Sejarah Prestasi Bulu Tangkis Indonesia di Kancah Internasional
Anak mama yang gemar badminton juga perlu tahu tentang sejarah bulu tangkis Indonesia
3 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berbicara soal bulu tangkis, prestasi Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Mulai dari zaman Liem Swie King, Susy Susanti, dan hingga sekarang, bisa dibilang Indonesia masih cukup berjaya di bidang olahraga tersebut.
Terlebih lagi di pertandingan Olimpiade Tokyo 2020, meskipun bukan keluar sebagai juara umum, Indonesia berhasil membawa pulang dua medali, yakni sebuah emas dan sebuah perunggu.
Itu semua bisa terjadi atas kerja keras pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii-Apriyani Rahayu, dan Anthony Sinisuka Ginting untuk nomor tunggal putra.
Namun, prestasi bulu tangkis Indonesia tidak sampai situ saja lho, Ma. Nah, untuk mengetahui informasi selengkapnya, simak informasi dari Popmama.com tentang sejarah prestasi bulu tangkis Indonesia di kancah internasional.
Anak mama yang gemar badminton wajib banget baca!
1. Sejarah munculnya bulu tangkis di Indonesia
Sebelum melihat lebih jauh tentang sejarah prestasi bulu tangkis Indonesia, terlebih dahulu anak mama perlu tahu tentang bagaimana olahraga tersebut bisa masuk di Indonesia.
Jadi, bulu tangkis pertama kali masuk ke Indonesia sekitar tahun 1930-an. Sebelumnya, negara tetangga, Malaysia dan Singapura, sudah lebih dulu mengenalnya. Hal ini karena Inggris yang dulu menjajah mereka sempat memperkenalkan olahraga tersebut.
Awalnya, organisasi yang menaungi bulu tangkis Indonesia belum dibentuk, Ma. Baru ada dua perkumpulan bulu tangkis Indonesia paling pertama, yakni Bataviase Badminton Bond dan Bataviase Badminton League, yang muncul pada 1933. Di tahun 1951-lah, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pun didirikan.
Sejak tahun 1934, bulu tangkis menjadi olahraga yang semakin populear dan sudah ada sejumlah kejuaraan yang diadakan di sekitaran Bandung. Namun setelah terbentuknya PBSI, para atlet badminton Indonesia mampu mengepakkan sayap di pertandingan-pertandingan internasional.
Tradisi tersebut berjalan bahkan hingga sekarang. Banyak pebulu tangkis kebanggaan Indonesia yang bahkan berhasil menorehkan prestasi di pertandingan seperti All England, SEA Games, ataupun Olimpiade.
2. Pebulu tangkis berprestasi Indonesia
Ketika membahas prestasi bulu tangkis Indonesia, pastinya belum lengkap kalau tidak membicarakan atletnya ya, Ma. Nah, yuk simak daftarnya di bawah ini!
Kalau Mama sering mengikuti berbagai pertandingan badminton, tentu sudah sangat tidak asing dengan nama-nama berikut.
Liem Swie King
Atlet bulu tangkis Indonesia yang berprestasi pertama adalah Liem Swie King. Lebih tepatnya, King merupakan seorang legenda di perbulutangkisan Tanah Air.
Pebulu tangkis yang aktif di antara tahun 1970-an hingga 1980-an ini sudah banyak menorehkan prestasi. Untuk kejuaraan All England sendiri, ia berhasil mendapatkan tiga gelar juara di tahun 1978, 1979, dan 1981.
Atas prestasi tersebut, King dikenal sebagai salah satu pebulu tangkis terbaik Indonesia sepanjang masa. Bahkan, ia pernah dianugerahkan Hall Of Fame oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) pada Mei 2004.
Rudy Hartono
Kepiawaian Rudy Hartono dalam mengendalikan permainan membuatnya dijuluki sebagai seorang "wonderboy". Kemampuan ini lantas juga mencatatkan dirinya dalam Guiness Book of World Record. Pasalnya, ia telah berhasil menjuarai All England sebanyak 8 kali dan meraih 4 gelar untuk Thomas Cup.
Tidak hanya itu saja, Rudy bahkan berhasil mencatatkan prestasi atas kerja kerasnya menyabet 23 gelar juara turnamen dunia. Pantaslah dirinya dijuluki pebulu tangkis terbaik dalam sejarah prestasi bulu tangkis Indonesia.
Editors' Pick
Susy Susanti
Ketika mendengar nama Susy Susanti, pasti Mama langsung tahu kalau dirinya adalah salah seorang legenda bulu tangkis Tanah Air. Susy sudah tak perlu diragukan lagi karena dunia pun telah mengakui kehebatannya.
Kesuksesan Susy dalam bulu tangkis mencapai puncaknya di masa Olimpiade Barcelon 1992. Pasalnya, ia berhasil mencatatkan namanya sebagai atlet Indonesia pertama yang mampu meraih medali emas di ajang tersebut.
Taufik Hidayat
Kalau berbicara soal bulu tangkis, maka Taufik Hidayat pun harus ada. Laki-laki tersebut dikenal flamboyan dan berkharisma saat sedang bermain di lapangan.
Dalam sejarah prestasi bulu tangkis Indonesia, Taufik telah mengumpulkan banyak gelar prestisius lho, Ma. Beberapa di antaranya seperti gelar juara dunia, enam gelar juara Indonesia Open, dan medali emas di Olimpiade Athena 2004.
Selain itu, pebulu tangkis Tanah Air yang satu ini juga masuk dalam jajaran Fantastic Four tunggal putra dunia bersama Lin Dan (Tiongkok), Lee Chong Wei (Malaysia) dan Peter Gade (Denmark). Keren ya, Ma?
Hendra Setiawan
Masih aktif dalam berbagai kompetisi bulu tangkis, Hendra Setiawan dikenal piawai sewaktu bermain untuk nomor ganda putra.
Puncak kesuksesan Hendra terjadi ketika dirinya dan mendiang Markis Kido berhasil menjatuhkan pasangan ganda putra legendaris Tiongkok, Cai Yun/Fu Haifeng, di babak final Olimpiade Beijing 2008. Alhasil, keduanya pun menyumbangkan sebuah medali emas untuk Indonesia.
Kini, Hendra mantap bermain dengan pasangannya yang sekarang, Muhammad Ahsan. Bahkan, keduanya kerap kali disapa dengan "The Daddies" oleh para pencinta badminton Tanah Air. Wah, kenapa dipanggil begitu, ya?
Liliyana Natsir
Liliyana Natsir juga mencatatkan namanya dalam sejarah prestasi bulu tangkis Indonesia sebagai pebulu tangkis perempuan hebat yang bangsa ini miliki. Butet, begitulah sapaan akrabnya, sudah bergaul dengan raket dan kok sejak umurnya masih 9 tahun.
Butet sendiri telah menghibahkan dua buah medali dari ajang Olimpiade untuk nomor ganda campuran, yakni medali perak di Olimpiade Beijing 2008 dan emas di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Di samping itu, Butet sangat disayangi pencinta bulu tangkis Tanah Air lho, Ma. Bahkan di saat dirinya sudah gantung raket pada 27 Januari 2019, tagar #ThankYouButet diramaikan oleh warganet di media sosial.
3. Sejarah prestasi bulu tangkis Indonesia di ajang All England
Buat Mama yang belum tahu, All England merupakan salah satu ajang bulu tangkis yang paling bergengsi di dunia. Pertandingan pertamanya diadakan pada tahun 1898 di Gildford dan terakhir kali berlangsung pada 17–21 Maret 2021 di Birmingham.
Dalam pertandingan tersebut, Indonesia sudah banyak menorehkan prestasi lho, Ma. Buktinya, Indonesia menduduki posisi keempat, setelah Inggris, Denmark, dan Tiongkok, sebagai negara yang paling banyak mengumpulkan gelar di All England, yakni sebanyak 48 gelar.
Dari semua perolehan tersebut, nama Tan Joe Hok menjadi atlet Indonesia yang pertama kali mempersembahkan gelar juara pada All England 1959. Meskipun demikian, Rudy Hartono nampaknya lebih populer karen dalam sejarah prestasi bulu tangkis Indonesia, ia dijuluki sebagai raja tunggal putra All England.
Bukan hanya Rudy Hartono semata, berikut beberapa pebulu tangkis Indonesia lain yang mendapat gelar terbanyak di kejuaraan All England:
- Rudy Hartono - 8 gelar (1968, 1969, 1970, 1971, 1972, 1973, 1974, 1976)
- Tjun Tjun/Johan Wahjudi - 6 gelar (1974, 1975, 1977, 1978, 1979, 1980)
- Susy Susanti - 4 gelar (1990, 1991, 1993, 1994)
- Liem Swie King - 3 gelar (1978, 1979, 1981)
- Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir - 3 gelar (2012, 2013, 2014)
4. Sejarah prestasi bulu tangkis Indonesia di ajang SEA Games
Indonesia juga nggak kalah ambisius dalam mengikuti perhelatan SEA Games, Ma. Dalam sejarah prestasi bulu tangkis Indonesia di kancah internasional, tercatat kurang lebih 59 medali emas yang telah dipersembahkan para atlet bulu tangkis di ajang tersebut.
Pertama kali berpartisipasi sejak di SEA Games 1977 Kuala Lumpur, Indonesia mengirimkan pebulu tangkis jagoannya. Beberapa nama, seperti Liem Swie King, Tjun Tjun, Johan Wahjudi, dan Theresia Widiasuti, pun tidak pulang dengan tangan hampa. Setidaknya, mereka mampu meraih 6 emas kala itu.
Pencapaian Indonesia tentu tidak madek di situ saja. Selengkapnya, berikut daftar prestasi bulu tangkis Indonesia di SEA Games 1977–2017:
- SEA Games 1977 Kuala Lumpur: sektor individu 4 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 1979 Jakarta: sektor individu 4 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 1981 Manila: sektor individu 5 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 1983 Singapura: sektor individu 4 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 1985 Bangkok: sektor individu 4 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 1987 Jakarta: sektor individu 5 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 1989 Kuala Lumpur: sektor individu 5 emas; beregu 1 emas (putri);
- SEA Games 1991 Manila: sektor individu 5 emas; beregu 1 emas (putri);
- SEA Games 1993 Singapura: sektor individu 4 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 1995 Chiang Mai: sektor individu 4 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 1997 Jakarta: sektor individu 5 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 1999 Bandar Seri Begawan: sektor individu 3 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 2001 Kuala Lumpur: sektor individu 3 emas; beregu 1 emas (putri);
- SEA Games 2003 Hanoi & Ho Chi Minh City: sektor individu 2 emas; beregu 1 emas (putra);
- SEA Games 2005 Manila: sektor individu 4 emas; beregu 0 emas;
- SEA Games 2007 Nakhon Ratchasima: sektor individu 5 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 2009 Vientiane: sektor individu 3 emas; beregu 1 emas (putra);
- SEA Games 2011 Palembang & Jakarta: sektor individu 4 emas; beregu 1 emas (putra);
- SEA Games 2013 Naypyidaw: sektor individu 3 emas; beregu (tidak dipertandingkan);
- SEA Games 2015 Singapura: sektor individu 2 emas; beregu 1 emas (putra);
- SEA Games 2017 Kuala Lumpur: sektor individu 1 emas; beregu 1 emas (putra);
- SEA Games 2019 Manila: 3 emas, 2 perak, dan 2 perunggu.
5. Sejarah prestasi bulu tangkis Indonesia di Olimpiade
Bisa dibilang, bulu tangkis merupakan salah satu yang paling diandalkan Indonesia untuk meraih medali. Bahkan, sudah menjadi tradisi medali emas datang dari cabang badminton.
Sejak pertama kali diresmikan menjadi cabor di tahun 1992, Merah Putih telah menunjukkan performa yang ciamik di perhelatan empat tahunan tersebut. Perolehan medali Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992 pun semuanya berasal dari badminton.
Sempat absen menyumbangkan medali di Olimpiade 2012, namun tradisi yang ada selama ini masih berjalan dan kembali dihidupkan oleh pasangan ganda putri, Greysia Polii-Apriyani Rahayu, di Olimpiade Tokyo 2020.
Selengkapnya, berikut perolehan medali Indonesia dari cabang bulu tangkis sejak Olimpiade 1992 hingga sekarang:
1. Olimpiade Barcelona 1992
Emas: Susy Susanti (Tunggal Putri), Alan Budikusuma (Tunggal Putra)
Perak: Ardy Wiranata (Tunggal Putra), Eddy Hartono/Rudy Gunawan (Ganda Putra)
Perunggu: Hermawan Susanto (Tunggal Putra)
2. Olimpiade Atlanta 1996
Emas: Ricky Subagja/Rexy Mainaky (Ganda Putra)
Perak: Mia Audina (Tunggal Putri)
Perunggu: Antonius Ariantho/Denny Kantono (Ganda Putra), Susy Susanti (Tunggal Putri)
3. Olimpiade Sydney 2000
Emas: Candra Wijaya/Tony Gunawan (Ganda Putra)
Perak: Tri Kusharjanto/Minarti Timur (Ganda Campuran), Hendrawan (Tunggal Putra)
Perunggu: -
4. Olimpiade Athena 2004
Emas: Taufik Hidayat (Tunggal Putra)
Perak: -
Perunggu: Eng Hian/Flandy Limpele (Ganda Putra), Sony Dwi Kuncoro (Tunggal Putra)
5. Olimpiade Beijing 2008
Emas: Markis Kido/Hendra Setiawan (Ganda Putra)
Perak: Liliyana Natsir/Nova Widianto (Ganda Campuran)
Perunggu: Maria Kristin Yulianti (Tunggal Putri)
6. Olimpiade London 2012
Emas: -
Perak: -
Perunggu: -
7. Olimpiade Rio de Janeiro 2016
Emas: Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad (Ganda Campuran)
Perak: -
Perunggu: -
8. Olimpiade Tokyo 2020
Emas: Greysia Polii/Apriyani Rahayu (Ganda Putri)
Perak: -
Perunggu: Anthony Sinisuka Ginting (Tunggal Putra)
Itulah informasi tentang sejarah prestasi bulu tangkis Indonesia di kancah internasional. Kemenangan-kemenangan tadi menunjukkan bahwa kemampuan para atlet bulu tangkis Indonesia sangat berjasa dalam mengharumkan nama bangsa.
Semoga bermanfaat dan mengedukasi ya, Ma!
Baca juga:
- 6 Fakta Pebulu Tangkis Greysia Polii, Juara Grup A Olimpiade Tokyo!
- 8 Potret Atlet Bulu Tangkis Kevin Sanjaya dan Keluarga yang Harmonis
- Usia Bukan Halangan! Ini 7 Atlet Tertua di Olimpiade Tokyo 2020