif
Berbicara soal contoh inisiatif, tentu saja ada banyak contoh ya, Ma. Misalnya, sebelum akhirnya sekolah daring, anak mama sudah dalam keadaan rapi, begitu juga dengan kamarnya. Tanpa ada perintah, si Anak telah membereskannya.
Contoh kecil lainnya adalah kebiasaan sehabis bermain. Membereskan mainan si Anak terkadang merepotkan sekali ya, Ma? Namun, anak yang inisiatif sudah mengerti bahwa dirinya memiliki tanggung jawab untuk menyusun kembali mainannya selepas bermain.
Nah, perlu Mama ketahui bahwa kemampuan tersebut tidak langsung didapatkan seseorang. Perlu ada pelatihan dan pemupukan agar nantinya inisiatif bertunas dalam diri anak.
Langsung saja kita lihat cara menumbuhkan inisiaitf pada anak yuk, Ma!
Editors' Pick
1. Jangan halangi anak ketika berbuat sesuatu
Mungkin Mama bertanya-tanya, kenapa anak nggak punya jiwa inisiatif, sih? Bisa jadi, Mama selama ini selalu melarangnya dalam berbuat sesuatu. Menurut psikolog anak Anita Chandra, hal sedemikian bisa menyebabkan si Anak miskin inisiatif, lho.
"Banyak orang tua yang melarang karena menganggap anak-anaknya belum bisa membantu mereka dan justru hanya menambah beban pekerjaan yang ada. Akhirnya, secara perlahan, inisiatif sang anak pun mati," kata Anita.
Sebagai contoh, anak mama ingin mengepel ruang tamu. Mama mungkin sering menjadi tak sabar karena si Anak terlalu lama melakukannya dan malah terlihat kesusahan.
Sebaiknya, jangan langsung dibantu. Biarkan anak memikirkan solusinya sendiri tentang bagaimana dirinya menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Di samping itu pula, dengan memberikan kesempatan padanya, si Anak juga merasa telah dihibahkan sebuah kepercayaan.
2. Latih anak berpikir kritis dan bertanggung jawab
Untuk menjadi inisiatif, anak wajib memiliki kemampuan berpikir kritis. Hal ini karena untuk melakukan sesuatu tanpa adanya instruksi, dirinya pasti harus memikirkan cara untuk menuntaskan pekerjaan tersebut.
Maka dari itu, Mama dapat membantu melatih kemampuan berpikir kritisnya. Misalnya, Mama boleh menanyakan, “Kalau begini, kamu harus ngapain?” atau “Semisal kamu melakukan ini, apa yang akan terjadi? Gimana kalau pilih B, apa hasilnya?”
Sama halnya dengan tanggung jawab yang tak kalah penting dimiliki anak. Munculkan rasa tersebut supaya tergerak hati anak.
Seperti yang telah disebutkan, harus ada rasa tanggung jawab pada anak untuk membereskan mainannya setelah bermain. Nantinya, ia akan mengerti bahwa setelah mengerjakan sesuatu, maka sekitarnya juga harus dibereskan.
Cara melatihnya tentu dengan memberikan sejumlah tugas sebagai tanggung jawabnya. Ingatkan juga jika dirinya lupa menyelesaikan tugas tersebut ya, Ma!
3. Jadilah contoh yang baik untuknya
Anak mama tidak akan mengerti inisiatif jika Mama sendiri juga tak pernah mencontohkannya. Sebab, anak biasanya akan meniru segala hal yang dilakukan kedua orangtuanya.
Maka dari itu, jadilah contoh yang baik untuknya dengan melakukan hal sederhana di rumah. Misalnya, apabila ada kertas berserakan di meja, Mama bisa langsung membereskannya.
Jika lampu kamar mandi masih menyala setelah digunakan, Mama boleh segera menutupnya.
Melalui semua kegiatan tersebut, anak secara tidak langsung diajarkan untuk punya inisiatif dan kepedulian terhadap lingkungannya. Perlahan, dirinya akan melakukan hal yang sama apabila dihadapkan kondisi serupa.
4. Beri penghargaan atas perilaku inisiatifnya
Anak terkadang enggan inisiatif karena takut pada akhirnya dimarahi. Seharusnya, Mama tetap menghargai usahanya terlepas dari hasil yang kadang kurang memuaskan. Sekadar ucapan ‘terima kasih’ bisa membuatnya senang dan bersemangat untuk terus inisiatif.
Di samping memberikan penghargaan atas inisiatifnya, jangan lupa juga untuk senantiasa membimbingnya. Hal ini supaya pekerjaan yang ia lakukan dilakukan dengan benar dan membuahkan hasil yang baik pula.
5. Jangan menyerah dan tetap konsisten melatih anak ya, Ma!
Ma, inisiatif tidak akan langsung terbentuk dalam semalam. Perlu adanya repetisi atau pengulangan ketika melatih kemampuan tersebut. Apalagi dalam pelatihannya, tidak jarang si Anak malah lupa sehingga perlu selalu diingatkan.
Beritahu juga si Anak tentang manfaat dari perilaku inisiaitf. Selain itu, karena kemampuan tersebut akan sangat berguna di masa depan, Mama juga perlu bersikap tegas, bukan keras, dalam mendidik anak.
Itulah sejumlah cara membuat anak memiliki inisiatif dan kesadaran sejak usia dini. Semoga bermanfaat!
Baca juga:
- Begini 6 Cara Tepat Menunjukkan Dukungan pada Anak Usia Sekolah
- Cara agar Orangtua Bisa Jadi Teman Belajar Anak yang Menyenangkan
- 8 Cara Efektif Mengatasi Anak yang Suka Berpikiran Negatif