Pentingnya Berbagi dan Peduli pada Anak Yatim Terdampak Pandemi

Tak jarang mereka harus menjadi tulang punggung keluarga

19 Agustus 2021

Penting Berbagi Peduli Anak Yatim Terdampak Pandemi
Freepik/Prostooleh

Selama ini, selalu diberitakan bahwa sektor ekonomi negara sangat berdampak buruk akibat dari pandemi Covid-19. Belum lagi perpanjangan PPKM yang lantas membuat mandek kegiatan dan perekonomian masyarakat.

Namun, pernahkah Mama berpikir nasib para anak yatim terdampak pandemi?

Wabah virus corona telah merenggut nyawa salah satu atau kedua orangtua mereka. Para anak yatim terdampak pandemi lantas harus beralih peran menjadi tulang punggung untuk menghidupi keluarga. Padahal di usia tersebut, mereka masih perlu mengemban pendidikan demi masa depan. 

Melihat kondisi ini, Dompet Dhuafa memberikan bantuan sebagai bentuk perhatian lebih kepada anak-anak yatim.

Untuk berita selengkapnya, berikut Popmama.com sajikan ulasan tentang pentingnya berbagi dan peduli pada anak yatim terdampak pandemi.

Editors' Pick

1. Anak yatim terdampak pandemi rentan kehilangan motivasi meniti masa depan

1. Anak yatim terdampak pandemi rentan kehilangan motivasi meniti masa depan
Dok. Dompet Dhuafa

Virus Corona tidak hanya membuat anak-anak kehilangan dengan orangtua mereka, namun mereka juga rentan kehilangan motivasi untuk melanjutkan kehidupan di masa depan. 

Hal ini tentu sangat dimengerti karena mereka yang masih beliau harus dipaksa untuk dewasa terlalu cepat. Jika sebelumnya ada ayah dan ibu yang mengurusi ekonomi keluarga, sekarang mereka yang harus mengambil alih perannya. 

Alhasil, anak-anak yatim terdampak pandemi, terlebih yang ditinggal kedua orangtuanya, tidak sempat lagi memikirkan pendidikan, cita-cita, dan masa depan. Pikiran mereka telah disibukkan dengan 'bagaimana caranya supaya tetap bisa makan setiap hari'.

"Banyak anak-anak yatim saat ini harus menjadi tulang punggung keluarga dalam menggerakkan ekonomi keluarga setelah meninggalnya orang tua akibat pandemi Covid-19," kata Ahmad Faqih Syarafaddin selaku General Manajer Resources Mobilization.

2. Dompet Dhuafa mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dan ikut peduli

2. Dompet Dhuafa mengajak masyarakat berpartisipasi ikut peduli
Dok. Dompet Dhuafa

Sebagai sebuah lembaga Filantropi Islam yang memiliki misi untuk memberdayakan kaum duafa, Dompet Dhuafa telah menyalurkan banyak bantuan kepada anak-anak yatim terdampak pandemi dalam kerjasamanya dengan tim Gugus Tugas Cekal Corona.

Tidak hanya itu saja, lembaga yang sudah berkontribusi bagi masyarakat selama 28 tahun tersebut juga telah mencanangkan sejumlah program untuk kesejahteraan anak-anak yatim. 

"Berbagai program akan kami gulirkan seperti bantuan pendidikan, jaminan kesehatan, pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari, serta pemberian paket school kits dan lain-lain bagi anak yatim,” Faqih menuturkan.

Tentu pemerintah Indonesia memberikan dukungan penuh terhadap kiat yang dilakukan Dompet Dhuafa. Lembaga tersebut juga akan memanfaatkan dukungan dari para mitra, donatur, dan para pemangku jabatan untuk merealisasikan rencana program kesejahteraan anak-anak yatim terdampak pandemi.

Namun supaya gerakan ini dapat berjalan semakin lancar, Dompet Dhuafa juga tak lupa mengajak partisipasi seluruh masyarakat untuk ikut peduli anak yatim. 

"Dompet Dhuafa menjadi jembatan mediator masyarakat [sehingga] harus hadir di tengah mereka dan mengajak masyarakat lainnya untuk ikut menjadi bagian penting dalam sinergi bantu yatim, khususnya di bulan Muharam ini yang biasa dikenal dengan bulan yatim,” imbuh Faqih.

3. Program tersebut juga sejalan dengan misi KPAI

3. Program tersebut juga sejalan misi KPAI
Dok. Dompet Dhuafa

Dukungan yang dikerahkan Dompet Dhuafa kepada anak yang orangtuanya meninggal akibat pandemi Covid-19 nyatanya sejalan dengan misi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). KPAI juga menyadari bagaiamana pandemi memengaruhi anak secara fisik dan psikologis. 

"Berdasarkan survei KPAI pada tahun 2020, keluarga yang pendapatannya menurun itu tampaknya juga memiliki hubungan signifikan bagi pelemahan pemenuhan hak gizi anak. Ada 26,6 persen pemenuhan hak gizi anak tampaknya lebih buruk dibandingkan sebelum Covid-19," papar Ketua KPAI, Dr. Susanto, MA, dalam Rapat Koordinasi Nasional pada Kamis (12/8/2021).

Efek negatif bagi anak yang nyata tersebut lantas mendorong KPAI untuk berupaya memenuhi hak-hak anak terdampak Covid-19. Sebagai contoh, lembaga tersebut melakukan kerja sama lintas sektor dan mendirikan Sekretariat Bersama Pendataan Anak untuk melakukan pendataan terpadu perihal anak korban kehilangan orangtua selama pandemi.

Itulah tadi ulasan tentang pentingnya berbagi dan peduli pada anak yatim terdampak pandemi. Semoga dengan adanya gerakan yang diinisiasi oleh KPAI dan Dompet Dhuafa tersebut, seluruh anak Indonesia yang terdampak pandemi dapat tumbuh dengan baik dan hidup sejahtera ya, Ma. 

Baca juga:

The Latest