5 Dampak Kesehatan Mental Jika Orangtua Sering Mengekang Anak
Ketahui yuk, Ma! Dampak kesehatan mental akibat orangtua sering mengekang anak
9 Februari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mengekang dapat diartikan sebagai tindakan untuk membatasi kebebasan anak. Memang, setiap pasangan yang menikah harus siap fisik dan mental karena akan memiliki anak di kemudian hari.
Akan tetapi, menjadi orangtua pun juga tidak bisa sembarangan, sebab tugas sebagai orangtua bukan hanya membesarkannya namun juga harus bisa mendidiknya dengan baik.
Dalam mendidik inilah ada satu kesalahan yang bisa dikatakan cukup banyak dilakukan para orangtua, kesalahan apa ya, Ma?
Yap! Mengekang atau overprotective pada anak.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Dr Mai Stafford dari University College London dilakukan kepada 5.000 orang yang lahir pada tahun 1946.
dr. Stafford melakukan survei terhadap pola asuh orangtua dan bagaimana kehidupan anak bertahun-tahun kemudian.
"Peran orangtua sangat penting dalam pembentukan kesejahteraan mental generasi mendatang. Untuk itu, kesehatan mental seseorang dapat dilihat dari bagaimana orangtuanya memperlakukan mereka," tutur Dr Stafford, dalam The Journal of Positive Psychology yang dikutip dari Mirror.
Sebagai orangtua, tentu menginginkan hal yang terbaik untuk anak. Mama pun ingin sekali berusaha untuk menjaga anak dan khawatir akan terjadi hal yang tidak semestinya pada anak.
Namun tanpa disadari, mengekang anak dapat berdampak buruk bagi perkembangan mentalnya lho, Ma.
Lantas mengapa itu bisa terjadi? Untuk lebih jelasnya, berikut Popmama.com akan merangkum lima dampak kesehatan mental jika orangtua sering mengekang. Yuk simak, Ma!
1. Anak jadi lebih menyukai kesendirian dan menjadi individualis
Dampak negatif pertama untuk kesehatan mental anak jika sering mengekangnya adalah anak akan lebih banyak menghabiskan waktu kesendiriannya. Ia merasa sudah terlalu nyaman dengan dunianya dan tentu saja ini bukanlah hal yang baik untuk pembentukan karakternya.
Sebab, ada saatnya di mana ia membutuhkan orang lain dan berinteraksi dengan teman-temannya. Dengan anak lebih banyak menghabiskan waktu sendiri, ini bisa memicu munculnya sikap individualism pada diri anak.
Sikap individualis inilah yang bisa jadi membuat anak menjadi sosok yang tidak peka dengan keadaan sosial dan muncul hal buruk seperti ikatan batin antara orangtua dan anak akan semakin longgar. Dan perlu diketahui, Ma sikap individualis juga bisa menjadi cikal bakal munculnya sikap egois dalam diri anak.
Maka dari itu, jangan terlalu mengekang anak dengan sering ya, Ma?
Editors' Pick
2. Anak merasa tidak punya kebebasan dan lebih gampang stres
Kebebasan adalah kebutuhan bagi setiap orang termasuk anak-anak. Bukan tidak mungkin ketika mereka dikekang dan terlalu diatur bisa membuatnya merasa tidak nyaman tinggal di rumah, selain itu perasaan jenuh bisa muncul dalam diri anak. Sehingga bukannya menjadikannya lebih baik justru memunculkan masalah baru dalam diri anak.
Jika dirinya sudah merasa tidak punya kebebasan, hal inilah yang dapat memicu tingkat stres pada anak.
Jika sejak kecil, anak sudah mudah stres maka tingkat emosinya juga tidak akan stabil, dikhawatirkan ketika dewasa bisa mengakibatkan dirinya tumbuh menjadi sosok yang mudah emosi atau marah.