5 Upacara Adat dari Yogyakarta
Menghanyutkan gunungan merupakan salah satu upacara adat yang ada di Yogyakarta
23 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kata orang, Yogyakarta kota istimewa dengan sejuta kenangan. Ibukota dari Daerah Istimewa Yogyakarta ini unik dengan tradisi yang masih melekat dalam kehidupannya.
Sampai hari ini Yogyakarta memiliki banyak tradisi yang masih dilakukan, dalam setiap acara penting terdapat upacara adat yang tidak boleh dilewatkan.
Upacara adat dilakukan selain sebagai bentuk perayaan juga sebagai upaya pelestarian budaya.
Nah, apa aja sih upacara adat yang ada di Yogyakarta? Kapan dilaksanakannya upacara tersebut? berikut Popmama.com telah rangkumkan, Yuk simak penjelasan berikut ini!
1. Sekaten
Sekaten adalah upacara adat yang dilakukan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Umumnya dilaksanakan setahun sekali pada tanggal 5 sampai 1 Rabi’ul Awal pada kalender Jawa.
Upacara ini sudah dilakukan sejak lama, oleh nenek moyang orang Jawa sebagai bentuk selamatan atau sesaji untuk leluhur sebelum masuknya agama Islam.
Setelah Islam masuk, Sekaten digunakan sebagai sarana penyebaran agama dengan kesenian gamelan, dilakukan secara 7 hari berturut-turut.
Upacara dimulai dengan nabuh gamelan, pemindahan gamelan ke halaman masjid besar, hadirnya Sri Sultan, sampai pengembalian gamelan Sekaten ke Kraton.
Editors' Pick
2. Grebeg Muludan
Setelah berakhirnya upacara Sekaten, masyarakat Yogyakarta melakukan upacara Grebeg Muludan yang dilaksanakan pada tanggal 12 Rabi’ul Awal sebagai rasa syukur atas kemakmuran yang diberikan oleh tuhan.
Upacara Grebeg Muludan dilakukan dengan iring-iringan abdi dalem yang membawa gunungan beras ketan, makanan, buah-buahan, hingga sayuran menuju Masjid Agung.
Masyarakat percaya bahwa gunungan makanan tadi membawa berkah, jadi banyak orang yang berlomba-lomba untuk mendapatkan bagian dari gunungan yang dianggap sakral untuk ditanam di ladang miliknya.