Dampak Buruk Perilaku Pilih Kasih yang Dilakukan Orangtua pada Anak
Kesehatan mental hingga kecerdasan anak akan terganggu
1 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama sayang tidak sama anak mama? Kalau ditanya seperti pastinya akan menjawab iya, kan? Tapi, pernah nggak Mama kepikiran apakah rasa sayang yang diberikan kepada anak sudah adil dan seimbang?
Nah, inilah salah satu yang mungkin menjadi masalah dalam hal membimbing anak.
Mama bisa saja tidak sadar telah memberikan perlakuan berbeda pada si Adik dan si Kakak. Kalau dibiarkan begini terus, ada dampak buruk yang menanti, lho.
Untuk informasi selengkapnya, yuk simak informasi yang telah disajikan Popmama.com tentang dampak buruk akibat orangtua pilih kasih pada anak!
Memangnya, Ada Orangtua yang Pilih Kasih dengan Anak?
Mungkin Mama termasuk ke dalam golongan orangtua yang tidak percaya akan fenomena ini. Sebab, Mama berpikir bahwa sebagai orangtua, sudah sepatutnya memberikan kasih sayang yang merata kepada anak.
Namun nyatanya, beberapa orangtua memang ada yang bersikap berbeda pada masing-masing anaknya. Hal ini didukung oleh sebuah penelitian yang ingin menyelidiki interaksi anak bersaudara dengan orangtua mereka.
Hasilnya ialah perbedaan perilaku yang diterima mereka cukuplah minor. Anak bersaudara tersebut masih bercengkerama dengan baik satu sama lain, begitupun dengan ayah dan ibu mereka.
Jika sikap pilih kasih tersebut tidak parah, maka efek buruk yang akan dirasakan si Anak akan kecil atau bahkan tidak ada, Ma.
Nah, yang menjadi masalah adalah apabila Mama serta-merta menganaktirikan si Kakak dengan perlakuan yang begitu nyata. Maka, dampak yang ditimbulkan sudah pasti besar.
Terus, Kenapa Orangtua Bisa Bersikap Pilih Kasih?
Lantas, apa sih yang bisa memicu sikap membeda-bedakan orangtua pada anak? Berikut penjelasan selengkapnya:
1. Kepribadian Setiap Anak
Kepribadian masing-masing anak tentu berbeda. Bahkan, sepasang kembar identik saja menujukkan ketidaksamaan walaupun sangat kecil.
Dalam mengurus anak, Mama pasti akan menemukan perbedaan sifat dan perilaku dari si Adik dan si Kakak. Dalam hal itu juga, Mama mau tidak mau akan berjumpa dengan anak yang kebetulan klop dengan kepribadian yang Mama miliki.
Misalnya, Mama orangnya paling suka berdiam di rumah dan nonton TV. Kebetulan, si Adik termasuk anak yang introvert dan lebih senang dalam ruangan. Di sisi lain, si Kakak sangat outgoing dan senang beraktivitas di luar rumah.
Mama yang mageran mungkin akan sedikit malas apabila harus diajak si Kakak pergi keluar. Alhasil, lebih memilih beraktivitas dengan si Adik.
2. Umur si Anak
Selain kecocokan kepribadian, umur juga bisa menjadi pemicu sikap pilih kasih orangtua. Nah, lantaran si Adik masih kecil, tentu Mama ingin memberikan perhatian lebih kepadanya.
Kepada si Kakak sendiri, karena sudah beranjak besar, Mama sudah mengharapkan agar dirinya lebih mandiri dan mampu melakukan aktivitas sendiri.
Tidak ada yang salah sebenarnya, kan? Lagipula, ketika si Kakak masih kecil, Mama pastinya sudah ‘memanjakannya’ dengan sepenuh hati, dan sekaranglah waktu untuk si Adik untuk menerima perlakuan serupa.
Hanya saja, jika Mama gagal dalam menjelaskan perbedaan treatment (perlakuan) ini, si Kakak bisa salah paham. Ia mengira kalau Mama sudah tidak sayang lagi kepadanya.
Oleh sebab itu, nggak perlu marah-marah jika si Kakak mengadu kenapa Mama lebih sayang kepada si Adik. Jelaskan dalam intonasi yang lembut supaya ia lebih mengerti.
3. Gender si Anak
Tak bisa dipungkiri, gender atau jenis kelamin anak juga berpengaruh lho, Ma. Apalagi ketika Mama sangat ingin memiliki anak laki-laki, namun yang dianugerhi Tuhan adalah perempuan.
Nantinya, jika sudah memiliki anak laki-laki, Mama seolah akan ‘mendewakannya’. Mama akan berusaha untuk selalu melindungi dan memenuhi permintaannya sebab keinginan Mama akhirnya telah terkabul. Akibatnya, putri mama bisa merasa diasingkan.
4. Karena Merupakan Anak Tiri
Dikarenakan tidak adanya hubungan darah bisa membuat Mama dan si Anak Tiri terasa jauh. Mama mungkin akan lebih mengutamakan anak kandung karena Mama sendirilah yang melahirkan mereka.
Itu sebabnya, ada istilah ‘dianaktirikan’ serta stigma di masyarakat bahwa semua orangtua tiri bersikap jahat.
5. Masalah Lain yang Dialami Orangtua
Masalah yang dihadapi orangtua sangat beragam ya, Ma? Mulai dari masalah keuangan, rebut dengan si Papa, atau sedang mengalami stres.
Sebagai contoh, di pandemi seperti sekarang, dompet sedang di masa kritis-kritisnya. Mama harus sanggup membagi uang yang ada untuk keperluan rumah tangga, untuk susu si Adik, uang sekolah si Kakak, dan lainnya.
Karena si Adik sedang masa pertumbuhan, Mama ingin lebih memprioritaskannya supaya ia mendapatkan asupan gizi yang cukup. Nah, kondisi ini bisa berimbas kepada si Kakak. Ia yang ingin punya mainan baru tidak Mama izinkan karena uang yang ada harus dipergunakan untuk hal yang diutamakan.
Maka dari itu, Mama tetap harus memberitahu anak tentang kondisi yang sedang dialami supaya tidak terjadi miskomunikasi.
Dampak Buruk Orangtua Pilih Kasih pada Anak
Yang jelas, perilaku membeda-bedakan anak akan berpengaruh pada kesehatan mental si Anak, yakni bisa berdampak pada emosi hingga kecerdasannya.
Maka dari itu, penting sekali bagi Mama untuk mengetahui dampak buruk yang ditimbulkan dari sikap pilih kasih orangtua pada anak di bagian berikut ini:
Editors' Pick
1. Mengalami stres dan penurunan harga diri
Ketika anak mendapati dirinya didiskriminasi, pasti hatinya bertanya-tanya mengapa dirinya diperlakukan seperti itu. Rumah yang seharusnya menjadi tempatnya untuk berlindung sudah tak mampu lagi memberikan kenyamanan kepadanya.
Alhasil, si Anak akan merasa tertekan dan stres. Dirinya juga merasa tidak berharga karena orangtuanya selama ini juga tak pernah menganggapnya ada.
Ketika dirinya dewasa nanti, ia akan menjadi pribadi yang kurang percaya diri dan tidak mampu maksimal dalam bekerja.
2. Bersikap agresif dan membenci orangtuanya
Dampak yang paling kentara ialah rasa benci yang tumbuh di hati anak. Bukan hanya kepada orangtua saja, terutama kepada saudaranya ia juga akan menunjukkan sikap agresif.
Tidak hanya itu, karena kurangnya kasih sayang yang didapatkan, anak mungkin sekali tumbuh menjadi individu yang nakal di sekolah. Alasannya ialah dengan berperilaku seperti itulah si Anak akan mendapatkan perhatian.
3. Menimbulkan persaingan antar saudara
Tanpa Mama sadari, membeda-bedakan anak juga menimbulkan konflik antar saudara. Jika selama ini Mama selalu lebih sayang kepada si Adik, si Kakak cenderung akan membenci adiknya.
Tidak menutup kemungkinan bagi si Kakak mencelakai si Adik supaya dirinya bisa menerima perhatian yang seharusnya ia dapatkan.
4. Anak yang diprioritaskan akan menjadi manja
Si Adik yang selalu Mama elu-elukan sudah dipastikan akan tumbuh menjadi pribadi yang manja. Juga timbul perasaan berkuasa karena apa yang ia inginkan selalu ia dapatkan selama ini.
Nah, ini sangat buruk bagi masa depan anak, Ma. Si Adik nantinya tidak mampu bersosialisasi dengan teman sebayanya. Ia akan bersikap sesuka hati yang akhirnya membuatnya dijauhi banyak orang.
Tips agar Mama menjadi Orangtua yang Lebih Adil
Pastinya Mama tidak mau dampak buruk yang telah disebutkan di atas terjadi pada anak hanya karena sifat favoritisme yang Mama lakukan, kan?
Maka dari itu, ada sejumlah tips yang bisa Mama pahami agar menjadi orangtua yang adil pada anak, di antaranya:
- Mama harus terlebih dahulu sadar akan apa yang telah Mama perbuat. Pilih kasih pada anak adalah perbuatan yang salah dan Mama harus mencamkan itu baik-baik dalam benak.
- Apabila salah satu anak mama mengeluhkan perbedaan perhatian yang ia dapatkan, jangan diabaikan! Dari situ, Mama bisa mengintrospeksi diri dan mengingat perilaku yang telah diperbuat. Tanyakan pada diri, “apa ada yang kuperbuat menjurus pada tindak pilih kasih?”
- Menyikapi keluhan anak tadi, jangan lupa untuk memberikannya penjelasan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, anak butuh pengertian agar dirinya tidak salah paham. Beritahu kepadanya bahwa ada situasi tertentu yang memang mengharuskan orangtua bersikap pilih kasih.
- Jangan pernah membanding-bandingkan anak. Sekadar mengatakan “Kenapa Kakak nggak bisa kayak Adik?” sebenarnya merupakan sebuah pantangan. Ketika menasihati anak, usahakan untuk menghindari ucapan seperti itu. Anak akan merasa tersudutkan apabila selalu disbanding-bandingkan.
- Terakhir, luangkan waktu untuk masing-masing anak. Sekitar 10 menit saja per hari, Mama bermain bersama si Adik dan kemudian menghabiskan waktu dengan si Kakak. Dengan itu, mereka akan merasa masih diperhatikan oleh orangtua.
Mama sudah baca informasi tentang dampak buruk orangtua pilih kasih pada anak. Orangtua yang sempurna itu memang tidak ada. Meskipun demikian, tidak mustahil bagi Mama untuk berusaha menjadi yang terbaik bagi mereka. Jangan lupa untuk selalu bersikap adil pada anak ya, Ma!
Baca Juga:
- Ma, Ketahui Efek Negatif Jika Suka Membanding-bandingkan Anak
- Inovatif, 12 Ide Hukuman Mendidik yang Bantu Anak Lebih Disiplin
- 7 Cara Mendidik Anak Membiasakan Diri Tepat Waktu